Essi 252 -- Menunggu Berita Suka Cita -- Habemus Papam
Tri Budhi Sastrio
Kapan suara lantang yang berkata 'saya
     umumkan berita suka cita luar biasa'
Akan terdengar dari basilika utama ... tentu saja
     masih menjadi rahasia surga.
Rencana memang telah matang direkayasa dan
     para pemegang mandat suara
Telah berdatangan guna mendaftar, tanda siap
     melaksanakan tugas nan mulia,
Tetapi tetap saja apa yang terjadi berikutnya
     masih menjadi misteri dan rahasia.
Tauran -- Jean-Louis Tauran -- yang telah
     ditetapkan sebagai pembawa berita,
Jika tak ada aral melintang dan semua berjalan
     lancar, gema suara lantangnya
Akan membahana merajut langit Roma sebelum
     ia disambut ledakan suka cita.
Ribuan musafir dan peziarah tak diragukan lagi
     akan bertepuk tangan gembira
Menyambut frasa yang selama ratusan tahun
     menjadi ritual pekat dengan doa,
Habemus Papam - Â We Have a Pope -- Kita telah
     mempunyai seorang gembala.
Gembala yang ditetapkan sendiri oleh sang
     empunya surga, dan ... semuanya
Bergembira penuh suka cita, domba-domba
     kecil kembali melihat tongkat tahta,
Tongkat tahta yang selama ratusan abad
     lamanya menjadi tanda jiwa nan setia.
Ketika sang nabi mulia utusan surga sampai tiga
     kali menghardik si rasul utama,
Enyah engkau iblis, sebab engkau bukan
     memikirkan apa yang dipikirkan Surga,
Melainkan apa yang dipikirkan manusia, ia tetap
     saja diangkat sebagai wakilnya.
Bahkan lebih jauh sang nabi mulia utusan surga
     dengan kuasaNya Ia bersabda:
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan
     Sorga dan apa yang kauikat di dunia
Akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan
     di dunia akan terlepas di sorga.
Sebuah janji istimewa yang hanya diberikan
     sekali dan kepada satu orang saja,
Dan orang itu adalah gembala yang nama dan
     kehadirannya disambut suka cita.
Annuntio vobis gaudium magnum ... Habemus
     Papam ... pemegang kunci surga,
Gembala yang ditetapkan sendiri oleh sang nabi
     mulia sebagai wakilnya di dunia
Kembali menjadi suar bagi bahtera para
     peziarah yang kembaranya di samudera
Terus berlanjut sebelum berlabuh ke tepian nan
     tenang ... abadi damai sejahtera.
Rencana Allah tentu saja dalamnya tidak
     terukur, rumit penuh misteri dan rahasia.
Bahkan kala rencana benar-benar menjadi
     realita, tetap saja ada banyak manusia
Tidak paham dan bahkan tak mau menerima, eh
     ... mengapa begini rencanaNya?
Manusia lebih suka serta bergembira kalau yang
     mahakuasa berada dipihaknya,
Bahkan banyak yang bisa-bisanya merekayasa
     sambil berkata dengan jumawa
Bahwa sang maha kuasa selalu berada
     dipihaknya ... yang lain ada di luar arena.
Allah itu mahakuasa, karenanya bebas
     melakukan apa saja sesuai kehendakNya.
Dia hanya diatur oleh dirinya sendiri, tidak oleh
     yang lain, tidak oleh kita manusia,
Tidak oleh pikiran manusia, tidak oleh agama,
     tidak oleh kitab, tidak oleh apa saja.
Dan inilah yang kemudian dicatat tebal dalam
     kitab sebagai sabda bahwa apa saja
Yang mustahil bagi manusia tak mustahil bagi
     yang mahakuasa jika itu rencanaNya.
Begitu juga dengan pilihannya, Dia bebas
     memilih siapa saja tidak ada batasannya.
Gembala yang 19 April 2005 oleh Medina --
     Jorge Medina Esteves -- dibahanakan
Sebagai Benedicti Decimi sexti telah emeritus --
     ini jelas realita tidak terbantahkan
Dan karenanya juga jelas bahwa telah menjadi
     kehendak yang maha menentukan,
Walau kadang kala timbulkan sejumlah
     pertanyaan bagaimana bisa wakil Tuhan
Menyatakan diri pensiun karena kesehatan serta
     bukan karena maut memisahkan,
Tetap saja ini telah menjadi kenyataan, inilah
     rencana Allah yang tak terbantahkan.
Mungkin hari penantian tak terlalu panjang,
     sebelum Habemus Papam dibahanakan
Tetapi yang jauh lebih penting -- dan kadangkala
     merisaukan -- semoga keyakinan
Bahwa kasih pada sesama selalu menjadi
     landasan dan titik tolak dalam perbuatan
Tetap menjadi suar dan panutan dalam mengisi
     kehidupan di dunia riuh perjuangan.
Laksana pesanNya, apa yang tidak dilakukan
     bagi yang paling hina di antara kalian
Tidak juga kalian lakukan untuk Aku, tetap
     menjadi yang utama sebagai pegangan.
Berita suka cita pasti tiba ... Habemus Papam ...
     akan kembali riuh membahana,
Siapa dia memang harus ditunggu tanggal
     mainnya ... tetapi orangnya tentu saja
Pasti ada di antara yang sekarang telah tiba di
     Roma guna tunaikan tugas mulia.
Walau yakin percaya bahwa penguasa surga
     tentu telah lama mencatat namanya
Tetapi tetap saja bagi manusia biasa, ini semua
     layaknya teka-teki masih rahasia.
Salah satu sudah pasti tampaknya, salah
     seorang calon gembala penghuni tahta,
Telah resmi mengundurkan diri karena di masa
     lalu menurutnya ada satu atau dua
Dari sejumlah janji dan kaulnya gagal ditepati
     dengan konsistensi sepanjang masa.
Sebuah pengakuan yang mungkin mengejutkan
     tetapi dari sudut pandang manusia
Yang lemah dan kadang tidak berdaya, bahkan
     jika dirujuk pada contoh utamanya
Yang sampai tiga kali dihardik sebagai iblis,
     peristiwa ini peristiwa yang amat biasa.
Lemah dan tak setia pada janji dan kaul yang
     disematkan sendiri dalam sukma jiwa
Jelas peristiwa yang amat biasa tetapi akan
     menjadi luar biasa jika para pelakunya
Tak berani mengakuinya ... karena jelas ini
     sama sekali bukan perintah nabi mulia.
Berdusta dan kemudian berpura-pura tak ada
     apa-apa alias semua baik-baik saja,
Tentu tidak diharapkan oleh siapa saja, tetapi
     kesalahan ini masih jauh kadarnya
Dibandingkan jika sengaja mengabaikan
     perintah utama guna mengasihi sesama.
Semoga rajutan untaian nada Habemus Papam
     tak menjadi retorika hampa belaka
Melainkan bernas dengan kobaran semangat
     setia guna laksanakan perintah mulia
Sang pemberi mandat yang nabi mulia utusan
     surga ... kasih empati pada sesama,
Tidak kau lakukan juga untukKu apa yang tidak
     kau lakukan pada yang paling hina.
Essi 252 -- POZ05032013 -- 08785345194
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI