Mohon tunggu...
Try Raharjo
Try Raharjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Republik

Subscribe ya dan like channel YouTube punyaku youtube.com/c/indonesiabagus

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Jejak Sejarah Pengaruh Paku Buwana X di Cilacap

20 Maret 2021   09:43 Diperbarui: 20 Maret 2021   10:14 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (ketiga dari kiri) dan kawan-kawan di depan pintu masuk kawasan Gua Masigit Sela (17/3). | Dokpri

Hari Rabu 17 Maret 2021 saya dan beberapa teman dari komunitas Goramas berkunjung ke Kecamatan Kampunglaut di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Rombongan terdiri dari saya, Pakde Gobed, Pak Kirlan, Pak Anang, Pak Giri, Kang Hari, dan Kang Teguh, berangkat dari Purwokerto sekitar pukul 08.00 pagi dan langsung menuju ke Desa Grugu Kecamatan Kampunglaut. Kami disambut Pak Sujarwo tokoh masyarakat setempat di sebuah titik pertemuan yang terletak di dekat dermaga desa. Pak Sujarwo adalah mantan kepala desa dan pernah menjabat sebagai kepala desa Grugu untuk dua periode, terakhir ia menjabat pada periode 2012 - 2019.

Salah satu sahabat saya Kang Hari sudah lama kenal Pak Sujarwo, pertemuan kami jadi seperti pertemuan dengan sahabat lama. Kami ngopi, berbasa basi dan makan mendoan. 

Di dekat dermaga kami juga sempat menyerahkan beberapa bingkisan dan bibit tanaman untuk diserahkan kepada warga setempat. Kemudian kami diantar menuju ke perahu motor yang sudah disiapkan. 

Video di bawah ini memperlihatkan Pak Sujarwo melepas keberangkatan kami untuk melakukan perjalanan menggunakan perahu motor, dan detik demi detik perjalanan kami meninggalkan dermaga Grugu.


Kami bersyukur, cuaca cukup cerah dan bersahabat. Dari dermaga desa Grugu kami naik perahu menyusuri kawasan perairan Kampunglaut yang banyak ditumbuhi tanaman bakau (mangrove). Tanaman tersebut dijaga keberadaannya karena berfungsi mencegah pengikisan (abrasi) pantai dari terjangan gelombang laut dan sekaligus sebagai habitat untuk aneka jenis satwa seperti burung bangau, ikan kerapu, udang galah, sidat dan lainnya. Bahkan kami sempat melihat ada seekor monyet di sana. Sayangnya, saya tidak sempat merekam keberadaan monyet itu karena dia segera kabur begitu melihat perahu kami melintas.

Di tengah perjalanan kami singgah sesaat di dermaga kantor Kecamatan Kampunglaut. Di sini tersedia fasilitas mushalla dan yang penting juga tentunya adalah informasi resmi dari pemerintah kecamatan Kampunglaut mengenai situasi terkini.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan. Dan selanjutnya melewati jembatan apung yang menghubungkan Desa Ujunggagak dengan Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut. Jembatan ini cukup terkenal sebagai jembatan baja dengan pondasi ponton yang terbuat dari gabungan komposit, sterofoam dan beton, sehingga jembatan ini mengapung dan bisa mengikuti naik turunnya ketinggian permukaan air yang dipengaruhi pasang surut air laut.


Di sepanjang perjalanan kami melihat tanaman-tanaman bakau berjajar di kanan kiri. Terkadang juga tampak beberapa burung bangau terbang keluar dari sarangnya di sela-sela tanaman itu. Sebuah pemandangan eksotis yang tak terlupakan. Sebuah wisata alam bahari yang sangat mengesankan untuk dikenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun