Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seberapa Sakti BPJS untuk Operasi Caesar?

28 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 29 Juni 2021   04:00 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kelahiran bayi | sumber: Christian Bowen - unsplash.com

Tampaknya saya perlu menuliskan ini sebagai pelajaran yang dapat dibaca oleh siapapun yang membutuhkan.

Saya pernah mengurus istri yang harus operasi caesar sampai tiga kali untuk tiga kelahiran di tahun 2013, 2015, dan 2018. Dengan beragam kondisi dan dramanya. Dan semua menggunakan BPJS.

Pada prinsipnya, prosedur dan persyaratan ketiganya relatif sama saja, cuma memang operasional di lapangan bisa berbeda tergantung kondisi dan tempatnya.

Yang pertama tahun 2013. Saat itu kondisi calon bayi saya sudah terdeteksi tidak akan bertahan lama meskipun dilahirkan. Semua karena inveksi toksoplasma yang menyerang janin dalam kandungan. 

Akibatnya, saat dilakukan USG pada janin usia lima bulan, batok kepala calon bayi tampak tidak menutup sempurna. Dan benar saja, saat dilahirkan kondisi tempurung kepala bayi tidak sempurna di bagian atasnya, alias bagian otak terekspose dari luar.

Tidak bertahan lama. Hanya empat hari, bayi tersebut harus kembali ke sang pencipta di kamar inkubator. Padahal dilahirkan dalam usia kandungan hampir 10 bulan dan tidak dalam kondisi prematur.

Proses kelahirannya seperti ini, sang ibu tidak merasakan kontraksi padahal sudah hampir 10 bulan kehamilan. 


Kami inisiatif pergi ke RSUD Jombang untuk kemudian diperiksa. Dokter dan perawat memutuskan memberikan stimulasi berharap terjadi kontraksi. Namun ditunggu hingga beberapa jam, apa yang diharapkan itu tidak muncul.

Terpaksa dokter yang memeriksa kandungannya selama ini memutuskan harus melakukan tindakan operasi caesar.

Proses administrasi BPJSnya lancar saja. Saya mengikuti prosedur yang ditunjukkan bagian rumah sakit dan dijelaskan bahwa semua bisa ditanggung oleh BPJS. Termasuk inkubator untuk menaruh bayi saya yang sudah diketahui bakal ada masalah tersebut.

Kami diperbolehkan pulang setelah dirawat selama tiga hari di rumah sakit dengan tanpa membawa bayi. Keesokan harinya, kami dapat kabar bahwa anak pertama kami sudah tiada dan diminta untuk menjemput langsung di kamar mayat.

BPJS mengcover semua proses persalinan hingga kami pulang dan bayi dinyatakan meninggal. Tidak keluar biaya sepeser pun.

Biaya yang keluar hanya saat kami menjemputnya di kamar mayat karena memang ada biaya tambahan memandikan dan mengkafani agar saat sampai rumah, kami langsung siap memakamkan tanpa perlu merepotkan keluarga yang sedang berkabung.

Di kehamilan anak yang kedua tahun 2015, jelas harus dilakukan operasi caesar. Sejak awal kami sudah paham kondisi itu tersebab riwayat caesar yang belum lama pernah dilakukan. Itu pun sudah terkonfirmasi oleh dokter yang memeriksa kandungan istri.

Kondisi bayi dan ibunya kali ini dalam kondisi sehat. Di masa mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL), dokter yang memeriksa kandungan sampai memberikan opsi mau kapan melakukan tindakan. 

Saya sampai bisa memilih tanggal, maksud hati agar bisa sama dengan tanggal kelahiran saya. Dokter pun setuju karena pas kondisi sedang tidak sibuk.

Saya tanyakan, "Apa bisa pakai BPJS, dok?"

"Bisa", jawabnya.

Pada tanggal ditentukan, kami datang ke IGD rumah sakit swasta di mana tempat dokter tersebut berpraktik. Kali ini di RS Timah Pangkalpinang. Rumah Sakit terbaik yang tesedia kala itu.

Namun sayang, kondisi kamar persalinan sedang penuh. Kami berkoordinasi antara perawat di IGD dan dokter yang akan menangani. 

Sambil memeriksa kandungan, dokter memutuskan esok hari saja dilakukan operasi karena masih bisa ditahan dan belum darurat segera dilahirkan.

Kami menerima saja saran ini. Seingat saya, jika kami memaksakan ingin dilahirkan hari itu, bisa saja namun tidak akan tercover BPJS. 

Dokter tidak berkenan memberikan rujukan darurat melihat kondisi kandungan yang masih oke dan ketersediaan kamar yang sedang penuh hanya karena alasan agar tanggal kelahiran cocok dengan ayahnya.

Keesokan harinya kami kembali lagi ke IGD sebagaimana janji kemarin. Dokter kali ini memberi lampu hijau dan kamar sudah tersedia dan dapat digunakan.

Sebelum memulai proses operasi, perawat IGD kali ini memberikan informasi bahwa ada beberapa alat dan obat yang biasa digunakan oleh dokter yang akan menangani dan itu tidak ditanggung oleh BPJS. Pihak rumah sakit meminta persetujuan saya sebagai pihak penanggung sebelum benar-benar melakukan tindakan.

Nominalnya sekitar 1,3 juta rupiah. Saya diberikan opsi boleh menolak dan dokter akan menggunakan alat dan obat yang tercover oleh BPJS saja. 

Namun saya memilih untuk menyetujui karena ada penjelasan bahwa tambahan alat dan obat ini akan lebih mengoptimalkan proses dan hasil operasi caesarnya.

Singkat cerita, proses operasi berjalan lancar. Tiga hari kami rawat inap di rumah sakit. Setelahnya kami diperbolehkan pulang bersama bayi kami yang sehat. Tentu setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit berikut dengan tambahan biaya 1,3 juta sebagaimana yang pernah dijelaskan di muka.

Yang terakhir, kelahiran anak kami yang ketiga di tahun 2018. Kondisi janin dan calon ibunya kali ini juga sehat namun tetap direkomendasikan untuk dilakukan operasi caesar tersebab riwayat dua kali kelahiran caesar sebelumnya.

Dokter kali ini memberikan penjelasan bahwa agar tercover BPJS, harus didahului dengan kontraksi yang dirasakan oleh ibunya. 

Saat terjadi kontraksi, kami disarankan ke rumah sakit yang sudah kami sepakati untuk kemudian dilakukan pemeriksaan sehingga dapat diberikan vonis agar dilakukan operasi caesar. Vonis dokter inilah konon yang menjadi dasar BPJS akan meng-cover operasi caecar.

Tepat saat istri merasakan kontraksi, kami langsung menuju ke IGD RS Swasta Pelangkap Jombang. Rumah sakit yang telah kami sepakati di mana dokter yang biasa memeriksa kandungan kami berpraktik.

Proses tidak rumit. Kami diarahkan untuk melengkapi administrasi yang dibutuhkan, baik terkait keperluan di rumah sakit maupun BPJSnya.

Atas izin Allah SWT, semua proses operasi caesar kemudian dilakukan dengan lancar. Kami melalui proses rawat inap selama tiga hari berikut dengan bayinya. 

Kami diperbolehkan pulang setelahnya dengan menyelesaikan segala administrasi tanpa diharuskan membayar sepeserpun. Kami pulang bersama bayi kami dalam kondisi sehat.

Kesimpulan yang dapat diambil, saya membuktikan betul bahwa BPJS benar-benar dapat diandalkan untuk keperluan operasi caesar. Tentu dengan kondisi-kondisi yang memang memenuhi syarat sesuai dengan keputusan dokter yang memeriksa dan bukan karena vonis dan keinginan kita sendiri.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

  1. Pastikan keanggotaan kita aktif saat proses akan dilakukannya operasi;
  2. Penuhi segala persyaratan administrasi yang diminta oleh pihak rumah sakit. Di sini memang kita harus sadar diri dan paham bahwa BPJS memerlukan pemenuhan administrasi yang jelas berbeda dengan pasien umum;
  3. Bisa jadi memang akan ada obat atau alat tertentu yang tidak ditanggung BPJS. Pihak rumah sakit biasanya akan menjelaskan ini di muka sebelum dilakukan tindakan. Segala penolakan dan persetujuan berada di tangan keluarga pasien berikut dengan konsekuensi yang menyertainya.
  4. Hindari berdebat dengan petugas kesehatan di rumah sakit terkait BPJS. Sebab bukan mereka pengambil keputusan terkait proses BPJS jika ada masalah. Mereka hanya menerima rujukan dan menjalankan sesuai dengan sistem klaim yang ditetapkan BPJS. Jangan berlama-lama berdebat mengorbankan antrian pasien lain yang sedang menunggu! Jika ada masalah BPJS, berdebatlah di kantor BPJS dan pegawainya di sana.

Selama keanggotaan kita aktif, prosedur dan administrasi kita penuhi, BPJS cukup sakti mengkafer semua beban biaya operasi caesar kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun