Mohon tunggu...
Thalita Salwa Kayla
Thalita Salwa Kayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

livin' a little

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masih Relevankah ASEAN?

26 April 2021   22:01 Diperbarui: 26 April 2021   22:35 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal berdirinya ASEAN, cita-cita yang diiidamkan oleh kelima pemrakarsanya adalah kestabilan regional yang terdapat dalam banyak dimensi termasuk ekonomi, kerjasama, perdamaian, kemajuan sosial-budaya, hingga isu keamanan dan kepentingan bersama. Seiring berjalannya waktu, beriringan dengan perkembangan organisasi ini sendiri, banyak kesuksesan dari ASEAN yang telah tercapai salah satunya adalah bagaimana ASEAN telah mendorong multiateralisme di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu, di tahun 2020 juga ASEAN telah sepakat untuk meningkatkan kerjasama kawasan terkait pandemi COVID-19 agar negara anggota dapat melakukan mitigasi kesehatan, membantu stimulus ekonomi hingga pemulihan pariwisata melalui kebijakan-kebijakan bersama. Bisa dilihat dari sini bahwa bahasan yang ada di ASEAN tak hanya mencakup lingkup Asia Tenggara namun efeknya cukup menggapai lingkup lebih luas lagi yaitu Internasional.

ASEAN tumbuh menjadi organisasi region yang telah memiliki banyak kesepakatan antar negara anggota didalamnya baik secara ekonomi, sosial, hingga bahasan terkait kontribusinya terhadap dunia. Walaupun dalam praktiknya masih banyak tantangan dari ASEAN untuk tetap berdiri kokoh. Baik tantangan internal maupun eksternal masih menjadi hambatan besar bagi ASEAN dalam mewujudkan seluruh cita-cita bersamanya. Meskipun begitu, optimisme, ambisi dan antusiasme negara anggota membuatnya menjadi tetap relevan selama ini. Optimisme, ambisi dan antusiasme anggota dapat dilihat melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah disetujui cetak birunya pada tahun 2015 dan telah disetujui pula rencana kelanjutan dari MEA ini untuk tahun 2025. MEA secara khusus bertujuan untuk membangun ASEAN yang semakin terintegrasi, memiliki daya saing tinggi, dinamis, semakin berorientasi pada masyarakat hingga mencapai ASEAN yang global. 

Jika dilihat dari bagaimana prinsip ASEAN yang berorientasi pada kepentingan nasional dan bersama, ASEAN masih bisa dianggap penting. ASEAN telah berhasil menjadi wadah bagi anggotanya untuk bekerjasama melalui kesepakatan yang disetujui bersama yang menunjukan bahwa ASEAN dapat membantu mencapai kepentingan nasional masing-masing. Selain itu, dinamika sentralitas yang dibawa ASEAN telah memberi jalan bagi negara anggotanya untuk meraih persaingan hingga kerjasama di lingkup Internasional dan juga membentuk pertahanan tatanan kawasan yang aktif dan kuat.  Dengan ini ASEAN telah menjadi salah satu organisasi regional yang berhasil menunjukkan kompetensinya dalam menjalankan kepentingan kawasan dan nasional yang bersolidaritas tinggi.

Bagi Indonesia sendiri, ASEAN secara tidak langsung telah menjadi cerminan dan keberhasilan dari tatanan politik luar negerinya terutama dalam konteks bebas-aktif. Sifat ASEAN yang netral menjadi gambaran politik luar negeri Indonesia. Indonesia mendapatkan kepercayaan dirinya menjadi salah satu yang memimpin ASEAN. Ditambah lagi dengan fakta bahwa Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa ASEAN membuat Indonesia sedikit demi sedikit mendapatkan pengakuan terkait pengaruhnya di mata negara anggota dan Internasional. Indonesia memiliki peranan cukup penting dalam tatanan ASEAN dan hal tersebut salah satunya ditunjukan Indonesia yang berhasil memberikan jalan untuk komunikasi dan diplomasi dengan Amerika dan Jepang terkait penyelesaian konflik Laut Cina Selatan. Namun begitu, tak hanya bagi Indonesia, bagi negara anggota lainnya pun ASEAN tetap berperan hanya sebagai strategi yang mempermudah kerjasama dan bukan lagi menjadi 'tiang' atau sokoguru politik luar negeri anggotanya karena bagaimanapun tiap-tiap negara anggota masih harus mempertimbangkan kondisi dan mencapai kepentingan nasionalnya masing-masing yang bisa saja tidak dilakukan melalui ASEAN ini.

Secara singkat, ASEAN masih memiliki aspek penting bagi negara anggotanya. Namun disisi lain prinsip untuk tidak mengintervensi urusan negara anggotanya masih dipertanyakan karena dalam hal ini dipertanyakan pula sejauh mana ASEAN dapat membantu terutama dalam isu dan konflik yang melibatkan dua atau lebih negara anggotanya. Oleh karena itu, ASEAN bisa dikatakan hanya tunggangan bagi komunikasi dan diplomasi yang hanya dilakukan secara formal dan seremonial bagi anggota kawasan ketika suatu isu benar-benar menjadi serius dan melibatkan banyak pihak. ASEAN seolah berperan hanya sebagai sebuah perantara strategis karena sifatnya yang tidak berhak mencampuri urusan masing-masing negara tersebut. Walaupun begitu, tidak ada salahnya bagi ASEAN untuk tetap berdiri kokoh karena masih adanya peranan positif yang manfaatnya masih bisa dirasakan terutama bagi lingkup kawasan. Karena pada akhirnya, ASEAN tetap  memiliki kemampuan untuk membuat pihak-pihak yang memiliki urusan satu sama lain untuk duduk di dalam satu agenda diskusi formal dengan mekanisme terstruktur untuk membahas urusan tersebut dengan mengharapkan hasil yang sama-sama mempertimbangkan kepentingan masing-masing juga kepentingan bersama sebagai satu kawasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun