Mohon tunggu...
Triyono Abdul Gani
Triyono Abdul Gani Mohon Tunggu... Bankir - Direktur Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan

Deadly combination dari Jawa dan Sunda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kultur "Zaman Now"

1 April 2018   18:59 Diperbarui: 1 April 2018   19:40 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Istilah jaman now sudah sangat populer saat ini. Istilah itu menunjukkan segala yang terkait dengan apa yang saat ini terjadi. Ada istilah lain yang hampir sama artinya yaitu "kekinian". 

Jaman now ini diasosiasikan sebagai sesuatu yang canggih, serba cepat dan praktis. Banyak juga dikaitkan dengan penggunaan Gadget dan sarana digital. 

Tulisan ini lebih kepada membahas mengenai perilaku kita dan bukan ditulis dengan menggunakan pendekatan religius. Cukup bahasa ringan dan populer serta tidak perlu menimbulkan kontroversi. 

Beberapa ciri perilaku masyarakat yang ada jaman now adalah:

  • Semakin menuju individualisme
  • Galau antara privasi dengan publikasi
  • Hidup di alam mimpi
  • Kita menjadi sangat sensitif terhadap harga
  • Biar tekor asal kesohor

Menurut perkiraan, akan ada 50 milyar alat yang terhubung satu sama lain melalui internet. Kita bisa pantau keadaan rumah kita melalui HP. Kita bisa berbincang dengan rekan di luar negeri dengan biaya murah. Dengan semakin terkoneksi nya satu orang dengan lainnya, maka masyarakat cenderung menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa perlu intervensi orang lain. Bahkan ada yang secara ekstrim bilang bahwa pemerintah sebenernya tidak diperlukan. Individu ingin semakin individualis.

Konsep ini kemudian banyak memotong rantai nilai. Banyak menghilangkan kesempatan para broker. Mengganggu investasi lembaga formal yang hidup karena perlindungan regulasi. Juga menghilangkan kewenangan otoritas.

Ketika orang menggaungkan privatisasi, pada saat yang sama dia mengumbar selfie di media sosial. Sedang apapun dan dimanapun selalu update status dan menyebar foto selfie di group. Sudah sangat sulit untuk mengatakan bahwa masyarakat sekarang menjunjung privasi. Padahal semakin kita aktif di medsos data kita akan menyebar kemana-mana dan akan sangat mudah pihak lain membuat profile tentang diri kita. Big data analisis adalah kuncinya sekarang. Angkat jempol pada saat berfoto, akan mudah menyebar finger print kita. Face recognition yang biasa digunakan untuk tag teman dan diri kita, sebuah digital identification yang nyata.

Sekarang yang sedang sangat marak adalah leisure businesses. Salah satu alasan adalah bahwa: "ingin dapat foto yang instagramable". Orang rela mengorbankan pembelian barang kebutuhan demi untuk perjalanan. Backpackers melakukan perjalanan dengan modal terbatas. Memang ada yang malah menjadikan perjalanan sebagai profesi. Tapi yang jelas sebagian besar orang hanya menghabiskan tabungan untuk hal yang maya. Dunia nyata diabaikan demi dunia maya.

Perbandingan harga sangat mudah dilakukan di internet dan Gadget. Ada perusahaan Fintech yang khusus memberikan layanan seperti itu. Secara tidak sadar bahwa kita akan sangat terpengaruh dengan selisih harga sangat kecil. Di satu sisi ini hal yang baik. Tapi seringkali kita juga melupakan kenyamanan dan kualitas layanan.

Di pasaran banyak kita temukan Gadget yang relatif baru sudah dijual. Kemungkinan besar karena akan tukar tambah dengan Gadget baru. Pasti dibutuhkan dana yang cukup besar untuk mempertahankan gaya hidup seperti itu. Biar tekor asal kesohor.

Memang kultur di atas hanya sebagian kecil dari gaya hidup jaman now. Kultur seperti itu menimbulkan bahwa kesan buruk pada pengaruh teknologi. Tapi sebenarnya banyak hal positif lain yang bisa dimanfaatkan dalam penggunaan teknologi ini seperti efisiensi dan kecepatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun