Kepedulian pemerintah bagaimana? Sebaiknya, selama pandemi Covid-19, pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Sosial) mengalokasikan dana khusus bagi para pelajar yang kurang mampu.
Mengapa ada dana bansos untuk membeli sembako, sementara tidak ada bantuan bagi pelajar yang kesulitan mengakses PJJ? Sekali lagi, nominal bansos tidaklah besar dan tidak cukup untuk disisihkan membeli kuota internet. Mudah-mudahan pemerintah segera memikirkan hal ini.
Jangan Jual Diri, tapi Jualan Cilok Saja!
Kisah miris pelajar SMP di Batam di atas seharusnya tidak sampai terjadi. Sembari menunggu kepedulian orang-orang berkepentingan, para pelajar yang kesulitan di masa pandemi Covid-19 mestinya bisa menahan diri untuk melakukan perbuatan yang melanggar norma dan moral.
Berkebalikan dengan sikap pelajar SMP di Batam, pelajar kelas VI SD di Kota Solo ini justru kreatif mencari uang. Sama tujuannya, uang yang diperoleh digunakan untuk membeli kuota internet.
Cerita dalam bentuk video tentang Darwin dibagikan oleh Ahmad Thoric di akun instagram pribadinya, @thoric.idn. Thoric menjelaskan bahwa ayah Darwin berprofesi sebagai petugas kebersihan (cleaning service), sementara sang ibu berjualan cilok. Lebih lengkap tentang kisah Darwin, sila klik: "Bocah SD Nyambi Jual Cilok demi Beli Kuota Internet untuk Sekolah Online".
Jualan cilok. Itulah yang dilakukan Darwin supaya bisa membeli kuota internet untuk PJJ atau belajar online. Tentu masih banyak cara lain agar mendapatkan uang. Meskipun kecil, yang penting halal dan tidak "mencoreng seragam".
Sembari menunggu kepekaan hati orang-orang berkepentingan, cara kreatif yang dilakukan Darwin tepat untuk ditiru. Semoga para pelajar yang sedang mengalami kesusahan mau menirunya.
***Â