Penulis itu harus banyak membaca dan mendengarkan
Oleh: Trygu (Try Gunawan Zebua)
Gunungsitoli, 30 Mei 2022
Penulis adalah orang yang dalam kesehariannya menghasilkan suatu tulisan secara konsisten (dalam jangka waktu tertentu dan jumlah tertentu), maupun memiliki suatu karya tulis tertentu. Paling kecil minimal memiliki hanya 1 karya tulis berupa buku, tulisan di chatt, tulisan di status media sosial, sms kepada yang lain, dan sebagainya.
Dengan kata lain kita semua tanpa terkecuali bisa dikatakan adalah penulis, tanpa harus memiliki gelar tertentu, jabatan tertentu, pekerjaan tertentu, atau tanpa memiliki hal-hal tertentu untuk bisa dikatakan sebagai seorang penulis itu.
Keberhasilan seorang penulis tersebut adalah saat orang lain yang membaca tulisan kita menjadi paham akan apa yang kita tulis.
Bukan hanya menulis dengan memperindah tulisan dengan kata-kata yang indah, dengan hiasan disekitar tulisan yang begitu menarik dan memikat mata, melainkan orang lain paham atau mengerti akan apa pesan atau maksud yang kita sampaikan melalui tulisan kita.
Dalam keseharian sebagai penulis, terkadang ada saja ditemukan hambatan-hambatan tertentu.
Mulai dari seorang penulis yang takut jika tulisannya salah, dimana tidak sesuai dengan bentuk baku, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), maupun Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), atau hal-hal lain yang digunakan sebagai indikator yang digunakan untuk menjadi batasan atau rambu-rambu dalam menulis.
Begitu juga ada itu masalah penulis terkait dengan kesibukkan yang begitu padat, dimana dalam keseharian memiliki aktivitas-aktivitas yang begitu padat, sehingga menyita banyak waktu dan tenaga.
Mulai dari mengurus anak (bagi orangtua yang memiliki anak), mengurus bunga atau tanaman hias (bagi penggemar atau penggiat tanaman hias), mengurus motor atau mobil yang rusak (sebagai sarana transportasi kemanapun), dan lain-lain sebagainya, sampai kepada kesibukkan sehari-hari dalam hal pekerjaan maupun kesibukkan yang disengaja atau dibuat-buat.
Kesibukkan yang disengaja atau dibuat-buat itu terjadi karena disengaja atau dibuat-buat, dimana bukan merupakan suatu hal yang penting dan harus dengan sesegera mungkin dilakukan.
Misalnya kesibukkan tersebut adalah sibuk bergosip atau menceritakan orang. Hal tersebut adalah suatu hal yang sangat tidak penting, dimana orang tersebut mengurus oranglain yang belum tentu sama sekali akan mengurus dan memperhatikan dia juga.
Menjadikan seseorang bahan cerita seolah-olah dia sudah sempurna dan sama sekali tidak mempunyai cacat apapun. Begitu juga dalam hal kesibukkan yang berupa rajin membaca dan belajar karena takut akan dimarahi oleh orangtuanya.
Sebenarnya jika ingin segala sesuatu yang maksimal itu, seseorang terlebih dahulu harus menaruh minat, berupa keinginan atau kemauan terhadap hal tersebut, sehingga muncul semangat dan perhatian untuk melakukannya.
Sehingga tanpa disuruh pun membaca dan belajar, orang tersebut akan melakukannya, apalagi jika dijadikan sebagai suatu kebutuhan dan keharusan yang wajib untuk dilakukan.
Entah itu 1 jam dalam sehari, setengah jam, atau lebih rendah sedikit, tapi jangan hanya 5 menit atau 10 menit saja, dimana itu rasanya cuma sebentar saja.
Selain itu, salah satu yang menjadi hambatan dalam menulis adalah tidak adanya atau tidak muncul ide-ide saat belum menulis, maupun saat akan menulis. Merasa bingung dan khawatir, apa yang akan ditulis menjadi tulisannya.
Apalagi itu bagi orang-orang yang baru atau pemula dalam menulis. Orang tersebut akan mengalami kebingungan pada awal-awal akan menulis sesuatu.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, seorang penulis harus atau wajib untuk banyak membaca, atau dengan kata lain menjadi penulis yang suka sekali dengan membaca tersebut.
Kenapa harus rajin membaca? Membaca adalah sesuatu kegiatan positif, dimana dengan melakukannya seseorang menjadi bertambah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dibaca tersebut.
Dengan membaca, seorang penulis menjadi tahu atau dengan kata lain menjadi paham, seperti apa dan bagaimana itu suatu tulisan dari tulisan orang yang dibaca. Tahu bagaimana itu menulis atau seperti apa itu tulisan tersebut.
Entah itu membaca hanya 1 lembar per hari, maupun bisa dengan membaca 1 buku atau 1 artikel secara utuh. Apalagi jika kita membaca suatu tulisan tertentu yang baik dan positif, akan membuat kita menjadi baik dan positif pula.
Untuk mengatasi kekurang ide dengan memperbanyak membaca, apalagi bacaan yang sesuai dengan tulisan kita, seorang penulis juga wajib untuk menjadi seorang pendengar yang setia.
Kalau membaca tersebut dengan menggunakan mata, tetapi mendengarkan itu dengan menggunakan telinga. Biarpun berbeda dari segi alat tubuh yang digunakan, tetapi sama-sama dapat membuat orang menjadi memiliki ide tentang apa dan bagaimana tulisan yang akan dibuat tersebut.
Kenapa harus mendengarkan? Mendengarkan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan telinga untuk bisa memahami maksud dan tujuan terhadap apa hal yang didengarkan tersebut.
Mendengarkan dapat dilakukan saat seseorang lagi tidak sibuk, maupun disela-sela ada waktu kosong ditengah kesibukkan tersebut. Mulai dari mendengarkan di TV, Radio, maupun diberbagai sarana yang lain.
Selain menggunakan media yang ada, mendengarkan tersebut juga dapat dilakukan dengan datang kepada orang pintar dan bijaksana, lalu meminta pemikiran mereka yang baik dan positif, maupun dengan cara datang dan bercerita kepada teman kita, apalagi itu terkait dengan pengalaman-pengalaman yang baik dan positif yang dimiliki.
Dengan kita mendengarkan, apalagi dengan fokus dan lalu memberikan perhatian dengan baik, kita menjadi tahu sesuatu hal yang baru, teringat dengan hal yang lama (jadi pelajaran), maupun untuk mengkonfirmasi apa yang telah kita dengarkan benar atau salah sama sekali dari oranglain.
Sehingga sangat banyak manfaat yang diberikan melalui kegiatan mendengarkan tersebut. Kita senang atau tidak senang wajib untuk menjadi pendengar tersebut, apalagi jika orang yang kita dengarkan sangat senang jika kita mendengarkan apa yang dia ceritakan.
Selain untuk membuat tempat curhat (didengarkan), seseorang juga terkadang membutuhkan solusi kepada kita dengan mempertimbangkan apa dan bagaimana sesuatu yang telah kita dengarkan tersebut.
Begitu juga dalam hal menulis, seseorang juga harus menjadi pendengar sejati. Dengan kita mendengarkan apa yang dikatakan oleh oranglain, kita bisa jadi akan mendapatkan bahan untuk ditulis maupun ide untuk melanjutkan tulisan kita sebelumnya.
Ada gambaran akan apa yang akan kita tulis (tulisan baru), maupun untuk melanjutkan tulisan kita yang ada (tulisan lama atau sebelumnya).
Mendengarkan tersebut juga dapat menjadi bahan pertimbangan kepada kita akan apa yang akan kita tulis, membuat kita cerdas dan bahkan menjadi lebih dewasa serta bijaksana.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang penulis tersebut harus menjadi pembaca dan pendengar yang setia, apalagi jika ditengah-tengah ide yang tersendat. Dengan memiliki ide, kita menjadi semangat dan berakhir bangga menjadi penulis.
Bionarasi
Trygu adalah nama penulis yang direncanakan secara konsisten digunakan oleh Try Gunawan Zebua dalam kegiatan atau aktivitas menulis yang diselenggarakan oleh Sekolah Menulis Indonesia. Hal tersebut karena nama dalam kegiatan tersebut hanya maksimal 2 kata saja. Kalau lengkap Try Gunawan Zebua itu memiliki 3 kata (Try, Gunawan, dan Zebua), sedangkan Trygu hanya memiliki 1 kata saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI