Mohon tunggu...
Nuniek Widyanti
Nuniek Widyanti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

passionate writer, lifetime learner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Evil Has A Beginning

13 Juli 2014   20:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:27 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul : Maleficent (2014) Pemain : Angelina Jolie, Elle Fanning, Sharlto Copley Sutradara : Robert Stromberg Genre : Action, Adventure, Family Rating : 4/5 Pada saat film ini tayang di bioskop Indonesia, teman-teman saya di path banyak yang check in dan posting is watching Maleficent dan tanggapan mereka sebagian besar positif. Tentu euforia ini menambah rasa penasaran saya, tak ketinggalan waktu menontonnya saya pun melakukan hal yang serupa (check in, is watching, ditambah withnya hihi). Setelah menontonnya, saya pun sependapat dengan mereka. Film ini layak tuk di tonton. Evil has a beginning, begitulah slogan dari film ini. Menarik bukan? Sepertinya itu yang ingin diceritakan dalam film ini, alkisah sisi gelap dari Maleficent muncul ke permukaan. Satu hal menarik ketika pada umumnya cerita-cerita dongeng putri Walt Disney menjadikan tokoh protagonis sebagai pemeran utamnya, film ini mengambil sisi tokoh antagonis sebagai focus utamanya.  Bahkan salah satu posternya bertuliskan "Let us tell an old story new".

Awal mulanya Maleficent adalah gadis baik hati yang tumbuh di sebuah kerajaan di hutan, hingga suatu hari tentara kerjaan menyerang mengancam keharmonisan tempat tinggal Maleficent. Serang balik oleh Maleficent tak berjalan mulus, hingga ia menderita pengkhianatan kejam, yang kemudian mengubah hatinya yang lembut menjadi sekeras batu. Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari cerita ini adalahgood guys can go bad. Tak perlu jauh-jauh, terkadang orang-orang di sekitar kita atau mungkin diri kita sendiri pernah seperti itu. Yang awal mulanya kita kenal baik, tiba-tiba bisa berubah menjadi sosok yang tak lagi kita kenali, sosok yang berbeda, sosok yang dulu kita senangi berubah menjadi sosok yang menyebalkan dan seenaknya sendiri. Atau ketika kita berbuat baik pada orang lain, ternyata tanggapan mereka malah sebaiknya, terus sakit hati deh, bikin mikir, percuma dibaikin kalau tanggapannya kayak gitu (ngambek). Tapi apa lantas, mendendam, balas dendam atau ikut-ikutan menjadi jahat adalah solusinya? Maleficent selain berubah menjadi sosok yang jahat ia pun melancarkan aksi balas dendam. Aksi balas dendam ia lancarkan pada Aurora, putri dari King Stefan (orang yang udah bikin dia sakit hati).

"Listen well you all! The princess will indeed grow in grace and beauty. But before the sunset on her sixteenth birthday, she will prick her finger on a spindle of a spinning wheel, and she will fall into a sleep lika a death!"

Begitulah penggalan kutukan Maleficent pada Aurora. Dendam Maleficent terbalas, tapi apa lantas ia senang? Sebaliknya ia menyimpan penyesalan dan rasa bersalah yang cukup dalam. Satu lagi pelajaran yang bisa dipetik, balas dendam itu percuma, yang ada malah kitanya yang nyesal-nyesal sendiri. Kalau ada yang bikin sakit ati, ambil hikmahnya aja, kalau gak mau kitanya sendiri yang capek atau menyesal. Maleficent pun mengakui kalau ia terbawa dendam dan benci, seperti penggalan kata-katanya ini:

Bagi yang ketinggalan nonton di bioskop, DVDnya sudah beredar di pasaran, worth to watch, menurut saya lesson learned di film ini dapat banget (trailer: link).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun