Mohon tunggu...
Tryas Munarsyah
Tryas Munarsyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu Mencari Pemuda pencari solusi bukan Pemuda pemaki-maki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Upaya Pengembangan Sistem Pendidikan Berbasis "Rumah Belajar Impian"

29 November 2016   00:03 Diperbarui: 11 Desember 2016   20:47 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu model pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan keterampilan proses, di mana peserta didik diberikan kebebasan untuk mengadakan pengamatan, pengklasifikasian, penafsiran, penerapan, perencanaan dan penelitian terutama perencanaan masa depan dan kemampuan soft skill yang dimiliki (Suyanto dan Djihad Hisyam, 2000)

Rumah Belajar Impian

Pendidikan formal maupun non-formal yang ada saat ini masih belum mampu mencreatepeserta didiknya sesuai dengan perencanaan masa depan serta basis soft skillyang dimiliki. Olehnya itu, dalam pengembangan Rumah Belajar Impian ini pola atau konsep yang kemudian akan dibangun, dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yakni:

Pertama, sasaran peserta didik. Sasaran ini ditujukan pada siswa Sekolah Dasar (SD) dengan tingkatan kelas yakni kelas 5 dan 6 SD; Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan tingkatan kelas yakni 1, 2 dan 3 serta Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan tingkatan kelas yakni 1,2 dan 3.

Kedua, teknis pendaftaran. Peserta didik  yang kemudian mendaftarkan diri sesuai dengan tingkatan pendidikannya diharuskan membawa serta orang tua. Hal ini bertujuan untuk kesepahaman antara pengelola dan jua orang tua yang bersangkutan.

Ketiga, sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran ini ada dua materi yang bersifat wajib untuk diikuti oleh peserta didik yakni pengetahuan umum dan kemampuan softskillyang diminati. Di mana sistem dan proses pembelajarannya dapat dikemas kedalam beberapa jenis kelas yakni: Kelas Pengetahuan Umum yang materinya disesuaikan dengan kurikulum yang ada di sekolah seperti Matematika, Fisika, Kimia dan lainnya; Kelas Pengembangan Kemampuan Soft Skillyang materinya disesuaikan relevansi perkembangan zaman dan dunia kerja, fasilitas perlengkapan yang dimiliki. serta jumlah dan kemampuan tentor; Kelas Pembuatan Perencanaan Masa Depan dan Inspirasi dengan jenis materi yang diberikan adalah tahapan-tahapan membangun dan meraih mimpi serta cerita-cerita sukses yang menginpisrasi yang dibuat dua kali dalam sebulan pada hari-hari libur dan dikelompokkan beradasarkan kemampuan soft skill; Kelas English Conversationyakni jenis kelas yang dirancang satu hari full dalam satu minggu untuk mengikuti pelajaran dan melakukan diskusi dengan berbahasa inggris baik kalangan tentor/guru atau peserta didik itu sendiri serta Kelas Persiapan Ujian yang ditujukan bagi mereka yang akan menghadapi ujian nasional.

Dalam pelaksanaan sistem pembelajaran yang berdasarkan jenis kelas di atas, maka teknis atau aturan pengajaran yang sebelumnya harus disepakati oleh tentor bersama peserta didik dengan aturan berbasis pendidikan karakter disiplin waktu, doa dan motivasis sebelum dan sesudah pengajaran serta sanksi berupa hafalan surat bagi Muslim dan juga hafalan English Vocabulary bagi mereka yang  datang tidak tepat waktu.

  • Keempat, sistem pembangun kepercayaan diri. Pemilihan soft skill yang diikuti serta pembuatan perencanaan masa depan tidak cukup hanya menjadi coretan tangan belaka, tapi bagaimana kemudian ini menjadi terarah dan dapat bertahan hingga mempunyai modal saing dijenjang pendidikan selanjutnya dan terutama di dunia kerja. Maka kemudian langkah yang dilakukan dengan menerapkan beberapa konsep budaya berupa Budaya Motivasi dan Inspirasi yang dilakukan pada Kelas Perancangan Masa Depan dan Inspirasi dengan teknis yakni menghadirkan pembicara-pembicara handal yang telah sukses dalam dunianya sesuai dengan live mapingdan potensi soft skillnya, bedah video atau film kisah-kisah inspiratif sertasilaturrahim sekaligus berbagi kisah kepada tokoh-tokoh; Budaya Berkompetisiyangdilakukan untuk mengasah kepekaan peserta didik terhadap masalah yang ada di sekitar serta kemampuan yang dimiliki peserta didik. Budaya ini dilakukan melalui seleksi internal Rumah Belajar Impian per 3 bulan sekali untuk mempersiapkan diskala yang lebih tinggi serta Budaya Apresiasi yang dilakukan melalui  piagam penghargaan serta uang pembinaan, dan promosi dari Rumah Belajar Impian atas prestasi didik baik melalui pajangan foto-foto atau kerjasama dengan pemerintah atas prestasi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
  • Kelima, penjagaan dan evaluasi sistem.Dalam perencanaan dan pengembangan keberlangsungan Rumah Belajar Impian yang dibuat ini, maka kemudian tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi didalamnya. Untuk menjaga keberlangsungan dan evaluasi sistem yang dibuat, maka perlu dilakukan antisiapsi terhadap faktor-faktor tersebut yakni pada Tentormelalui training konsep pengajaran yakni tentor kemudian akan diberikan materi terkait psikologi pengajaran oleh mereka yang telah ahli, metode pengajaran dan juga konsep serta aturan-aturan pengjaran yang telah dibentuk, training kerohanian yakni tentor dibentuk sikap dan jiwa rohaninya sesuai dengan   kepercayaan   yang   dianut   dengan   tujuan   dalam   proses  pengajarannya nanti dapat para mentor dapat menanamkan nilai-nilai spiritualitas sehingga dapat mereduksi pembentukkan sifat-sifat negatif peserta didik untuk saat ini dan kedepannya, dan training pengembangan soft skill di mana pementor wajib untuk dibangun dan dikembangkan, sehingga para tentor juga mampu memberikan pengajaran dalam berbagai multidisiplin ilmu berdasarkan kompetensi dan soft skill yang dimiliki; orang tua melalui pertemuan per tiga bulan sekali sebagai bahan evaluasi hasil dari peserta didik dan juga para tentor serta  proses pengajaran dari Rumah Belajar Impian ini dan pertemuan dalam kelas perancangan massa dan inspirasi untuk membuka pola pikir para orang tua dengan harapan yang ditanamkan bahwa segala profesi apapun yang kita jalani jika kita berkompeten dan memiliki soft skillyang mumpuni dalam bidangnya masing-masing, maka kita mampu bersaing dan berkompetisi; lingkungan sekitarmelaluli kelas luar lapangan untuk mengetahui masalah riil yang terjadi di masyarakat dan pemerintah melalui kerjasama promosi terhadap peserta didik yang memiliki prestasi dan karya sesuai dengan softskillnya masing-masing untuk ditampilkan dalam berbagai agenda pemerintah.

Konsep Rumah Belajar Impian di atas diharapkan bahwa sistem pendidikan yang terintregrasi ke dalam lembaga bimbingan ini mampu menjadi bahan pertimbangan untuk pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.

Catch Your Dream With Your Passion”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun