Mohon tunggu...
Tri
Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis freelance

Just writing

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ingkari Komitmen Dua Kali, Integritas dan Etika OVO Dipertanyakan

27 Juni 2019   10:58 Diperbarui: 27 Juni 2019   11:06 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya adalah pelanggan OVO di nomor 08589295xxxx yang mana tanpa sengaja melakukan salah topup. Mencoba menghubungi customer service (CS) OVO untuk mengembalikan saldo tersebut ke rekening saya, namun ternyata jawaban CS kebanyakan hanya copy-paste (copas) dari template. Mereka menyatakan bahwa baru bisa transfer balik jika akun saya diupgrade yang butuh KTP dan foto selfie. 

Saya minta keringanan karena tidak ingin upgrade, toh sehari-hari saya juga tidak pernah transfer kemana-mana. Akhirnya saya diberikan saran agar mencairkan uang salah transfer itu di booth OVO terdekat. 

Namun setelah mendatangi booth sesuai yang disarankan di Pejaten Village, Jakarta, tim OVO yang bertugas menolak pencairan dana tersebut dengan berbagai alasan dan tetap mendesak agar saya melakukan upgrade. 

Karena keribetan proses transfer balik ini, saya memutuskan untuk menutup saja akun OVO saya dengan harapan dapat mencairkan saldo OVO ke nomor rekening. Namun ternyata penutupan akun pun perlu KTP, foto selfie, dan nama ibu kandung. 

Saya sangat keberatan karena saat membuka akun OVO hanya diperlukan nomor ponsel dan email sehingga mengirimkan beberapa surat pembaca ke Media Konsumen.

Setelah proses yang alot, akhirnya CS mengizinkan untuk verifikasi dengan cara lain dan yang tersisa hanyalah mengirimkan nomor rekening untuk mentransfer saldo saya. 

Dari awal saya sudah berkali-kali mengatakan bahwa hanya akan memberi nomor rekening jika tidak dituntut memberikan KTP lagi dan CS juga sudah meyakinkan beberapa kali bahwa yang diperlukan hanya nomor rekening saja dimana rencananya akun OVO saya akan diblokir dan sisa saldonya akan ditransfer ke nomor rekening saya. Namun setelah melampirkan nomor rekening, apa yang terjadi? 

Tidak sesuai kesepakatan awalnya, ternyata CS OVO kembali ke argumen lama dan mempersoalkan ketiadaan KTP. Bahkan saya juga mendapatkan nomor kasus baru padahal mengirimkan email dengan nomor kasus yang lama. 

Berasumsi bahwa mereka adalah CS yang baru menangani kasus ini, saya pun memberikan nomor referensi kasus yang terdahulu agar bisa dilacak historinya. Tapi seolah tidak mau tahu, para CS terus memberikan jawaban yang sama alias copas. 

Kemudian, saya berbicara dengan bapak Andry yang mengklaim sebagai Customer Head of OVO. Pak Andry mempermasalahkan kesesuaian nama di nomor rekening dan akun saya. 

Meskipun sudah dijelaskan, namun Pak Andry kurang bisa mengerti dan masih meminta KTP, padahal CS OVO dulu sudah mengganti KTP dengan verifikasi lain. Di ujung pembicaraan, kami sepakat bahwa saya akan mengganti nama di akun OVO dan mengunggah rekaman dengan CS OVO terkait. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun