Lihat bagaimana MUI, beberapa petinggi partai politik, dan komunitas masyarakat lainnya mempertanyakan maksud dari pernyataan Yudian Wahyudi ini.
Ketika kita termasuk kepada orang yang memiliki kecenderungan untuk bersikap reaktif, sebaiknya kita juga memberikan ruang untuk adanya klarifikasi.Â
Hal ini lebih kepada tendensi untuk menyelesaikan masalah ini sendiri bukan kepada kepentingan mempertahankan ego. Karena intinya agar tidak berlarut-larut pada kesalahpahaman dan kelak memiliki potensi disintegrasi.
Lalu, standar apa yang digunakan untuk menilai suatu hal tersebut merupakan kontroversi atau bukan?
Berbicara kontroversi erat kaitannya dengan kepercayaan tentang nilai yang dianggap pantas di masyarakat. Kepantasan ini tentunya berkembang dengan berbagai faktor, seperti pandangan di lingkungan masyarakat tempat tinggal atau lingkungan sosialisasi, dan tingkat pendidikan.Â
Sebagai manusia, nilai itu merupakan hal yang wajar. Menjadi sebuah kebaikan apabila ketidakcocokkan kondisi kenyataan/isu yang berkembang dengan nilai disikapi dengan bijaksana. Jangan sampai menjadi manusia yang menganggap menganut nilai "paling benar" di tengah masyarakat. Â
Sekarang, Yudian Wahyudi telah memberikan klarifikasinya. Tentunya, apapun konten klarifikasinya itu lebih baik daripada membiarkannya menjadi isu liar yang multitafsir di tengah masyarakat.
Klarifikasi yang dilakukan Yudian Wahyudi patut diapresiasi, karena beliau masih memiliki itikad baik untuk memberi penjelasan dan meredakan perbedaan persepsi masyarakat.Â
Karena tentunya BPIP, atau dalam hal ini Yudian Wahyudi, merupakan representasi dari itikad baik pemimpin negara dalam memelihara ideologi Pancasila di tengah masyarakat yang beragam dan di perkembangan zaman yang semakin kompleks.
Pondok Pinang
08.58 AM