Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Akan Fokus Bangun SDM, Kuncinya Ada di Tangan Guru

3 Mei 2019   22:25 Diperbarui: 3 Mei 2019   22:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai tahun ini pemerintah berencana mengalihkan fokus pembangunan dari infrastruktur ke sumber daya manusia (SDM). Pengalihan tersebut dilakukan bukan karena keberadaan infrastruktur sudah terpenuhi, namun supaya pembangunan berimbang. Patut diakui, selama empat tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, infrastruktur di Indonesia cukup maksimal terbangun dan merata, meski ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi.

Pembangunan SDM dimaksudkan tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek dan menengah, akan tetapi lebih kepada jangka panjang. Orientasinya adalah bagaimana meningkatkan kualitas, mengimbangi pertumbuhan populasi, serta menjawab kebutuhan dan tantangan zaman. Manusia Indonesia diharapkan mampu hidup dan beradaptasi sesuai kondisi dunia yang terus mengalami perubahan.

Ke depan, ada sekian banyak misi Indonesia, antara lain pada 2025 dan 2030 ditargetkan bisa menempati posisi urutan teratas kekuatan ekonomi global, masing-masing 10 besar dan selanjutnya 5 besar dunia. Tentu selain sektor ekonomi, sektor-sektor unggul lainnya ikut terangkat pada waktu yang bersamaan.

Dalam rangka menyongsong usia 100 tahun merdeka, pada 2045 Indonesia juga punya beberapa visi besar yang diperuntukkan bagi generasi muda saat ini di masa depan, yang mencakup 5 aspek yakni demokrasi, politik, hukum, sosial, budaya, dan pendidikan. Visi yang disebut untuk para "Generasi Emas" ini belakangan dirancang oleh para pemuda-pemudi dari 34 provinsi dan organisasi diaspora pada 2018 yang lalu.

"Ini benar-benar untuk masa depan mereka, karena Indonesia 100 tahun nanti, milenial ini akan ada di puncak usia produktif mereka. Mereka akan berumur 40-51 tahun, jadi memang ini dokumen untuk mereka," kata Dino Patti Djalal, Ketua Indonesian Diaspora Newtwork Global (IDN Global) yang turut membimbing para pemuda-pemudi tadi (Jakarta, 11/2/2019).

Produktivitas generasi muda di sini berarti yang terarah, dan supaya bisa terarah maka wajib terdidik dan terampil. Kira-kira demikian gambaran singkat angan-angan yang ingin dicapai Indonesia beberapa tahun ke depan.

Untuk membangun SDM andal dan memiliki daya saing tinggi, pemerintah Indonesia telah mencanangkan banyak hal terkait perhatiannya pada dunia pendidikan.

"Ada lima hal, pemerintah mengalokasikan 20 persen anggaran untuk pendidikan, meningkatkan kualitas guru, manajemen sekolah dan proses belajar-mengajar peserta didik, pendidikan vokasi untuk menghadapai revolusi industri 4.0, teknologi informasi, dan partisipasi sektor swasta," kata Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI (10/10/2018).

Langkah pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan sudah sangat tepat. Manusia mandiri, kompeten dan produktif memang harus dibentuk lewat pendidikan, baik jalur formal, informal dan non formal.

Pemerintah ternyata semakin sadar bahwa untuk mencetak generasi muda yang akan berprofesi di bidang jasa, manufaktur, industri dan sebagainya mau tidak mau harus berurusan dengan yang namanya sekolah dan lembaga pelatihan. Maka sangat tepat pula ketika salah satu sasaran pos anggaran pendidikan dialokasikan untuk meningkatkan kualitas guru.

Gambar: tribunnews.com
Gambar: tribunnews.com
Di tangan guru (di sekolah) lahir seorang pemimpin hebat, pengusaha kawakan, manajer mumpuni, politisi yang merakyat, dan pemerhati sosial dermawan. Dan selanjutnya lewat tangan guru pula para koruptor dan kaum apatis terbentuk. Dua produk pendidikan berbeda ini sangat bergantung pada sistem pengajaran dan pola asuh yang digunakan para guru di sekolah. Artinya betapa rumitnya menjadi seorang guru, tidak boleh asal-asalan dan terpaksa. Di tangan mereka masa depan bangsa ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun