Mohon tunggu...
Nursinta
Nursinta Mohon Tunggu... Editor - pekerja swasta

Menulis dengan Passion. Berpolitik dengan Passion

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Manfaatkan China International Fair for Investment & Trade (CIFIT) 2018 untuk Gaet Investor

14 September 2018   15:13 Diperbarui: 14 September 2018   16:29 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Delegasi perwakilan negara-negara hadiri CIFIT di Xiamen, China | antaranews.com

Kompasian (14/9).  Internation Investement menyelenggarakan kegiatan China International Fair for Investmen & Trade (CIFIT).  Kegiatan investasi internation ini diselenggarakan di International Conference and Exhibition Center, Xiamen, Provinsi Fujian, Tionkok pada 8 -- 11 September 2018 lalu.

CIFIT terdiri atas seminar, forum, investasi internasional, pameran dan syimposium business matchmaking diatas lahan seluas 138 ribu meter persegi. Pada tahun 2016 CIFIT dihadiri lebih dari 120 ribu pengunjung dan dimanfaatkan oleh 5000 exhibitors dari berbagai dunia. Tahun 2018 pengunjung CIFIT tercatat lebih dari 5000 exhibitors.

Delegasi Indonesia hadir dalam kegiatan investasi internasional tersebut, yakni kepala BKPM beserta pihak swasta yang turut memanfaatkan momentum CIFIT untuk meningkatkan investasi masuk ke Indonesia melalui forum investasi internasional, pameran, dan pelaksanaan market sounding dan pertemuan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.

Dalam CIFIT, Kepala BKPM, Thomas T. Lembong menyampaikan pidato di hadapan pemimpin negara lain. Thomas menyampaikan bahwa ancaman terbesar saat ini adalah ketergantunhan berlebihan terhadap Dollar AS sehingga memberikan beban berat terhadap keuangan negraa berkembang di saat negara berkembang jutsru menyumbangkan 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. 

Oleh karena itu di tengah-tengah ketidakpastian dan tantangan yang semakin besar, merupakan hal mendesak bagi negara berkembang untuk secara proaktif mendiversifikasikan investasi, perdagangan dan pariwisata untuk menjauh dari Dollar AS dan beralih ke mata uang lain seperti Poundsterling, Euro, Yen dan Renminbi.

Ketua BPKM beserta pihak swasta peserta CIFIT
Ketua BPKM beserta pihak swasta peserta CIFIT
Untuk mengatasi gejolak yang terjadi diperlukan solusi yang berani dan visioner. Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 dengan populasi terbesar di dunia yaitu 260 juta jiwa dengan persentasi 60 persen penduduk dibawah usia 30 tahun, ekonomi terbesar ke-16 dengan GDP di atas 1 Triliun, serta pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

Indonesia memiliki hubungan baik dengan Tiongkok. Kedepannya Indonesia siap mengembangkan kerjasama lebih jauh dengan Tiongkok dan berbagai negraa di dunia untuk saling mendukung baik di kawasan maupun di dunia. Hal ini mengingat Indonesia juga memiliki kesamaan prinsip yaitu mendukung multilateralisme dan sistem global berdasarkan pada aturan yang ada.

Selain forum investasi internasional, dilaksanakan pula kegiatan Market Sounding atas kerjasama KJRI Guangzhou dan BPKM di sela-sela kegiatan CIFIT, yang dibuka oleh Konjen RI di Guangzhou, Bapak Gustanto.

"pemerintah Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk memperbaiki iklim investasi yang diakui oleh badan-badan di dunia. Perekonomian Indonesia saat ini cukup stabi disertai pertumbuhan ekonomi yang baik serta adanya pembentukan Indonesia Infrastructure Guarantee Fund yang lebih baik kepada investor. 

Hal lainnya yang diinisasi oleh pemerintah adalah pelaksanaan sistem Online Single Submission yang akan mempermudah investor berinvestasi di Indonesia. Marketi sounding dihadiri lebih dari 50 pengusaha dari berbagai perusahaan di Tiongkok yang mencari kesempatan berinvestasi di Indonesia dalam berbagai sektor,"papar Gustanto.

Sementara di tempat lainnya di Xiamen, Duta Besar RI untuk Beijing bersama ketua Kadin untuk investasi, Reza Maspaitella dan Hadi dari Glexindo dan Pemda Papua juga hadir dalam CIFIT bertemu dengan pihak Xiamen Free Trade Zone. Pertemuan dengan Direktur Administrasi Xiamen Area of China (Fujian), Pilot Free Trade Zone (Economic Develompment Bureau) yang diinisiasi oleh Dr. Andrew Zheng, dari Shenzhen Fountain Group untuk mendorong kerjasama Shenzhen Fountain Group, Xiamen Free Trade Zone dengan wilayah Indonesia Bagian Timur khususnya Papua dan Maluku untuk meningkatkan investasi di daerah tersebut 

Sumber :  Kabupatenreport/Achin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun