FITK UIN Walisongo Semarang
Tsania Arifiati
1903016022
PAI- 4A
Pentingnya Membangun Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Makna pendidikan merupakan sebuah “Usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan” (H. Fuad Ihsan,2005:1).Usaha-usaha yang dilakukan tersebut menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam kehidupan yang mendatang. Dalam prosesnya, pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan menusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar kelak dimasa mendatang dapat menjadi manusia yang berkualitas baik secara spiritual keagamaan, kepribadian , kecerdasan, akhlak ,serta keterampilan.
“Karakter adalah keutuhan seluruh perilaku psikis hasil pengaruh faktor endogen (genetik) dan faktor eksogen dengan yang lain” (Semiawan,2009). Karakter merupakan bentuk konkrit atau penerapan dari moral, karena karakter terkait dengan moral, sehingga penerapan karakter sendiri dapat terjadi dari kumpulan nilai-nilai yang dijadikan pedoman terhadap suatu hal, apakah itu baik atau buruk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang menyeluruh, karena melibatkan berbagai aspek yakni, aspek pengetahuan (cognitive) , perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Pendidikan karakter tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan tujuan dari pendidikan nasional. Bahwasannya Pemerintah secara sadar menginginkan pembentukan karakter anak bangsa agar beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan diimbangi akhlak yang mulia. Pendidikan karakter pada anak harus ditanamkan sejak usia dini karena dengan adanya pembiasaan, pembelajaran dan keteladanan yang diberikan oleh orang tua, anak pada usia dini dikenal sebagai sang peniru yang handal, oleh karena itu anak usia dini harus ditanamkan pendidikan karakter dan berakhlakul karimah.
“Pendidikan karakter sendiri memiliki tiga aspek yang saling berkaitan, yakni aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan diterapkannya pendidikan karakter secara sistematis dan berkelanjutan, maka sang anak perlahan dapat terolah kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depannya” (Dwi Istati Rahayu,2020:4). Karena seseorang akan lebih mudah melewati berbagai tantangan dalam hidupnya ketika seseorang tersebut memiliki kecerdasan emosi yang baik.
Dalam teori perkembangan Erikson terdapat dua faktor yang mempengaruhi karakter yang terbentuk pada anak, yang pertama yaitu faktor dari dalam (innate) dan faktor yang dipelajari. Pada kasus seorang siswi SMP pada salah satu provinsi yang ada di pulau Borneo yang mengalami penganiayaan , yang dilakukan oleh beberapa siswi SMA. Dari kasus tersebut bahwa si korban berinisial A dikeroyok oleh beberapa siswi SMA yang bahkan para pelaku tidak ada rasa bersalah sedikitpun setelah melakukan penganiayaan. Hal tersebut termasuk penurunan dari karakter dan moral seorang anak. Karakter yang terdapat pada kasus tersebut, dapat disebabkan oleh beberapa pengaruh yakni pengaruh dari dalam seperti faktor orangtua dan keluarga, dan bisa jadi faktor dari luar seperti teman pergaulan.
Teori perkembangan Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. “Pertama, teori yang begitu representative karena memiliki kaitan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, mementingkan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap perkembangan dalam setiap lingkaran kehidupan, dan yang ketiga yakni menggabungkan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan dan kemajuan dalam perkembangan kepribadian di dalam sebuah lingkungan” (Mutia Ratnasari: 2).