Bondowoso - Sebanyak 28 guru dari Gugus Taman Ilmu, Kabupaten Bondowoso, mengikuti pelatihan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD) berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengintegrasikan literasi, numerasi, dan kekayaan budaya lokal ke dalam proses pembelajaran yang kontekstual dan bermakna bagi siswa sekolah dasar.
Pelatihan yang difasilitasi oleh tim pengabdian masyarakat dari Universitas Jember ini berlangsung secara interaktif. Para peserta dibekali keterampilan menyusun LKPD digital yang responsif terhadap keragaman budaya siswa, dengan memanfaatkan aplikasi seperti Canva dan Liveworksheet.
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta. Skor rata-rata pretest yang semula 69,29 meningkat menjadi 75,36 pada posttest. Dari 28 peserta yang mengikuti kedua tes, sebanyak 14 guru mengalami peningkatan nilai, 10 tetap stabil, dan hanya 4 yang mengalami penurunan, yang diduga disebabkan oleh faktor teknis.
Selain dari sisi kognitif, pelatihan ini juga memunculkan kreativitas guru dalam menyusun materi ajar yang mengangkat kearifan lokal. Misalnya, beberapa guru mengaitkan pelajaran matematika dengan konteks makanan tradisional, permainan daerah, hingga cerita rakyat setempat. Integrasi budaya lokal ini tidak hanya memperkaya materi, tetapi juga memperkuat kedekatan siswa dengan pembelajaran.
"Hal yang paling bermakna dari pelatihan ini adalah pemahaman bahwa budaya lokal dan identitas siswa dapat menjadi kekuatan dalam pembelajaran," ujar Abdul Gaffar, salah satu peserta.
Senada dengan itu, Qurrotul A'yun, guru lainnya, mengungkapkan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru mengenai pemanfaatan teknologi. "Ternyata Canva dan Liveworksheet dapat menyulap LKPD menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa," katanya.
Ibu Marhamah, peserta lainnya, menambahkan bahwa pendekatan berbasis budaya mampu menjembatani konsep abstrak dengan realitas keseharian siswa. "Budaya lokal menjadi pintu masuk yang efektif untuk memahami materi yang sebelumnya dianggap sulit," tuturnya.
Meski demikian, pelatihan ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa guru mengalami kendala dalam hal perangkat digital dan koneksi internet yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut, panitia menyediakan pendampingan lanjutan melalui grup WhatsApp sebagai ruang berbagi dan diskusi antar peserta.
Ketua tim pelaksana, Elvin Cahyanita, M.Pd., menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme peserta dan dukungan dari berbagai pihak. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Semoga praktik baik ini dapat menjangkau lebih banyak sekolah dasar di masa depan," ujarnya.