Mohon tunggu...
Tsabita Azzah Kamila
Tsabita Azzah Kamila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Psikologi UNAIR

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Writing for Happiness: Menyalurkan Hobi untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Mental

29 Maret 2023   22:32 Diperbarui: 29 Maret 2023   22:42 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini marak terjadi kasus bunuh diri di masyarakat Indonesia, salah satu kasus bunuh diri yang pernah cukup ramai diperbincangkan adalah kasus mahasiswa UGM. Menurut berita yang dikutip dari detik.com beberapa waktu lalu, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tewas jatuh dari lantai 11 hotel di Jalan Colombo, Kabupaten Sleman pada hari Sabtu, 8 November 2022. Korban diduga tewas bunuh diri akibat depresi setelah ditemukannya surat keterangan psikolog dari rumah sakit mengenai kondisi korban.

Berdasarkan kasus di atas, dapat dilihat betapa ironisnya negeri ini akan kasus-kasus bunuh diri. Padahal Indonesia adalah negara yang terkenal akan keramahannya di kancah internasional. Hubungan sosial antar masyarakat seharusnya menunjukkan citra yang saling merangkul dan peduli satu sama lain. Terlebih lagi, Indonesia memiliki budaya gotong royong yang mengakar dalam jati diri bangsa. Oleh sebab itu, sangat disayangkan apabila kasus bunuh diri terjadi di tengah masyarakat yang memiliki semangat gotong royong tinggi. 

Maraknya kasus bunuh diri ini erat kaitannya dengan kesehatan mental. Kesehatan mental adalah suatu keadaan kejiwaan atau keadaan psikologis yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian diri atau pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang ada dalam diri sendiri (internal) dan masalah-masalah yang ada di lingkungan luar dirinya (eksternal) (Ayuningtyas et al., 2018). Kesehatan mental ini merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia. Setiap orang, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa memiliki resiko terhadap masalah kesehatan mental, namun lebih rentan terjadi kepada remaja. 

Sebagaimana dijelaskan Paramita & Paulina (2021) gangguan kesehatan mental pada generasi Z seperti depresi dan anxiety atau kecemasan juga bisa menimbulkan keinginan bunuh diri ataupun melakukan kekerasan pada diri sendiri.

Tentunya setiap individu menginginkan kondisi sehat baik secara fisik maupun psikis. Berbagai penelitian berupaya untuk mencari sebuah solusi mengenai isu kesehatan mental tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan memiliki sebuah hobi. Pada dasarnya hobi setiap orang berbeda-beda. Salah satu hobi yang hendak di ulas dalam artikel ini adalah menulis.


Kondisi mental yang sehat pada setiap individu tidak dapat disamaratakan. Kondisi inilah yang semakin membuat urgensi pembahasan mengenai kesehatan mental. Seperti yang dikemukakan WHO (dalam Ayuningtyas et al., 2018) bahwa kesehatan mental ditentukan oleh banyak faktor dan interaksi sosial, psikologis dan faktor biologis, serta ekonomi dan lingkungan, terkait dengan perilaku. Hal tersebut mengindikasikan bukan hal yang sederhana untuk mencapai situasi kesehatan jiwa yang diharapkan setiap orang. 

Oleh sebab itu, hobi dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental.

Menulis merupakan salah satu cara bagi manusia untuk menyembuhkan diri dari masa-masa atau kejadian buruk yang pernah dialami sebelumnya, juga dapat meningkatkan budaya literasi di Indonesia (Paramita & Paulina, 2021). 

Dengan menulis, seseorang dapat menuangkan segala ide dan gagasan yang mungkin selama ini tidak dapat diutarakan dalam bentuk kata-kata. Sebagaimana dijelaskan (Ahmad et al., 2022) menulis memiliki suatu kekuatan tersendiri karena menulis adalah suatu bentuk eksplorasi dan ekspresi area pemikiran, emosi, dan spiritual yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan mengembangkan suatu peristiwa.

Salah satu jenis menulis yang dapat menjadi alternatif dalam mengatasi kesehatan mental adalah menulis ekspresif. Barangkali kita lebih sering mengenalnya dengan istilah menulis diary. Psikoterapis Kathleen Adams (dalam Ahmad et al., 2022) mengatakan bahwa terapi menggunakan buku harian dapat mengajari seseorang lebih mengenal tentang dirinya sendiri, mendokumentasikan pengalaman dapat membantu orang mendengarkan suara dalam benak sekaligus kebutuhan tubuh. 

Hal tersebut cukup beralasan, mengingat ketika menulis melalui buku harian kita tidak perlu merasa ketakutan akan tanggapan orang lain mengenai isi tulisan tersebut. Pasalnya tulisan itu hanya diketahui oleh diri sendiri. Sifat dari buku harian yang rahasia dapat menjadi solusi paling aman yang dapat dilakukan bagi orang-orang yang enggan mengutarakan perasaannya pada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun