Mohon tunggu...
Trianna Annisafitri
Trianna Annisafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi mendengarkan musik dan mempunyai kepribadian yang pendiam:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pilihan Rasional James S. Coleman

8 Oktober 2022   11:12 Diperbarui: 8 Oktober 2022   11:17 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama 12 tahun saya menjalani pendidikan dari SD hingga SMA, saya selalu mengikuti semua pilihan orang tua saya dimana saya harus sekolah. Bukan saya tidak berani untuk bersuara, saat itu saya masih berfikir bahwa semua pilihan orang tua adalah yang terbaik. Saya juga sempat bertanya, kenapa saya dikasih pilihan disekolah-sekolah tersebut, dan jawabannya simple hanya karena dekat. Saat itu saya masih bisa menerima alasan tersebut dan mencoba untuk menghargai semua pilihan mereka. Tetapi saat saya menginjak kelas 12, saya berfikir saya harus mempunyai pilihan sendiri. Disaat saya terpilih masuk menjadi salah satu siswa penerima SNMPTN,disaat itu juga saya sudah tau kemana saya akan melanjutkan pendidikan.

Saya sangat ingin sekali kuliah dijogja, selain dikenal dengan kota pelajar saya ingin kuliah disana karena saya mau keluar dari zona nyaman. Sudah cukup saya belajar di lingkungan sekitar saya, saya butuh pengalaman yang lain. Lagi-lagi orang tua saya memiliki pilihannya sendiri dari jurusan hingga kampus yang harus saya ikuti, karena saya fikir sudah saatnya saya bersuara sesuai dengan kinginan saya. 

Awalnya mereka menolak dengan pilihan saya karena dengan alasan " jogja jauh".." kamu ga punya saudara dijogja".."emang bisa tinggal sendiri" dan masih banyak lagi kata penolakan lainnya. Setelah saya jelaskan alasan saya untuk kuliah disana dan mencoba membuat mereka mengerti akan pilihan saya, akhirnya orang tua saya setuju akan pilihan saya. Dari contoh diatas bisa kita dapatkan bahwa adanya pilihan rasional yang dimana terdapat 2 unsur didalamnya yaitu actor dan sumber daya. Dimana saya disini berperan sebagai actor dan jogja sebagi sumber dayanya.

Teori pilihan rasional dipopulerkan oleh coleman yang menyatakan bahwa tindakan seseorang sebagai sesuatu yang purposive atau yang bertujuan. Menurut Coleman (1992) tindakan purposive merupakan suatu tindakan yang didasarkan keinginan memperoleh keuntungan atas pilihannya. Menurut Angga Unita Kiranantika (2013) teori pilihan rasional pada dasarnya menekankan bahwa manusia adalah organisme yang mementingkan dirinya sendiri,maka ia akan memperhitungkan cara bertindak untuk memaksimalkan keuntungan dan menimalkan kerugian.

Saya mengenal teori pilihan rasional James S.Coleman dari sebuah jurnal yang berjudul " Rasionalitas orang tua dalam dalam pengambilan keputusan jurusan kuliah anak melalu analisis teori pilihan rasiona James S. Coleman " . Dimana jurnal ini mengatakan, Sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan, setelah seseorang berada pada situasi pengambilan keputusan maka selanjutnya dia akan melakukan tindakan untuk mempertimbangkan, menganalisis, melakukan prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap pilihan-pilihan yang ada. 

Jurnal ini juga mengatakan, Meskipun teori pilihan rasional berangkat dari tujuan atau maksud aktor, paling tidak harus diperhatikan dua hambatan utama tindakan, yaitu aktor dan juga sumber daya. Sumber daya ialah setiap potensi yang ada atau bahkan yang dimiliki. Sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya alam, yaitu sumber daya yang telah disediakan atau potensi alam yang dimiliki dan juga sumber daya manusia, yaitu potensi yang ada dalam diri seseorang. Sedangkan aktor ialah seseorang yang melakukan sebuah tindakan. Dalam artian, aktor ialah individu yang mampu memanfaatkan sumber daya dengan baik (Coleman, 2011:47-48)

Dalam pemahaman saya, teori pilihan rasional adalah sebuah kekuatan dimana kita bisa menggunakan kekuatan itu untuk memilih dan berfikir secara rasional dalam mengambil sebuah keputusan yang tidak mudah. Pilihan rasional ini juga bisa diartikan sebagai suatu tindakan dengan memenafaatkan sumber daya untuk memenuhi  tujuan tersebut.

            James Samuel Coleman, lahir di Bedford, Amerika pada tanggal 12 Mei 1926. Coleman merupakan seorang polimatik dan pakar teoretis sosiologi, dia dikenal sebagai pengarang muda pada bidang studi sosiologi industry.Coleman mempunyai bermacam karir hebat dalam sosiologi,julukan "teoritis" hanya salah satu dari beberaa julukan yang diterimanya. Dia menerima gelar Ph.D dari Universitas Colombia pada tahun 1955, dan setahun kemudia ia  memulai karir akademisnya sebagai asisten professor di Universitas Chicago. Tahun 1973, ia kembali ke Universitas ini setelah 14 tahun dan melanjutkan karirnya di Chiicago hingga akhir hayatnya. Ditahun yang sama ia mulai mengajar di Chicago, Coleman menjadi penulis junior (bersama S.M Lipset dan Martin A.Trow) salah satu studi yang menonjol dalam sejarah sosiologi industry, berjudul Union Democracy.

Coleman menerima gelar Bachelor of Science dari Universitas Purdue tahun 1949 dan bekerja sebagai ahli kimia untuk Eastman Kodak sebelum masuk ke Departemen sosiologi Universitas Colombia tahun 1951. Coleman sangat dipengaruhi oleh Robert K. Merton terutama kuliahnya tentang Durkheim dan faktor sosial sebagai penentu perilaku individu. Ia pun mendapat pengaruh dari pakar metodologi Paul Lazars Feal. Minatnya terhadap metode kuatitatif dan sosiologi matematis berasal dari Lazars feal. 

Seymour Martin Lipset adalah orang ke tiga yang sangat mempengaruhi Coleman . Coleman di ajak Lipset menjadi anggota tim junior rise Lipse, dengan demikian akhirnya berpartisipasi menyusun laporan yang berjudul Union Democracy. Demikianlah, pendidikan S1 sudah memberi Coleman penguasaan metode yang kuat, metode dengan hubungan antara keduanya dalam riset empiris inilah model yang di cita-citakan semua sosiologi.

Berdasarkan pengalaman itu Coleman melukiskan visinya mengenai studi sosiologi ketika ia menamatkan S1 dan memulai karir profesionalnya:
Sosiologi harus menjadi sistem sosial (yang kecil atau yang besar) sebagai unit analisis ketimbang individu, namun harus menggunakan metode kuantitatif, meninggalkan teknik-teknik yang sistematis yang membuka peluang keterlibatan kecenderungan peneliti dan menutup peluang untuk melakukan penelitian ulang dan terbatas kemampuannya untuk menjelaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun