Penulis: Tri Ferga Prasetyo – Informatika, Universitas Majalengka
Majalengka, Juli 2025 – Dua teknologi mutakhir yang menggebrak dunia kecerdasan buatan—Kling AI dan Veo 3—telah membawa angin segar dalam dunia pendidikan, industri kreatif, dan transformasi digital di berbagai lini kehidupan. Teknologi ini tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga motor penggerak perubahan paradigma dalam berpikir, berkarya, dan belajar.
Sejarah dan Perkembangan Teknologi
Kling AI merupakan pengembangan dari Copilot AI milik Microsoft yang diluncurkan secara komersial pada pertengahan 2024. Sebagai model AI multimodal, Kling AI mampu memahami perintah teks, melakukan reasoning kompleks, hingga menghasilkan dokumen teknis, email profesional, bahkan baris kode secara otomatis. Microsoft menyematkannya di seluruh ekosistem Microsoft 365 dan Azure AI untuk mendukung produktivitas dan edukasi.
Sementara itu, Veo 3, produk revolusioner dari Google DeepMind, dirilis pada awal 2025 sebagai sistem text-to-video generatif tercanggih di dunia saat ini. Teknologi ini mampu mengubah deskripsi naratif menjadi video berkualitas 1080p dengan alur sinematik, efek sinematik, dan kamera bergerak. Veo 3 menjadi evolusi dari proyek Imagen Video dan Phenaki yang memfokuskan pada naturalism, continuity, dan storytelling.
Fungsi dan Fitur Unggulan
Kling AI
Penulisan otomatis (dokumen, skrip, coding, laporan)
Integrasi dengan Office (Word, PowerPoint, Teams)
Kemampuan reasoning dan asistensi belajar
Fitur live collaboration dan code suggestion
Veo 3
Visualisasi narasi menjadi video realistik
Kontrol sinematografi: zoom, panning, transisi
Produksi video edukatif, animasi, dan presentasi
Kualitas 1080p, pemahaman ruang dan gerakan
Data Penggunaan Terkini
Menurut laporan Statista AI Trends 2025:
68% institusi pendidikan tinggi di Asia Tenggara mulai menggunakan AI generatif dalam proses belajar.
Microsoft menyatakan bahwa lebih dari 45 juta pengguna aktif bulanan menggunakan Copilot (Kling AI) di seluruh dunia hingga Q2 2025.
Google mengklaim bahwa lebih dari 300.000 konten edukasi dan prototipe kreatif telah dihasilkan menggunakan Veo 3 dalam waktu 3 bulan sejak peluncurannya.
Kutipan Pendapat Ahli
“Kling AI menjadi representasi masa depan produktivitas digital, tidak hanya mempermudah tugas administratif, tapi juga memicu kemampuan berpikir reflektif dan kritis,”
— Prof. Dr. Emily Wong, AI Ethics and Education Expert, NUS Singapore.
“Veo 3 menghapus batasan antara imajinasi dan kenyataan visual. Ini adalah alat revolusioner bagi pendidik dan pelajar visual di era digital-first,”
— Dr. Carlos Méndez, Researcher, Google DeepMind Creative AI Lab.
Contoh GAP dan Perbandingan Teknologi
Peran Dosen dan Implementatif Mahasiswa
Di lingkungan pendidikan tinggi, peran dosen tidak lagi sekadar sebagai sumber ilmu, melainkan fasilitator literasi teknologi dan mentor etika digital. Dengan Kling AI, dosen dapat:
Merancang asesmen otomatis dan adaptive learning
Menganalisis jawaban mahasiswa secara analitik
Membuat personalized feedback untuk skripsi, artikel, dan coding
Mahasiswa pun dituntut tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga kreator AI-aware:
Menggunakan Veo 3 untuk membuat video presentasi interaktif, promosi riset, dan konten edukatif digital.
Membangun prototype aplikasi IoT/AI dengan bantuan Kling AI dalam penulisan logika program.
Menggunakan Kling AI untuk melakukan literature mapping atau journal analysis dalam penyusunan skripsi berbasis data.
Dampak Positif
Efisiensi Akademik: Otomatisasi penulisan tugas, analisis data, hingga penerjemahan dokumen lintas bahasa.
Inovasi Pembelajaran: Penyajian materi ajar berbasis visual storytelling dan interaktif.
Akselerasi Proyek Riset dan Start-Up: Prototyping, mockup presentasi, hingga analisis SWOT otomatis.
Kolaborasi Global: Akses terbuka terhadap teknologi AI meningkatkan peluang kolaborasi mahasiswa-dosen lintas kampus.
Dampak Negatif dan Tantangan Etika
Risiko Plagiarisme Akademik: Mahasiswa dapat tergoda menyerahkan hasil kerja AI tanpa modifikasi atau pemahaman.
Deepfake dan Manipulasi Konten: Veo 3 dapat menciptakan visual palsu yang menyerupai video otentik.
Ketergantungan Teknologi: Melemahkan proses kognitif dasar bila digunakan tanpa arahan pembimbingan etis.
Isu Privasi dan Kepemilikan Konten: Data input AI belum sepenuhnya terlindungi hak kekayaan intelektualnya.
Penutup
Pemanfaatan Kling AI dan Veo 3 di dunia pendidikan membawa harapan dan tantangan. Jika digunakan dengan bijak dan disertai panduan etika digital, kedua teknologi ini dapat menjadi jembatan menuju masa depan pendidikan yang lebih adaptif, kreatif, dan inklusif.
Sebagai bagian dari sivitas akademika Informatika Universitas Majalengka, penulis menekankan bahwa pengintegrasian AI tidak hanya soal penguasaan teknis, tetapi juga penguatan nilai, refleksi kritis, dan pembentukan karakter digital di kalangan mahasiswa dan dosen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI