Beberapa hari ini terdapat keramaian di dunia maya. Perkaranya adalah pesanan sistem pre-order baju lebaran sarimbit (baju berpasangan) meleset jauh dari yang dijanjikan. Bahkan, hingga hari ini (h-6 lebaran), belum ada kejelasan kapan barang diterima. Jikapun dilakukan pengembalian pembayaran (refund) juga belum ada kejelasan. Dipantau dari sosial media pemilik brandnya, tampak sekali kekecewaan baik dari konsumen langsung yang memesan maupun para distributor dan reseller yang membantu sistem penjualan baju tersebut.
Ummu Hifdhi misalnya, salah satu pihak yang dirugikan memberikan komentar, "Mbak Dian Aulia Alwa,pesenan customer saya harusnya sebelum tgl 01 mei sudah ke terima sesuai tgl kirim pas open PO..nyatanya tgl 1 mei baru masuk pengiriman,udah gitu resi gak keluar-keluar..malu akutuhh,tau gitumh kemarin gak minta buru-buru di lunasin.. Jadi mikir lagi deh untuk tahun depan takut terulang lagi dan lagi."
Atau komentar salah satu distributor/resellernya,
 "Aduh mbk.... Dimohon konsisten nya dong. Kalo smean mau alasan pandemi brand lain pun juga mengalami tapi mereka bisa menyelesaikan sebelum Mei. Ini lebaran sudah di depan mata tapi barang belum ada kejelasan. Kami disini di demo sama cust, dibilang pembohong, gag sesuai janji dan sebagainya. Harus nya di prediksi kapan selesainya,kapan bisa ddi distribusikan jangan hanya fokus ngeluarin model banyak tapi malah keteteran kayak gini."
Dan ratusan komentar lainnya yang sudah dishare sebanyak 49 kali dapat disimak di sini.
Menanggapi hal tersebut, pemilik brand memberikan sedikit penjelasan dan permintaan maaf karena tidak bisa memenuhi janji sebagaimana promo yang pernah dilakukan.
Saya sendiri mengenal suami-istri pemilik brand ini. Mereka memang memiliki minat menjadi pengusaha, alih-alih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah pasti mereka raih selepas sekolah kedinasan. Saya juga mengetahui etos kerja dan juga sempat dimintai pendapat saat awal-awal mereka membangun bisnis.
Mereka adalah pasangan yang baik dan berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara beretika. Namun kondisi yang saat ini sedang terjadi, bisa jadi memang situasi di luar kontrol mereka. Saya belum berani menanyakan secara langsung karena pasti sedang pusing memikirkan para mitra dan konsumen mereka yang sedang demo besar-besaran. Meski secara online.
Apapun itu, kondisi ini dapat kita jadikan pelajaran sebagai konsumen yang ingin berbelanja barang untuk keperluan lebaran. Terutama baju yang memang sengaja disiapkan untuk dipakai di kala lebaran.