Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasidi no. 414 - Menulis dan Menghapus

17 Oktober 2017   09:56 Diperbarui: 17 Oktober 2017   10:03 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instaliga.com

Melalui banyak kelompok WA, Kasidi berulang kali menerima ucapan selamat pagi disertai gambar dan tulisan yang sekilas tampaknya bagus ini, tetapi jika dikaji sedikit lebih cermat teringatlah pada peringatan yang diberikan oleh Tuhan -- dan peringatan dari Tuhan yang semacam ini tentu saja benar adanya -- yang kurang lebih mengatakan bahwa 'Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.' 

Pensil memang dapat digunakan untuk menulis kebahagiaan orang lain tetapi juga dapat menulis keburukan, aib, dosa, kebencian, dendam, kepandiran, kepengecutan, dan yang lain. Singkat kata 'pensil' sebagai alat dapat digunakan untuk menulis apa saja. Jika maksudnya banyak orang harus belajar menulis yang indah-indah dan baik-baik, sedangkan yang lain dipendam dan disimpan dalam-dalam, maka tentu saja bukan pensilnya yang penting melainkan orang yang menggunakan pensil. Pensil itu netral, dapat digunakan untuk menulis apa saja, tergantung tuannya. Tuannya jahat, yang jahat yang ditulis menggunakan pensil. Tuannya baik, yang baik yang ditulis menggunakan pensis.

Hal yang sama juga terjadi dengan penghapus. Penghapus dapat digunakan untuk menghapus segala macam tulisan yang bisa dihapus. Ya kesedihan, ya kebahagiaan. Ya kebaikan, ya kejahatan. Bukan penghapusnya yang penting, melainkan orang yang menggunakan penghapus. Sebagai metafor, pensil dan penghapus selalu mempunyai kait kelindan dengan makna harafiahnya, dan kondisi semacam ini yang sering secara sengaja disalahgunakan atau secara tidak sengaja digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang sekilas tampaknya oke, padahal ya salah dan menyesatkan.

Setelah diberi sedikit penjelasan apakah sudah mulai terasa betapa benar peringatan yang diberikan oleh Tuhan bahwa 'Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya,' atau jangan-jangan semakin tidak terasa jika ada penyesatan? Inilah gunanya belajar menjadi orang sederhana dan rendah hati karena mereka yang sederhana dan rendah hati ternyata tidak mudah disesatkan. He he he ... bagaimana? Tidak percaya kan? Ha ha ha ... padahal yang 'beginian' banyak sekali. Kasidi no. 414 -- XZSS17102017 - 087853451949  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun