Dalam suatu hubungan kasih sayang seseorang pasti memiliki caranya sendiri untuk mengekspresikan rasa cinta mereka terhadap orang terkasih.Â
Pengekpresian rasa cinta menunjukkan bagaimana dan seberapa dalam kita mencintai dan mengasihi seseorang. Baik kepada kekasih, keluarga maupun orang sekitar.Â
Banyak orang berjuang untuk menampakkan rasa sayang dengan cara yang menyentuh hati. Cara-cara yang berbeda tersebut oleh Gary Chapman disebut dengan love language atau bahasa cinta.
Love language menurut Gary Chapman adalah perilaku yang membuat kamu merasa dicintai. Setelah bertahun-tahun menjadi konselor pasangan yang mengalami krisis, Chapman mengungkapkan bahwa apa yang membuat seseorang merasa dicintai tidak selalu sama dengan orang lain.Â
Kita bisa lebih memahami kenapa ada hal-hal yang tak bisa dimengerti dan diterima pasangan. Dengan ini, kita bisa lebih peka untuk memahami ketika pasangan sedang menggunakan bahasa cinta mereka meskipun itu bukan yang sering kita gunakan.
Love language ini sudah menjadi sebuah aspek yang penting dalam sebuah hubungan karena ini dijadikan sebagai suatu cara bagaimana sseorang mengekspresikan cintanya, sekaligus bagaimana mereka ingin dicintai.Â
Tanpa saling memahami love language yang dimiliki, seseorang dapat merasa tidak dicintai dalam hubungannya. Bila pasangan  jarang mengungkapkan perasaannya, belum tentu kita tidak dicintai. Mungkin saja bahasa cinta kita dan pasangan memang tak sama.
Gery Chapman dalam bukunya yang terbit pada tahun 1992 dengan berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate, dia menuliskan adanya 5 jenis love language, yaitu word of affirmation, quality time, receiving gifts, act of service dan physical touch.Â
1. Word Of Affirmation (Kata-Kata Penegasan)
Word of affirmation adalah love language yang mengandalkan skill komunikasi. Orang yang memiliki love language word of affirmation menyukai kata-kata pujian, dan penghargaan terhadap suatu hal ataupun tanpa suatu hal yang dia lakukan.Â
