Siapakah guru yang terbaik itu? Mengapa?
Oleh : Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, Jumat, 18 April 2025
Kehidupan akan terus berlanjut, hingga akhirnya kelak kita akan meninggal dunia. Saat itu, kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Bahkan membuka mata pun, apalagi bergerak, dan lain sebagainya sudah tidak bisa lagi. Termasuk makan, minum dan berpikir, sudah tidak dapat lagi dilakukan. Itu adalah akhir dari Kehidupan kita, dimana di setiap ada Kehidupan pasti ada kematian. Itu karena segala sesuatu ada waktunya.
Kita tidak selamanya hidup, sehat, apalagi bahagia, dan hal positif lainnya. Terkadang suatu saat kita juga akan mengalami hal yang buruk pada waktu atau masanya sendiri. Ada waktunya kita di atas, dimana di batasi selama beberapa tahun atau periode tertentu, maupun ada pula saatnya kita berada di bawah, dimana seperti sebuah ban yang ada waktunya di atas dan di bawah. Ada waktunya kita terjatuh, dan ada pula waktunya untuk kita bangkit lagi keterpurukkan. Ada waktunya untuk kita sehat, dan ada pula waktunya untuk kita sakit. Makanya kalau pada beberapa bulan kita sehat, terus tiba-tiba sakit, maka itu adalah hal yang wajar. Dimana ada waktunya sehat, dan ada pula waktunya kita untuk mengalami sakit penyakit. Serta berbagai hal yang lainnya.
Disaat terpuruk, ada guru Kehidupan yang harus kita jadikan pelajaran kita sendiri. Baik itu diri kita sendiri, berupa pengalaman kita dari masa ke masa sepanjang hidup kita sendiri. Dari saat lahir ke dunia, sampai kita mati kelak, setiap kita pasti memiliki pengalaman sendiri yang bahkan oranglain pun belum tentu pernah mengalaminya secara langsung. Sedangkan selain diri kita sendiri, ada oranglain yang ada di sekitar kita, baik itu orangtua, kerabat, tetangga, teman atau sahabat, serta manusia lainnya. Baik yang ada di sekitar kita, maupun yang jauh di luar sana. Termasuk apa yang tertulis di buku-buku, yang mana mereka sudah menuliskan setiap pengalaman mereka bagi oranglain melalui sebuah tulisan.
Lantas, siapakah guru yang terbaik itu? Mengapa?
Guru adalah orang yang membagikan ilmunya kepada semua orang. Apa yang dia tahu, baik dari perguruan tinggi, maupun pengalamannya sehari-hari. Biarpun sebenarnya guru, bukan hanya membagi ilmu saja, tetapi juga harus menjadi pembimbing, penasehat, atau motivator kepada anak didiknya. Itu karena seorang siswa tidak hanya membutuhkan pengetahuan saja, apalagi di zaman yang serba canggih sekarang, internet pun dapat memberikan pengetahuan. Begitu kecerdasan buatan, chat gpt, dapat memberikan kita pengetahuan. Begitu juga buku yang ada di toko buku atau sekitar kita, dapat memberikan kita pengetahuan. Dan hal lainnya, bahkan termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan di sekitar kita. Makanya guru jangan hanya menjadi pemberi pengetahuan saja, melainkan juga menjadi sahabat, pembimbingan, maupun motivator supaya hidup mereka lebih sukses lagi. Paling tidak setara dengan kita, tetapi paling baik jika melebihi kita 2 lipat dan bahkan lebih dari pada itu. Itulah keberhasilan atau tanda bagi seorang guru yang berhasil, yaitu di saat siswanya berkali-kali lipat melebihi dia sendiri.
Namun, yang dapat menjadi guru bagi kita supaya hidup sukses atau bahagia adalah pengalaman oranglain dan orang yang paling hebat hingga kalau bisa di akui dunia internasional. Tanpa perlu sakit lagi, jatuh, sedih dan hal buruk lainnya seperti pengalaman diri kita sendiri. Dimana harus mengalami hal buruk dulu, sampai terluka atau sedih baru berhasil. Iya kalau masih hidup, misalnya saat belajar naik motor. Karena coba-coba naik motor sendiri tanpa diajari oranglain (pengalaman diri sendiri, dimana belajar otodidak), maka dapat membuat kita celaka hingga meninggal dunia. Pertama, guru yang terbaik adalah pengalaman oranglain. Maksudnya adalah guru yang membuat kita hebat dan terbaik adalah pengalaman oranglain. Hal tersebut terjadi supaya hal buruk yang pernah mereka alami, dari pengalaman hidup mereka sehari-hari yang buruk, dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk hidup lebih baik lagi. Tanpa harus merasakan sakit, sedih, jatuh bangun, menderita, dan hal buruk lainnya, sampai hampir meninggal dunia terlebih dahulu.
Sehingga hidup kita sukses dan bahagia. Segala hal buruk atau berisiko besar, dapat di hindari, atau paling tidak di minimalisir resikonya. Misalnya ada orang yang mendirikan bisnis dan berhasil sampai buka cabang dimana-mana. Maka, kita dapat belajar dari mereka, dari pengalaman mereka sehari-hari, baik yang buruk atau positif supaya membuat kita lebih baik lagi. Begitu juga Misalnya, saat belajar naik motor, maka kita harus belajar dari orang yang pernah naik motor. Kalau kita belajar sendiri takutnya, motor kita akan rusak parah, apalagi jika bisa mengakibatkan kita meninggal dunia. Maka, kita harus bertanya, atau belajar dari orang yang pernah naik motor. Untuk menghilangkan, atau paling tidak meminimalisir dampak buruk yang terjadi.
Kedua, guru yang terbaik adalah orang yang paling hebat. Orang yang paling hebat disini dalam artian yang sudah terbukti berhasil atau disegani, di tingkat nasional, apalagi dunia internasional. Pengaruh atau dampak yang mereka berikan sangat dirasakan, sehingga nama mereka di ingat atau di tuliskan oleh sejarah, atau di buku-buku pelajaran. Termasuk nama mereka masih disebut hingga ribuan tahun, kendatipun telah meninggal dunia selama ribuan tahun yang lalu. Jadi, dia seolah-olah masih hidup karyanya (pikiran atau pendapat), tapi fisiknya sudah mati, atau sudah menjadi debu tanah.