Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 70 - Tahun Lama Tahun Baru

21 Mei 2025   18:45 Diperbarui: 21 Mei 2025   18:45 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.peakpx.com/en/hd-wallpaper-desktop-aeild

Essi 70 - Tahun Lama Tahun Baru
Tri Budhi Sastrio - Kasidi

Pernah memikirkan konsep waktu? Kalau belum ayo
            sekarang dicoba saja.
Manusia mana saja jika berbicara tentang waktu
            konsepnya hanya ada tiga,
Kalau bukan sekarang, tentunya tadi, dan kalau sekarang
            tidak tadi tidak juga,
Maka pastilah nanti, inilah konsep manusia Indonesia,
            manusia dunia semesta.
Sekarang, tadi atau nanti, yang kemudian dengan
            indahnya disadur tatabahasa,
Menjadi present, past dan future yang dikenal dalam
            tatabahasa dari manca sana.  
Singkat kata jika waktu yang djadikan wacana maka
            jenisnya hanya ada tiga saja.
Atau mungkin di antara Anda merasa mempunyai konsep
            yang agaknya berbeda
Ya silahkan saja tetapi tampaknya -- paling tidak untuk
            sementara -- ya hanya tiga.
Hanya ada tiga konsep tentang waktu yang dirasa oleh
            manusia yang mana saja.
Mencoba memikirkan konsep yang keempat ... ha ... ha ...
            ha ... itu mengada-ada
Namanya, meskipun tentu saja tidak ada yang melarang,
            hanya saja bagaimana
Bisa dimunculkan konsep keempat kalau alam semesta
            pun mengakui yang tiga
Sebagai bingkai konsep waktu semesta yang berlaku di
            alam pikiran manusia?

Garis waktu yang indah mempesona juga penuh misteri
            sejak jaman dahulu kala.
Ada spekulasi filosofi yang yakin dan percaya bahwa
            untuk garis ini hanya ada dua.
Pertama garis waktu itu ada, diam, tak bergerak, dan
            alam semesta juga manusia
Melenggang dengan irama masing-masing berjalan
            dalam keabadian lintasannya.  
Singkat kata waktu hanya diam saja dan tidak bergerak
            serta pergi ke mana-mana,
Mahluk hiduplah yang melenggang dalam garis
            lintasannya menjalankan darmanya.
Lalu bagaimana dengan lonceng, jam, dan lain
            sebagainya? Ah ... itu kan hanya
Alat penunjuk waktu ciptaan manusia yang hanya
            berlaku dalam lingkaran kerja
Imajinasi manusia, tidak lebih tidak kurang, fungsinya
            hanya penunjuk waktu saja.
Kedua garis waktu itu memang berjalan dan semua
            manusia berjalan didalamnya.
Waktu bergerak, manusia juga begerak, entah menuju ke
            mana belum jelas juga,
Yang nyata keduanya sama-sama berjalan, memang tak
            perlu seirama hanya saja
Yang satu mempunyai batasan waktu dalam alamnya,
            yang lain terus saja nyata
Sampai -- dalam versi religiusnya -- yang mahakuasa
            tentukan hal yang berbeda.
Mana yang disuka, ya tinggal pilih saja ... atau adakah
            alternatif yang berbeda?

Lalu bagaimana dengan konsep tahun baru - tahun lama
            yang sekarang ada?
Jika garis waktu yang pertama tolok ukurnya apa makna
            tahun baru tahun lama?
Begitu juga jika garis waktu kedua dijadikan dasar
            pijakannya, apa maknanya?
Meskipun perbincangan dan diskusinya dapat saja jadi
            rumit tidak terkira-kira
Tetapi bagi manusia sederhana dengan pikiran sederhana
            tampaknya sama saja.
Semua yang fana diyakini akan berakhir dalam keabadian
            waktu di alam sana,
Atau dengan kata lain pada akhirnya semuanya sama saja
            yaitu kosong semata,
Dan konsep akhir kosong ini sudah lama diyakini oleh
            penganut agama Budha.
Semuanya tidak ada dan kembali ke tidak ada serta akan
            abadi dalam tidak ada.
Ha ... ha ... ha ... rasanya harus tertawa, bukan tertawa
            tanda senang gembira
Tetapi tertawa saja melihat betapa tak jelasnya makna
            hidup kembara manusia
Karena menghadapi waktu saja semua mahluk hidup
            tampaknya tidak berdaya,
Selalu kalah pada akhirnya kemudian entah bagaimana
            nanti, neraka atau surga,
Atau kosong semata dan tidak ada apa-apa karena waktu
            tak berpihak pada kita.
Tahun baru gantikan tahun lama, tugas masih banyak dan
            kerja belum apa-apa,
Pergi ke pekan naik kereta - ayo jalankan darma mulia
            selagi masih di dunia.

Essi 70 - tbs/kas -- SDA30122011 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun