Mohon tunggu...
Tri Anisah
Tri Anisah Mohon Tunggu... pelajar

Barang kali kamu menemukan yang kamu cari di sini, happy reading!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Iklim Bukan Ramalan, Tapi Realita: Dampaknya Sudah Terasa di Sektor Pangan

20 Agustus 2025   15:03 Diperbarui: 20 Agustus 2025   15:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: static.gatra.com

Dulu, isu perubahan iklim sering dianggap wacana masa depan. Namun kini, tanda-tanda nyata sudah terasa. Cuaca yang semakin ekstrem, pola hujan tak menentu, hingga suhu bumi yang meningkat jadi bukti bahwa perubahan iklim bukan sekadar ramalan. Dampaknya pun langsung menyentuh sektor yang sangat penting pangan.

Cuaca Ekstrem Menghantam Produksi Pertanian

Petani kini menghadapi tantangan besar. Kekeringan yang lebih panjang membuat sawah sulit diairi, sementara hujan deras yang tiba-tiba sering merusak tanaman siap panen. Akibatnya, hasil produksi menurun dan kestabilan pangan ikut terganggu. Situasi ini membuat harga bahan pokok semakin tidak stabil.

Ketergantungan Pangan pada Kondisi Iklim

Kita harus ingat, sektor pangan sangat bergantung pada cuaca dan iklim. Padi, jagung, kedelai, hingga buah-buahan memerlukan iklim yang stabil untuk tumbuh optimal. Begitu iklim berubah drastis, produktivitas menurun, kualitas hasil pertanian berkurang, bahkan ancaman gagal panen bisa terjadi.

Tekanan pada Sistem Pangan Global

Bukan hanya Indonesia yang merasakan dampaknya, tapi juga dunia. Negara produsen pangan utama mengalami kesulitan, yang pada akhirnya memengaruhi rantai pasokan global. Artinya, perubahan iklim membawa efek domino: mulai dari petani kecil hingga konsumen akhir.

Solusi Teknologi untuk Menghadapi Tantangan

Di tengah ketidakpastian iklim, mertani hadir membawa sebagai solusi. Salah satunya melalui penggunaan AWS (Automatic Weather Station). Alat ini mampu memantau kondisi cuaca secara real-time dan memberikan data akurat mengenai suhu, curah hujan, kelembapan, hingga arah angin. Informasi tersebut menjadi bekal penting bagi petani untuk menentukan waktu tanam, penggunaan air, hingga perlindungan tanaman.

Peran AWS dalam Adaptasi Pangan

Bayangkan petani bisa tahu kapan hujan deras akan datang atau kapan musim kering berlangsung lebih lama. Dengan AWS, prediksi berbasis data ini bukan lagi angan-angan. Teknologi ini membantu sektor pertanian beradaptasi, sehingga risiko gagal panen bisa ditekan dan produktivitas tetap terjaga.

Perubahan iklim memang nyata, dan sektor pangan adalah salah satu yang paling merasakannya. Namun, dengan dukungan teknologi seperti AWS, kita masih bisa menjaga ketahanan pangan. Kuncinya adalah adaptasi: memahami perubahan iklim, memanfaatkan data, dan menerapkan strategi cerdas agar pangan tetap tersedia bagi semua.

Sumber:

https://www.cips-indonesia.org/post/ketahanan-pangan-vs-perubahan-iklim-bagaimana-kita-bisa-bertahan?lang=id#:~:text=Sektor%20pertanian%20di%20Indonesia%2C%20dengan,berubah%20mengancam%20produksi%20pangan%20kita.

https://earth.org/from-farm-to-table-the-economic-impact-of-climate-change-on-the-food-chain/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun