Â
Menghadapi seseorang yang hanya berorientasi pada hasil (instan) ketika kamu adalah tipe yang menghargai proses memang bisa terasa sangat melelahkan. Rasanya seperti berjalan di jalan yang berbeda, padahal tujuannya sama. Perbedaan ini bukan hanya soal cara kerja, melainkan cara pandang terhadap hidup yang berakar dalam psikologi masing-masing individu.
Pemahaman Psikologis: Mengapa Ada Si Instan dan Si Proses?
Secara psikologis, perbedaan ini bisa dijelaskan melalui beberapa teori:
- Pola Pikir (Mindset): Orang yang berorientasi hasil cenderung memiliki pola pikir tetap (fixed mindset). Mereka percaya bahwa kemampuan adalah sesuatu yang statis. Ketika mereka tidak mendapatkan hasil cepat, mereka merasa gagal, cemas, dan akhirnya menjadi tidak sabar. Mereka melihat tantangan sebagai ancaman, bukan kesempatan.
- Struktur Otak dan Hormon: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang lebih menyukai hasil instan memiliki respons dopamin yang kuat terhadap pencapaian cepat. Ini bisa menjadi dorongan untuk terus mencari gratifikasi instan. Sebaliknya, orang yang menghargai proses mungkin lebih menikmati pelepasan dopamin yang lebih lambat dan berkelanjutan dari setiap langkah kecil yang berhasil.
- Pengalaman Masa Lalu: Pola asuh dan pengalaman masa lalu juga sangat memengaruhi. Seseorang yang dibesarkan di lingkungan yang selalu menuntut hasil dan jarang mengapresiasi usaha, akan cenderung memiliki pola pikir instan.
Tips Mengatasi Diri Sendiri
Saat menghadapi orang seperti itu, tantangan terbesarnya adalah menjaga diri agar tidak ikut terbawa emosi negatif.
- Tetap Setia pada Nilai Diri: Ingat, menghargai proses bukanlah kelemahan. Sebaliknya, itu adalah kekuatan yang membuatmu tangguh, kreatif, dan mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Jangan biarkan ketidaksabaran orang lain membuatmu meragukan nilai-nilaimu.
- Latih Komunikasi yang Asertif: Kamu perlu belajar mengungkapkan kebutuhanmu tanpa menyerang. Gunakan kalimat "Saya" daripada "Kamu." Contohnya, "Saya merasa lebih nyaman jika kita fokus pada langkah demi langkah untuk memastikan kualitas," daripada "Kamu terlalu tidak sabar."
- Temukan Ruang untuk Bernapas: Jika situasinya terlalu menekan, berikan dirimu waktu. Istirahat sejenak, lakukan hal yang kamu nikmati, dan kembali saat pikiran sudah lebih jernih.
Menghadapi dan Menemukan Titik Temu
Menemukan titik temu antara kedua tipe ini sangat mungkin, selama ada komunikasi dan rasa saling menghargai.
- Jelaskan Logika di Balik Proses: Jangan hanya bilang "saya butuh proses." Jelaskan mengapa proses itu penting. Tunjukkan bahwa setiap langkah yang kamu ambil adalah fondasi untuk hasil yang lebih baik dan berkelanjutan. Berikan data atau bukti kecil dari setiap kemajuan.
- Buat Peta Jalan yang Jelas: Buatlah rencana kerja yang detail, dengan target-target kecil yang realistis. Ini akan membantu orang yang berorientasi hasil melihat bahwa ada kemajuan, meskipun hasilnya belum terlihat secara besar. Contohnya, "Kita mungkin belum bisa menjual produk bulan ini, tapi di minggu kedua kita sudah menyelesaikan prototipe, dan minggu ketiga kita akan mendapatkan feedback dari konsumen."
- Tunjukkan Manfaat Jangka Panjang: Jelaskan bahwa hasil instan seringkali tidak bertahan lama. Fokus pada proses akan menghasilkan produk atau layanan yang lebih kuat dan berkualitas. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa "menunggu" itu sepadan dengan hasilnya.
- Bagi Tugas Sesuai Kekuatan: Jika memungkinkan, bagilah tugas berdasarkan tipe kalian. Kamu bisa fokus pada hal-hal yang membutuhkan detail dan pengerjaan mendalam, sementara dia bisa fokus pada hal-hal yang membutuhkan eksekusi cepat atau komunikasi.
Pada akhirnya, kunci dari hubungan ini adalah kompromi dan saling memahami. Baik proses maupun hasil sama-sama penting. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi.