Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Social CRM Part 2: Start with DATABASE

5 Oktober 2012   17:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya saya membahas mengenai gambaran umum Social CRM. Setelah paham bahwa Social CRM ini penting. Lalu apa? Apakah harus berpikir serumit itu? Kalau dengan sistem yang begitu pasti mahal dong, susah implementasinya, dan akan ada ribuan alasan lainnya.

Sebenarnya untuk memulainya, Anda bisa melakukannya dengan sangat sederhana. Kumpulkanlah database setiap kali membuat brand campaign. Coba bayangkan, berapa banyak kampanye di digital, event, dll yang dilakukan dalam satu tahun?

Apakah satu kegiatan dan kegiatan lain punya kesinambungan? Apakah Anda hanya membiarkan orang-orang yang terlibat dalam brand campaign itu pergi begitu saja, dan kehilangan jejak mereka? Bukankah mereka yang pernah ikut brand campaign Anda, kemungkinan akan tertarik untuk ikut kegiatan Anda yang lainnya?

Kalau kita punya database siapa mereka, dan medium apa yang bisa kita kontak ke mereka, maka akan mudah untuk mengundang mereka lagi di kemudian hari. Jadi Anda tidak harus sibuk menjaring audiens baru setiap saat membuat brand campaign.

Investasi yang Anda keluarkan di setiap kali kegiatan akan sama saja, tapi apabila Anda berpikir tentang jangka panjang, dan mau mengumpulkan database mereka. Maka ini akan sangat bermanfaat, dengan peningkatan biaya yang tidak signifikan. Katakanlah Anda hanya akan butuh biaya tambahan untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.

Tapi bayangkan betapa banyak yang bisa dihasilkan di masa depan, termasuk penurunan biaya campaign di masa depan? tapi tentu saja, perlu diingatkan dari awal pengumpulan database tidak akan memenuhi kriteria peningkatan sales jangka pendek. Tapi sebagai brand manager atau owner, Anda harus berpikir jauh ke depan terhadap brand yang dikelola. Ingatlah digital strategy dan social media strategy, punya kekuatan yang sangat luas. Jadi jangan sia-siakan kesempatan ini. Setuju?

Lalu database apa yang dikumpulkan? Akan diapakan dari database itu? Saya akan membahas di tulisan-tulisan berikutnya.

Tuhu Nugraha Dewanto

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun