Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 256 - Doa Tulus Pelaksana Sabda dari Asisi

27 April 2025   12:31 Diperbarui: 27 April 2025   12:31 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.custodia.org/en/news/the-immaculate-conception-a-franciscan-devotion/

Essi 256 -- Doa Tulus Pelaksana Sabda dari Asisi
Tri Budhi Sastrio

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai, jadikan
          pelaksana pesan.
Bila terjadi kebencian, jadikan aku pembawa
          kasih persaudaraan,
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku
          pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku ini
          pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku ini
          pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku sebagai
          pelaku kebenaran,
Bila terjadi kesedihan, jadikan aku sumber ceria
          dan kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan, jadikan aku pembawa
         terang penghiburan.
Tuhan, semoga lebih banyak menghibur
          daripada dihibur di jalanan
Lebih memahami dari pada dipahami setiap kali
          ada kesempatan,
Lebih mencinta dari dicinta oleh semua saudara
         dalam penderitaan
Sebab dengan memberi aku menerima, lebih
          banyak porsi takaran.
Dengan mengampuni aku diampuni ... dalam
         gantang kebenaran,
Dengan mati suci bangkit lagi, datang ke tempat
          Engkau berkenan.

Inilah doa orang yang ketika muda dengan teguh
          penuh keyakinan
Menjalankan perintah dan sabda nabi mulia
          yang seorang utusan,
Tepat seperti makna harafiahnya bahkan ke titik
          komanya sekalian.
Nabi mulia memberi perintah dua belas murid
          melakukan pelayanan
Sama seperti yang biasa dilakukan Dia tanpa
          banyak pertimbangan.
Sembuhkanlah yang sakit, bangkitkan yang
          mati, usirlah setan-setan,
Tahirkan penderita kusta ... kemudian dikunci
          dengan perintah lisan
Yang bukan main hebat dan luar biasanya, yang
          jika bisa dijalankan,
Maka dunia pastilah menjadi tempat yang jauh
          lebih menyenangkan.
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-
          cuma, karena itu berikan
Pula dengan cuma-cuma ... sebuah perintah
          yang luar biasa, bukan?
Bahkan jika sejenak saja direnungkan dalam-
          dalam, betapa ini pesan
Laksana halilintar melecut nurani sukma jiwa
          sebelum menyadarkan
Betapa pada dasarnya semua milik manusia
          adalah karunia Tuhan,
Karunia yang diberikan secara cuma-cuma,
          tanpa satu persyaratan.
Lalu bagaimana bisa dengan pongah serta
          bangga manusia ajukan
Banyak sekali persyaratan untuk mendapatkan
          barang atau layanan?

Sang Pelaksana Sabda Suci dari Asisi tentu saja
          sangatlah terkesan,
Kalau tidak tentu dia tidak laksanakan perintah
          ini tanpa perubahan.
Benar-benar tanpa perubahan ... tepat persis
          harafiah dilaksanakan.
Bahkan lanjutan sabda yang oleh sejumlah
          orang modern ditafsirkan,
Bahkan tidak jarang dibelokkan agar tidak ada
          satu pun pertentangan
Dengan yang biasa dilakukan mereka yang
          merasa melayani Tuhan,
Oleh sang pelaksana perintah mulia dijalankan
          persis seperti pesan.
Janganlah kamu membawa emas atau perak, itu
          pesan pelayanan,
Atau tembaga dalam ikat pinggangmu, begitu
          diberikan penekanan,
Dan dilanjutkan, janganlah kamu membawa
          bekal dalam perjalanan,
Janganlah membawa baju dua helai, kasut dan
          tongkat ... kemudian,
Sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya
          - dalam pelayanan.

Dengan hanya baju di badan dan tekad untuk
          melaksanakan sabda
Pemuda yang tak pernah repot-repot mau
          menafsirkan sabda mulia
Benar-benar menyerahkan hidup ke dalam kaul
          setia walau terhina.
Bertelanjang kaki, tanpa bekal, serta harus
          menjadi peminta-minta,
Begitulah si pemuda setia dengan kelompok
          miskin penderita kusta,
Terus saja menyebarkan sebuah bukti nyata
          bagaimana sabda mulia
Dijalankan tanpa banyak program dan rencana,
          cukup dijalankan saja,
Terus membesar dan menarik perhatian banyak
          orang-orang itu masa.
Kelompok Fransiskan -- fratres minores --
          kelompok para saudara hina,
Pada akhirnya mendapat pengakuan resmi dari
          gereja, walau kabarnya
Bukan karena tulus menghargai melainkan agar
          tak jadi liar karenanya.
Begitulah kisah seorang anak muda yang pernah
          dua kali diberi nama,
Karena nama pertama oleh sang ayah dianggap
          lancang tanpa ijinnya,
Berhasil lepaskan diri dari sebuah keluarga
          pedagang yang kaya raya,
Masuk dalam kelompok miskin, hina dan papa,
          tetapi punya segalanya.  

Tampaknya anak muda yang satu ini memang
          yang harafiah hobinya,
Bahkan sejak kanak-kanak sudah tampak hobi
          jalankan apa adanya.
Ketika teman sepermainannya menolak
          memberi pada peminta-minta,
Fransiskus muda -- semula Giovanni, nama ini
          dari pemberian ibunya,
Tanpa pernah ragu-ragu mengeluarkan semua
          uang dari saku celana
Dan memberikan pada si peminta-minta,  semua
          terkejut tidak terkira.
Ketika cerita sampai ke telinga ayahnya, tentu
          saja dia sangat murka.
Betapa cerobohnya uang begitu banyak eh
          diberikan secara percuma.
Hanya saja kejadian yang paling hebat
          dampaknya bagi ini keluarga
Terjadi kala si Fransiskus muda mendengar
          bisikan sang mahakuasa
Agar dia mau berusaha membenahi 'gerejaNya',
          bukan sebelumnya,
Pengalaman ketika harus menjadi tahanan
          musuh setahun lamanya,
Atau kala kembali ke rumah yang nyaman
          setelah hanya sehari saja
Pergi berangkat berperang dengan tameng
          bertahtakan logam mulia.
Bisikan agar dia mau membenahi gerejaNya,
          yang memisahkan dia
Dari keluarga tercinta, khususnya sang ayah
          yang murka luar biasa.
Bayangkan saja, demi bisikan agar dia berusaha
          membenahi gereja
Fransiskus mencuri seluruh barang dagangan
          ayahnya, menjualnya
Dan semua uang diserahkan pada gereja agar
          bisa diperbaiki segera.
Sang ayah yang murka datangi pastor gereja
          dan menuntut uangnya.
Pastor setuju dan memerintahkan anak muda
          kembalikan semuanya,
Karena Tuhan pasti menyediakan dana lain jika
          bukan ini sumbernya.
Sekali lagi Fransiskus laksanakan perintah
          dengan penuh suka cita,
Dan benar-benar harafiah lanjutannya karena
          tidak hanya uang saja
Tetapi seluruh pemberian ayahnya, termasuk
          baju yang dipakainya,
Dilepaskan dan dikembalikan sambil berkata
          bahwa untuk seterusnya
Mereka bukan lagi anak dan bapa ... karena
          mulai saat itu bapanya
Adalah Bapa yang ada di surga ... ini tak jauh
          berbeda seperti kata
Nabi mulia utusan surga ketika ditemukan di Bait
          Allah oleh ibunda.

Fransiskus yang sekarang tak lagi punya harta
          tetapi justru merasa
Mempunyai segalanya, giat mengemis agar bisa
          membeli batu bata
Lalu memperbaiki gereja ... betapa naifnya
          tetapi itulah orang mulia
Yang namanya digunakan Paus ke 266 yang
          baru saja duduki tahta.
Akankah dia lakukan hal yang sama bak santo
          yang jadi patronnya?
Menjalankan perintah Tuhan sebagai mana
          adanya, lurus-lurus saja?
Jika berani keluarkan harta yang banyak
          tersimpan di gudang gereja
Dan dipakai langsung untuk memekarkan
          senyum di bibir kaum papa,
Tanpa banyak perduli pada segala macam tetek-
          bengek aturan dunia,
Mungkin dua jempol perlu diangkat tinggi-tinggi
          tanda yah boleh juga.
Mungkin banyak yang menentangnya tetapi
          bukankah ini juga sama,
Seperti tentangan terhadap Fransiskus muda
          yang berani terus saja
Nekad jalankan perintah Tuhan apa adanya
          tanpa penafsiran segala?
Selamat bekerja Fransiskus I dari Argentina,
          sabda menunggu Anda.

Essi 256 -- POZ15032013 -- tbs/kas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun