Di negeri yang katanya ingin mengangkat musik Indonesia, situasinya malah bikin geleng kepala: pengusaha hotel, kafe, dan restoran justru takut memutarnya.
Bukan karena lagunya fals atau liriknya bikin ngantuk, tapi karena risiko kena tagihan royalti yang jumlahnya bisa bikin laporan keuangan ikut berduka.
Akibatnya, banyak tempat memilih "jalan sunyi": speaker dimatikan, suasana sepi, dan pelanggan hanya ditemani suara sendok bertemu piring. Padahal, musik itu penting. Tanpa musik, makan jadi hambar meskipun sambalnya level neraka.
Nah, di sinilah ide ini masuk: ganti semua playlist dengan lagu perjuangan. Gratis, legal, dan punya efek samping yang justru positif: bikin suasana makan seperti perayaan kemerdekaan setiap hari.
Bagaimana Penerapannya?
Bayangkan:
Begitu tamu masuk, alih-alih disambut lagu Top 40 yang rawan tagihan, terdengar intro "Maju Tak Gentar". Perut yang tadinya loyo langsung bersemangat, seolah siap berperang melawan nasi goreng jumbo.
Di jam makan siang yang ramai, "Halo-Halo Bandung" menggema. Perebutan meja kosong mendadak terasa seperti mempertahankan benteng terakhir dari serangan lawan.
Setelah piring bersih tak tersisa, "Garuda Pancasila" mengalun. Pelanggan merasa jadi pahlawan kuliner yang sukses menghabiskan menu lokal.
Menuju kasir, "Bagimu Negeri" mengiringi langkah pelanggan, membuat dompet terbuka dengan rasa ikhlas... atau pasrah.
Keuntungan yang Didapat
1. Biaya Royalti Nol Rupiah
Lagu perjuangan adalah warisan bersama. Tidak ada lembaga yang akan datang membawa invoice.