Budaya Tiongkok, seperti banyak peradaban kuno, memiliki sejarah panjang praktik yang mencerminkan ketidaksetaraan gender. Dua contoh paling ekstrem dan terkenal adalah tradisi mengikat kaki perempuan dan sistem preferensi anak laki-laki.
Tradisi Mengikat Kaki (Foot Binding)Â
Tradisi mengikat kaki (Foot Binding atau - Chnz) adalah contoh paling jelas dari diskriminasi gender ekstrem yang dilembagakan secara budaya terhadap perempuan di Tiongkok.
Sejarah dan Tujuan Budaya
- Kapan: Praktik ini dimulai sekitar abad ke-10 Masehi (awal Dinasti Song) dan mencapai puncaknya pada Dinasti Qing (abad ke-17 hingga awal abad ke-20).
- Tujuan: Tujuannya adalah menciptakan "kaki teratai emas" (Golden Lotus) yang idealnya berukuran hanya 7-10 cm. Praktik ini didorong oleh:
- Estetika dan Seksualitas: Kaki kecil dianggap sangat menarik dan sensual oleh pria. Cara berjalan wanita yang terikat kakinya---yang disebut "langkah teratai"---dianggap anggun dan memikat.
- Status Sosial: Wanita dari keluarga kaya dan bangsawan harus memiliki kaki terikat karena mereka tidak perlu bekerja. Ini menjadi simbol status dan kemakmuran keluarga.
- Pengendalian: Kaki yang cacat membatasi mobilitas wanita, secara efektif menjaganya tetap terkurung di rumah, yang mencerminkan nilai-nilai patriarki Konfusianisme.
Proses dan Diskriminasi Ekstrem
Prosesnya dimulai pada anak perempuan berusia 4 hingga 9 tahun.
- Penyiksaan: Kaki dibungkus erat dengan perban, memaksa empat jari kaki ditekuk ke bawah telapak kaki, mematahkan tulang lengkungan kaki.
- Dampak: Prosesnya sangat menyakitkan dan sering menyebabkan infeksi, gangrene, hingga kematian. Bahkan jika berhasil, wanita tersebut akan menderita seumur hidup dan sangat terbatas dalam bergerak.
- Akhir Praktik: Mengikat kaki baru secara efektif dilarang dan dihapus pada awal abad ke-20 setelah jatuhnya Dinasti Qing dan didirikannya Republik Tiongkok, meskipun beberapa wanita tua yang masih hidup saat ini menjadi bukti sejarah praktik tersebut.
Diskriminasi Gender Pria dan Wanita dalam Masyarakat Tiongkok
Selain mengikat kaki, ketidaksetaraan gender tertanam dalam struktur sosial Tiongkok berdasarkan ajaran Konfusianisme yang sangat patriarki, yang mengutamakan urutan hierarki dan kepatuhan.
1. Preferensi Anak Laki-laki (Son Preference)