Ampas kelapa hasil pengolahan minyak berbahan kelapa, saya menyebutnya Bolondo (gambar: tyasmerdeka)
Bulan ramadhan yang penuh berkah ini tak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran terhadap anak-anak saya untuk ikut berpuasa terutama si bungsu yang baru saja akan masuk SD tahun ini. Saya biarkan ia ikut puasa sebebasnya dan sekuatnya hingga jam berapapun ia mau berbuka. Alasan saya sepele saja, bukan saja karena ia belum memiliki kewajiban berpuasa dan saya tak mau ia berpuasa karena dipaksa dan memberatkannya. biarlah ia berlatih semampunya.
Di masa kecil dulu saya agak dipaksa untuk ikut berpuasa walau sejatinya saya belum kuat berpuasa, sehingga kadang kebohongan sering saya lakukan di masa kecil dulu, ngakunya puasa padahal sudah minum dan nyuri-nyuri makan kue, heheheh.
Kebetulan di masa kecil saya diasuh oleh nenek dengan kegiatan praktek agama yang sangat kuat, sehingga walau masih belum kuat saya dipaksa untuk latihan berpuasa. Salah satu cara agar saya dan keponakan kecil lainnya tak tergoda makanan atau minuman adalah dengan tidak menyediakan aneka minuman dan makanan di dapur.
Hingga suatu hari saat berpuasa saya mengalami rasa lapar yang luar biasa dan tak bisa menahannya lagi, segera lari ke dapur dan kesalnya tak ada makanan atau kueh yang bisa saya curi untuk berbuka.

Rasa lapar yang tak bisa ditahan lagi membuat penciuman hidung saya begitu kuat sinyalnya hingga mampu mengendus aroma enak yang muncul dari penggorengan yang ditutupi oleh nenek di dapurnya yang masih tradisionil dan menggunakan kayu bakar.
Rupanya nenek baru saja membuat minyak sayur berbahan kelapa, dan ampasnya yang terasa nikmat terendus hidung saya. Setelah tengok kanan kiri segera saja saya ambil sekepalan besar ampas kelapa bekas pembuatan minyak yang biasanya disebut BOLONDO dan langsung kabur ke kebon untuk segera makan BOLONDO tersebut dengan lahapnya. Tentu saja tak lupa seceret air saya bawa pula sebagai temannya. Jadilah hari itu saya kembali tak berpuasa.
Itulah kenangan kecil yang sampai saat ini kadang jadi bahan ejekan antara saya dan keponakan yang dulu sama-sama diasuh nenek.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI