Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Padang Pariaman Bicara

Surau dan pendidikan: nilai luhur Syekh Burhanuddin

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ziarah, Baiat, Sembahyang Empat Puluh, Warisan Tradisi Madrasatul Ulum Lubuak Pua Sejak Dulu

16 Februari 2025   21:57 Diperbarui: 16 Februari 2025   21:57 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat sedang ziarah di makam Syekh Muhammad Yasin, Sijunjung.

Ziarah ke makam para ulama dan orang keramat, di Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua sudah menjadi kelaziman sejak dulunya. Terutama saat mendekati bulan puasa, para petinggi pesantren ini banyak melakukan ziarah ke berbagai daerah yang ada di Indonesia. Masing-masing guru tuo pada umumnya jadi pimpinan ziarah setiap tahunnya. Pun ziarah keluarga besar pesantren ini juga menjadi perjalanan penting yang dilakukan tiap tahunnya. Jauhnya, ziarah yang dilakukan adalah ke tanah suci, umrah dan haji namanya. Hampir tiap tahun Ahmad Yusuf Tuanku Sidi ini mengangkut jemaah umrah. Dan ini sampai-sampai para ulama di VII Koto Sungai Sariak menjadikan almarhum sebagai pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) kecamatan itu.

Ke Aceh, makamnya Syekh Abdurrauf di Banda Aceh, hamper tiap tahun dilakukannya. Tentu, ziarah yang jauh itu mereka mulai dari Lubuak Pua sendiri, yakni makam Tuanku Bagindo. Ziarah yang juga disebut sebagai wisata relegius, adalah pelajaran penting dalam mengingat bahwa hidup manusia berujung pada kematian.

Makanya, ziarah ke makam ulama yang dianggap bertalian dan berhubungan dengan guru, atau satu paham dengan Mazhab Ahlussunnah waljamaah, itu jauhnya dijalang, dekatnya diturut. Sampai ziarah Walisongo di Pulau Jawa, sepertinya menjadi ajang mengaji dalam berhiburan. Sambil sekalian jalan-jalan.

Yang tidak kalah penting adalah sekalian menggali sejarah perjuangan para ulama dulu itu, dalam mendidik dan membangun para santri serta masyarakat lingkungannya. Para ulama yang hidupnya hanya mengabdi, tidak berharap upah dari kegiatannya. Ulama sungguhan, yang hidup dan kehidupannya diwarnai oleh ibadah.

Menyeru kepada yang baik, melawan kemungkaran dengan caranya, sehingga pengajiannya menyebar jauh ke seantero dunia, tanpa adanya batas dan sekat. Tentu, ziarah demikian adalah bagian terpenting dari menyauk nilai-nilai spiritual yang pernah ditularkan oleh ulama bersangkutan.

Itulah perjuangan para ulama dulu, yang kini makamnya diziarahi oleh keluarga besar Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua ini. Sebutlah Syekh Burhanuddin di Ulakan, tokoh yang telah menularkan kajian Syattariyah. Lalu jauh dibawahnya, Ungku Shaliah Kiramaik, Syekh Muhammad Yatim Mudiak Padang, komplek makam Ampalu Tinggi, Syekh Tuanku Sidi Talue di Toboh Mandahiling, komplek makam Pondok Pesantren Madinatul 'Ilmi Islamiyah Buluah Kasok, Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah Lubuk Pandan, Syekh Ali Imran Hasan Ringan-Ringan, Syekh Musa Tapakis dan ulama liannya, yang menjadi ziarah penting oleh Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua.

Mendatangi dan didatangi. Setidaknya tradisi ziarah seperti ini yang berlaku di kalangan pesantren ini. Kenapa! Ya, mendatangi, karena ziarah itu mendatangi makam ulama terdahulu, dekat diturut jauh dijalang. Saat bulan Rajab sampai puasa menjelang, para pimpinan dan pengurus pesantren ini banyak mendatangi. Seperti hari ini Afrizal Arif Tuanku Mudo memimpin rombongan ziarah ke Aceh. Lalu besoknya, John Hendri Tuanku Labai juga memimpin jemaah lain yang sudah terjadwal melakukan ziarah ke tempat lain. Begitu pula Heri Firmansyah Tuanku Khalifah juga pada hari yang lain memimpin zarah jemaahnya.

H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, pengasuh pesantren ini juga ada dan pernah memimpin jemaah lain yang melakukan ziarah. Begitu pula guru tuo lainnya yang eksis di tengah masyarakat, juga sering dan menjadwalkan ziarah ini tiap tahunnya. Ziarah mendatangi itulah yang dilakukan dan dipimpin oleh Ahmad Yusuf Tuanku Sidi dulunya.

Sementara, ziarah didatangi, adalah ziarah para jemaah dan masyarakat ke Lubuak Pua. Tiap sebentar ada saja jemaah yang ziarah ke komplek makam Tuanku Bagindo, tokoh ulama yang jadi magnet Lubuak Pua ini. Pun ada pula masyarakat yang ziarah, sekalian minta kaji dengan Ahmad Yusuf Tuanku Sidi dan Zainuddin Tuanku Bagindo Basa di Surau Pekuburan itu.

Begitu juga ke Surau Pondok Ketek di Ulakan, yang dipimpin Hery Firmansyah Tuanku Khalifah, tiap sebentar ada saja jemaah yang datang. Jemaah itu ada sekedar dating dan melihat peninggalan Syekh Burhanuddin yang tersimpan di surau itu. Dan banyak pula yang mengaji dengan Tuanku Khalifah Syekh Burhanuddin ke XV ini. Alumni dan salah seorang pendiri Yayasan Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua ini sepertinya lebih banyak didatangi ketimbang mendatangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun