Essi 256 -- Doa Tulus Pelaksana Sabda dari Asisi
Tri Budhi Sastrio
Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai, jadikan
     pelaksana pesan.
Bila terjadi kebencian, jadikan aku pembawa
     kasih persaudaraan,
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku
     pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku ini
     pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku ini
     pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku sebagai
     pelaku kebenaran,
Bila terjadi kesedihan, jadikan aku sumber ceria
     dan kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan, jadikan aku pembawa
     terang penghiburan.
Tuhan, semoga lebih banyak menghibur
     daripada dihibur di jalanan
Lebih memahami dari pada dipahami setiap kali
     ada kesempatan,
Lebih mencinta dari dicinta oleh semua saudara
     dalam penderitaan
Sebab dengan memberi aku menerima, lebih
     banyak porsi takaran.
Dengan mengampuni aku diampuni ... dalam
     gantang kebenaran,
Dengan mati suci bangkit lagi, datang ke tempat
     Engkau berkenan.
Inilah doa orang yang ketika muda dengan teguh
     penuh keyakinan
Menjalankan perintah dan sabda nabi mulia
     yang seorang utusan,
Tepat seperti makna harafiahnya bahkan ke titik
     komanya sekalian.
Nabi mulia memberi perintah dua belas murid
     melakukan pelayanan
Sama seperti yang biasa dilakukan Dia tanpa
     banyak pertimbangan.
Sembuhkanlah yang sakit, bangkitkan yang
     mati, usirlah setan-setan,
Tahirkan penderita kusta ... kemudian dikunci
     dengan perintah lisan
Yang bukan main hebat dan luar biasanya, yang
     jika bisa dijalankan,
Maka dunia pastilah menjadi tempat yang jauh
     lebih menyenangkan.
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-
     cuma, karena itu berikan
Pula dengan cuma-cuma ... sebuah perintah
     yang luar biasa, bukan?
Bahkan jika sejenak saja direnungkan dalam-
     dalam, betapa ini pesan
Laksana halilintar melecut nurani sukma jiwa
     sebelum menyadarkan
Betapa pada dasarnya semua milik manusia
     adalah karunia Tuhan,
Karunia yang diberikan secara cuma-cuma,
     tanpa satu persyaratan.
Lalu bagaimana bisa dengan pongah serta
     bangga manusia ajukan
Banyak sekali persyaratan untuk mendapatkan
     barang atau layanan?
Sang Pelaksana Sabda Suci dari Asisi tentu saja
     sangatlah terkesan,
Kalau tidak tentu dia tidak laksanakan perintah
     ini tanpa perubahan.
Benar-benar tanpa perubahan ... tepat persis
     harafiah dilaksanakan.
Bahkan lanjutan sabda yang oleh sejumlah
     orang modern ditafsirkan,
Bahkan tidak jarang dibelokkan agar tidak ada
     satu pun pertentangan
Dengan yang biasa dilakukan mereka yang
     merasa melayani Tuhan,
Oleh sang pelaksana perintah mulia dijalankan
     persis seperti pesan.
Janganlah kamu membawa emas atau perak, itu
     pesan pelayanan,
Atau tembaga dalam ikat pinggangmu, begitu
     diberikan penekanan,
Dan dilanjutkan, janganlah kamu membawa
     bekal dalam perjalanan,
Janganlah membawa baju dua helai, kasut dan
     tongkat ... kemudian,
Sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya
     - dalam pelayanan.
Dengan hanya baju di badan dan tekad untuk
     melaksanakan sabda
Pemuda yang tak pernah repot-repot mau
     menafsirkan sabda mulia
Benar-benar menyerahkan hidup ke dalam kaul
     setia walau terhina.
Bertelanjang kaki, tanpa bekal, serta harus
     menjadi peminta-minta,
Begitulah si pemuda setia dengan kelompok
     miskin penderita kusta,
Terus saja menyebarkan sebuah bukti nyata
     bagaimana sabda mulia
Dijalankan tanpa banyak program dan rencana,
     cukup dijalankan saja,
Terus membesar dan menarik perhatian banyak
     orang-orang itu masa.
Kelompok Fransiskan -- fratres minores --
     kelompok para saudara hina,
Pada akhirnya mendapat pengakuan resmi dari
     gereja, walau kabarnya
Bukan karena tulus menghargai melainkan agar
     tak jadi liar karenanya.
Begitulah kisah seorang anak muda yang pernah
     dua kali diberi nama,
Karena nama pertama oleh sang ayah dianggap
     lancang tanpa ijinnya,
Berhasil lepaskan diri dari sebuah keluarga
     pedagang yang kaya raya,
Masuk dalam kelompok miskin, hina dan papa,
     tetapi punya segalanya. Â
Tampaknya anak muda yang satu ini memang
     yang harafiah hobinya,
Bahkan sejak kanak-kanak sudah tampak hobi
     jalankan apa adanya.
Ketika teman sepermainannya menolak
     memberi pada peminta-minta,
Fransiskus muda -- semula Giovanni, nama ini
     dari pemberian ibunya,
Tanpa pernah ragu-ragu mengeluarkan semua
     uang dari saku celana
Dan memberikan pada si peminta-minta, Â semua
     terkejut tidak terkira.
Ketika cerita sampai ke telinga ayahnya, tentu
     saja dia sangat murka.
Betapa cerobohnya uang begitu banyak eh
     diberikan secara percuma.
Hanya saja kejadian yang paling hebat
     dampaknya bagi ini keluarga
Terjadi kala si Fransiskus muda mendengar
     bisikan sang mahakuasa
Agar dia mau berusaha membenahi 'gerejaNya',
     bukan sebelumnya,
Pengalaman ketika harus menjadi tahanan
     musuh setahun lamanya,
Atau kala kembali ke rumah yang nyaman
     setelah hanya sehari saja
Pergi berangkat berperang dengan tameng
     bertahtakan logam mulia.
Bisikan agar dia mau membenahi gerejaNya,
     yang memisahkan dia
Dari keluarga tercinta, khususnya sang ayah
     yang murka luar biasa.
Bayangkan saja, demi bisikan agar dia berusaha
     membenahi gereja
Fransiskus mencuri seluruh barang dagangan
     ayahnya, menjualnya
Dan semua uang diserahkan pada gereja agar
     bisa diperbaiki segera.
Sang ayah yang murka datangi pastor gereja
     dan menuntut uangnya.
Pastor setuju dan memerintahkan anak muda
     kembalikan semuanya,
Karena Tuhan pasti menyediakan dana lain jika
     bukan ini sumbernya.
Sekali lagi Fransiskus laksanakan perintah
     dengan penuh suka cita,
Dan benar-benar harafiah lanjutannya karena
     tidak hanya uang saja
Tetapi seluruh pemberian ayahnya, termasuk
     baju yang dipakainya,
Dilepaskan dan dikembalikan sambil berkata
     bahwa untuk seterusnya
Mereka bukan lagi anak dan bapa ... karena
     mulai saat itu bapanya
Adalah Bapa yang ada di surga ... ini tak jauh
     berbeda seperti kata
Nabi mulia utusan surga ketika ditemukan di Bait
     Allah oleh ibunda.
Fransiskus yang sekarang tak lagi punya harta
     tetapi justru merasa
Mempunyai segalanya, giat mengemis agar bisa
     membeli batu bata
Lalu memperbaiki gereja ... betapa naifnya
     tetapi itulah orang mulia
Yang namanya digunakan Paus ke 266 yang
     baru saja duduki tahta.
Akankah dia lakukan hal yang sama bak santo
     yang jadi patronnya?
Menjalankan perintah Tuhan sebagai mana
     adanya, lurus-lurus saja?
Jika berani keluarkan harta yang banyak
     tersimpan di gudang gereja
Dan dipakai langsung untuk memekarkan
     senyum di bibir kaum papa,
Tanpa banyak perduli pada segala macam tetek-
     bengek aturan dunia,
Mungkin dua jempol perlu diangkat tinggi-tinggi
     tanda yah boleh juga.
Mungkin banyak yang menentangnya tetapi
     bukankah ini juga sama,
Seperti tentangan terhadap Fransiskus muda
     yang berani terus saja
Nekad jalankan perintah Tuhan apa adanya
     tanpa penafsiran segala?
Selamat bekerja Fransiskus I dari Argentina,
     sabda menunggu Anda.
Essi 256 -- POZ15032013 -- tbs/kas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI