Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 252 - Menunggu Berita Suka Cita Habemus Papam

27 April 2025   07:32 Diperbarui: 27 April 2025   07:32 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alamy.com/st-peter-with-the-keys-of-heaven-in-st-peters-square-the-vaticanrome-italy-image533573615.html

Essi 252 -- Menunggu Berita Suka Cita -- Habemus Papam
Tri Budhi Sastrio

Kapan suara lantang yang berkata 'saya
          umumkan berita suka cita luar biasa'
Akan terdengar dari basilika utama ... tentu saja
          masih menjadi rahasia surga.
Rencana memang telah matang direkayasa dan
          para pemegang mandat suara
Telah berdatangan guna mendaftar, tanda siap
          melaksanakan tugas nan mulia,
Tetapi tetap saja apa yang terjadi berikutnya
          masih menjadi misteri dan rahasia.
Tauran -- Jean-Louis Tauran -- yang telah
          ditetapkan sebagai pembawa berita,
Jika tak ada aral melintang dan semua berjalan
          lancar, gema suara lantangnya
Akan membahana merajut langit Roma sebelum
          ia disambut ledakan suka cita.
Ribuan musafir dan peziarah tak diragukan lagi
          akan bertepuk tangan gembira
Menyambut frasa yang selama ratusan tahun
          menjadi ritual pekat dengan doa,
Habemus Papam -  We Have a Pope -- Kita telah
          mempunyai seorang gembala.
Gembala yang ditetapkan sendiri oleh sang
          empunya surga, dan ... semuanya
Bergembira penuh suka cita, domba-domba
          kecil kembali melihat tongkat tahta,
Tongkat tahta yang selama ratusan abad
          lamanya menjadi tanda jiwa nan setia.

Ketika sang nabi mulia utusan surga sampai tiga
          kali menghardik si rasul utama,
Enyah engkau iblis, sebab engkau bukan
          memikirkan apa yang dipikirkan Surga,
Melainkan apa yang dipikirkan manusia, ia tetap
          saja diangkat sebagai wakilnya.
Bahkan lebih jauh sang nabi mulia utusan surga
          dengan kuasaNya Ia bersabda:
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan
          Sorga dan apa yang kauikat di dunia
Akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan
          di dunia akan terlepas di sorga.
Sebuah janji istimewa yang hanya diberikan
          sekali dan kepada satu orang saja,
Dan orang itu adalah gembala yang nama dan
          kehadirannya disambut suka cita.
Annuntio vobis gaudium magnum ... Habemus
          Papam ... pemegang kunci surga,
Gembala yang ditetapkan sendiri oleh sang nabi
          mulia sebagai wakilnya di dunia
Kembali menjadi suar bagi bahtera para
          peziarah yang kembaranya di samudera
Terus berlanjut sebelum berlabuh ke tepian nan
          tenang ... abadi damai sejahtera.

Rencana Allah tentu saja dalamnya tidak
          terukur, rumit penuh misteri dan rahasia.
Bahkan kala rencana benar-benar menjadi
          realita, tetap saja ada banyak manusia
Tidak paham dan bahkan tak mau menerima, eh
          ... mengapa begini rencanaNya?
Manusia lebih suka serta bergembira kalau yang
          mahakuasa berada dipihaknya,
Bahkan banyak yang bisa-bisanya merekayasa
          sambil berkata dengan jumawa
Bahwa sang maha kuasa selalu berada
          dipihaknya ... yang lain ada di luar arena.
Allah itu mahakuasa, karenanya bebas
          melakukan apa saja sesuai kehendakNya.
Dia hanya diatur oleh dirinya sendiri, tidak oleh
          yang lain, tidak oleh kita manusia,
Tidak oleh pikiran manusia, tidak oleh agama,
          tidak oleh kitab, tidak oleh apa saja.
Dan inilah yang kemudian dicatat tebal dalam
          kitab sebagai sabda bahwa apa saja
Yang mustahil bagi manusia tak mustahil bagi
          yang mahakuasa jika itu rencanaNya.
Begitu juga dengan pilihannya, Dia bebas
          memilih siapa saja tidak ada batasannya.

Gembala yang 19 April 2005 oleh Medina --
          Jorge Medina Esteves -- dibahanakan
Sebagai Benedicti Decimi sexti telah emeritus --
          ini jelas realita tidak terbantahkan
Dan karenanya juga jelas bahwa telah menjadi
          kehendak yang maha menentukan,
Walau kadang kala timbulkan sejumlah
          pertanyaan bagaimana bisa wakil Tuhan
Menyatakan diri pensiun karena kesehatan serta
          bukan karena maut memisahkan,
Tetap saja ini telah menjadi kenyataan, inilah
          rencana Allah yang tak terbantahkan.
Mungkin hari penantian tak terlalu panjang,
          sebelum Habemus Papam dibahanakan
Tetapi yang jauh lebih penting -- dan kadangkala
          merisaukan -- semoga keyakinan
Bahwa kasih pada sesama selalu menjadi
          landasan dan titik tolak dalam perbuatan
Tetap menjadi suar dan panutan dalam mengisi
          kehidupan di dunia riuh perjuangan.
Laksana pesanNya, apa yang tidak dilakukan
          bagi yang paling hina di antara kalian
Tidak juga kalian lakukan untuk Aku, tetap
          menjadi yang utama sebagai pegangan.

Berita suka cita pasti tiba ... Habemus Papam ...
          akan kembali riuh membahana,
Siapa dia memang harus ditunggu tanggal
          mainnya ... tetapi orangnya tentu saja
Pasti ada di antara yang sekarang telah tiba di
          Roma guna tunaikan tugas mulia.
Walau yakin percaya bahwa penguasa surga
          tentu telah lama mencatat namanya
Tetapi tetap saja bagi manusia biasa, ini semua
          layaknya teka-teki masih rahasia.
Salah satu sudah pasti tampaknya, salah
          seorang calon gembala penghuni tahta,
Telah resmi mengundurkan diri karena di masa
          lalu menurutnya ada satu atau dua
Dari sejumlah janji dan kaulnya gagal ditepati
          dengan konsistensi sepanjang masa.
Sebuah pengakuan yang mungkin mengejutkan
          tetapi dari sudut pandang manusia
Yang lemah dan kadang tidak berdaya, bahkan
          jika dirujuk pada contoh utamanya
Yang sampai tiga kali dihardik sebagai iblis,
          peristiwa ini peristiwa yang amat biasa.
Lemah dan tak setia pada janji dan kaul yang
          disematkan sendiri dalam sukma jiwa
Jelas peristiwa yang amat biasa tetapi akan
          menjadi luar biasa jika para pelakunya
Tak berani mengakuinya ... karena jelas ini
          sama sekali bukan perintah nabi mulia.
Berdusta dan kemudian berpura-pura tak ada
          apa-apa alias semua baik-baik saja,
Tentu tidak diharapkan oleh siapa saja, tetapi
          kesalahan ini masih jauh kadarnya
Dibandingkan jika sengaja mengabaikan
          perintah utama guna mengasihi sesama.

Semoga rajutan untaian nada Habemus Papam
          tak menjadi retorika hampa belaka
Melainkan bernas dengan kobaran semangat
          setia guna laksanakan perintah mulia
Sang pemberi mandat yang nabi mulia utusan
          surga ... kasih empati pada sesama,
Tidak kau lakukan juga untukKu apa yang tidak
          kau lakukan pada yang paling hina.

Essi 252 -- POZ05032013 -- 08785345194

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun