Mohon tunggu...
Triwidodo Djokorahardjo
Triwidodo Djokorahardjo Mohon Tunggu... lainnya -

Pemerhati kehidupan http://triwidodo.wordpress.com Pengajar Neo Interfaith Studies dari Program Online One Earth College of Higher Learning (http://www.oneearthcollege.com/id/ )

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mahadeva: Kelahiran Bunda Alam Semesta sebagai Sati Putri Daksha

8 September 2014   12:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410127299457057528


Gambar Sati Mahadeva sumber www bolegaindia com

“Penciptaan, Pemeliharaan, Dan Pemusnahan sekaligus pendauran-ulang menurut para bijak di masa lalu, terjadi karena percikan-percikan kekuasaan Gusti Pangeran. Gusti Pangeran, Tuhan, atau apa pun sebutannya, berada jauh di atas semua itu. Penciptaan dan segala sesuatu yang lain terjadi atas kehendak-Nya. Ia tidak perlu turun tangan sendiri untuk menciptakan seorang anak manusia. Segalanya terjadi atas kehendak-Nya.” (Krishna, Anand. (2012). Sanyas Dharma Mastering the Art of Science of Discipleship Sebuah Panduan bagi Penggiat Dan Perkumpulan Spiritual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Anak Keturunan Brahma di Dunia

Sesuai dengan tugasnya untuk mencipta, Brahma mulai menciptakan 4 Rsi: Sanaka, Sananda, Sanatana and Sanat-kumara dan minta mereka membuat anak keturunan untuk menyebar ke dunia. Keempat-empatnya menolak karena tidak tertarik berkeluarga dan fokus menjadi bhakta Vishnu. Brahma menahan kemarahannya dan sebagai akibatnya keluarlah Rudra lewat keningnya. Rudra menjadi Prajapati tetapi melakukan banyak kesalahan sehingga dia disuruh bertapa.
Brahma kemudian menciptakan Narada, Vasishtha, Bhrgu, Daksha, Kratu, Pulaha, Pulatsya, Angira, Atri dan Marici. Selanjutnya lahirlah Dharma, Adharma, Kardama dan banyak putra-putra lainnya. Kemudian Brahma menciptakan pasangan Swayambu Manu dan Satarupa. Dari mereka lahirlah 3 putri Akuti, Prasuti, Devahuti serta dua putra Priyavatra dan Uttanapada. Akuti menikah dengan Ruchi putra Brahma, Dewahuti dengan Kardama putra Brahma dan Prasuti dengan Daksha Putra Brahma. Anak-keturunan Swayambu Manu semuanya mendiami dunia.

Pasangan Shiva Inkarnasi Parashakti

“Pengetahuan tentang Ia Hyang Melampaui Wujud adalah Pengetahuan Sejati. Hati-hati, jangan pula menyalahartikannya sebagai ‘Hyang Tak Berwujud’. Sebab itu, di awal tadi saya memilih untuk menerjemahkan Nirguna sebagai ‘Hyang Melampaui Wujud’. ‘Hyang Melampaui Wujud’ tidak berarti, ‘tidak boleh punya wujud’. Kita tidak bisa menyuruh Gusti Pangeran, ‘He, kalau sudah Tak Berwujud, ya tetap Tak Berwujud saja ya. Jangan lagi Berwujud!’ Kita tidak bisa memerintah Gusti Pangeran seperti itu. Suka-suka Dia. Kalau Dia mau mengungkapkan keberadaan-Nya lewat wujud; jika Dia ingin menunjukkan wajah-Nya kepada seorang pencinta, seorang bhakta, seorang panembah – kita tidak bisa melarang-Nya.” (Krishna, Anand. (2014). Bhagavad Gita. Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma)
Konon Shiva berada dalam meditasi yang sangat dalam. Brahma yang muncul di tempat meditasi Shiva bersama Kamadeva Putra Brahma berkata, “Kamadeva kau harus menemukan cara agar Shiva menyelesaikan meditasinya!” Kamadeva menyanggupi asal Brahma menciptakan gadis cantik terlebih dahulu. Brahma kemudian menciptakan Vasanthi dan Malayani. Kamadeva berupaya membangunkan Shiva dibantu kedua gadis cantik tersebut tetapi Shiva tetap tidak tergerak. Malayani kemudian diajak pergi oleh Brahma. Dan, setelah beberapa lama Kamadeva pun tetap tidak berhasil dan kembali menghadap Brahma.
Brahma kemudian meminta bantuan Vishnu, dan Vishnu mengatakan agar Brahma langsung menemui Shiva. Sebelum minta Shiva menikah maka Brahma diminta berdoa kepada Parashakti, Bunda Alam Semesta agar Dia berkenan lahir ke dunia sebagai istri Shiva. Brahma kemudian minta pasangan Daksha dan Prasuti bertapa mohon perkenan Bunda Alam Semesta lahir ke dunia sebagai putri mereka.
Dalam Srimad Bhagavatam, dikisahkan Vishnu beberapa kali mewujud di dunia. Demikian pula Shiva pun mewujud sebagai Rudra Putra Brahma. Inkarnasi Dewa lahir di dunia untuk melenyapkan kejahatan, melindungi orang-orang saleh dan menemui “para pencari” untuk memberikan kedamaian dan sukacita kepada mereka.
Dikisahkan Daksha dan Prasuti bertapa selama 3.000 tahun dan Bunda Alam Semesta menemui mereka. Bunda berkenan akan lahir sebagai putri mereka dengan syarat, bahwa bila Daksha tidak menghormati sang dewi, maka Dia akan kembali ke Parabrahma.
Dari rahim istri Daksha lahir 60 anak perempuan. 10 putri menikah dengan Dharma. 13 putri menikah dengan Kashyapa. 27 putri menikah dengan Chandra. Masing-masing 2 putri menikah dengan Bhootan, Angirasa dan Krishashwana dan sisanya menikah dengan Tarkshya. Generasi penerus mereka menjadi penduduk bumi.
Kemudian Daksha dan istrinya berdoa lagi dan lahirlah Sati. Setelah Sati dewasa datanglah Brahma dan Narada dan mereka berkata kepada Sati bahwa keinginan rahasia yang disembunyikan dalam pikiran Sati untuk menjadi istri dari Shiva akan terlaksana.

Kejelitaan Sati dan Arogansi Prajapati Daksha

“Evolusi Spiritual adalah evolusi dari ketidaksadaran menuju kesadaran. Inilah evolusi yang sedang kita jalani saat ini. Ketidaksadaran memisahkan kita dari alam semesta, makhluk-makhluk lain bahkan dari sesama manusia. Kesadaran mempertemukan kita dengan alam semesta, makhluk-makhluk lain maupun dengan sesama manusia. Ketidaksadaran menciptakan kesombongan, arogansi seolah kita Mahatinggi, Mahabesar, Mahaterpilih, dan sebagainya. Kesadaran menciptakan keselarasan, keserasian, dan keharmonisan. Sesungguhnya tiada perbedaan antara kita. Kita semua satu adanya. Ketidaksadaran menciptakan jurang pemisah antara sesama makhluk sedangkan Kesadaran menciptakan jembatan untuk mempertemukan kita.” (Krishna, Anand. (2010). Neospirituality & Neuroscience, Puncak Evolusi Kemanusiaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Sati tumbuh menjadi gadis jelita dan Daksha mulai berpikir bagaimana mungkin putri yang sangat cantik jelita kawin dengan pria yang selalu memakai baju harimau dan tinggal di hutan. Dalam kisah selanjutnya akan disampaikan perjalanan spiritual Daksha dari ketidaksadaran menuju kesadaran.
Sati minta pada sang ibu untuk mengajari bagaimana bermeditasi pada Shiva. Siang malam Sati bermeditasi pada Shiva.
Dikisahkan para dewa datang ke Kailasha menghadap Shiva, Sang Mahadewa dan mengatakan bahwa para asura di dunia sedang berkembang pesat. Mereka menguasai seantero dunia. Mereka mengingatkan bahwa adalah tugas Shiva untuk mendaur ulang, menghancurkan mereka. Brahma berkata bahwa walaupun mereka bertiga (Brahma, Vishnu dan Shiva) adalah satu, akn tetapi mereka mempunyai tugas masing-masing. Brahma mencipta, Vishnu memelihara, sedangkan Shiva mendaur ulang. Brahma dan Vishnu sudah punya istri, akan tetapi Shiva belum. Shiva mengatakan bahwa dia selalu bermeditasi, jadi untuk apa punya istri?
Atas bujukan Brahma yang kreatif, maka Shiva bersedia menikah, tetapi dengan syarat hanya dengan wanita yang bisa mewujud menjadi orang yang berbeda. Setiap kali Shiva bermeditasi maka istrinyapun juga bermeditasi. Vishnu dan Brahma senang dan berkata bahwa mereka sudah menemukan pasangan yang cocok yang merupakan inkarnasi dari Bunda Alam Semesta bernama Sati. Shiva setuju.
Ikuti kisah selanjutnya!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun