Buat yang terbiasa menjaga salat tepat waktu, bukber virtual tampaknya lebih enak daripada bukber konvensional
Bisa salar tarawih telat waktu
Tidak semua yang mengikuti bukber, juga memiliki kebiasaan tarawih tepat waktu selepas isya berjamaah. Di bukber konvensional, biasanya kita jadi 'tertawan' oleh perbincangan selepas makan besar buka puasa. Mau meninggalkan obrolan kok ya seru, tapi mau ikut lanjut kok ya sayang tidak bisa ikut salat tarawih. Akhirnya serba salah.
Dengan bukber virtual. Kita bisa mengagendakan kongkow-kongkow dan obrolan ngalor ngidul di waktu lain selepas salat tarawih.
6. Tidak dijadikan ajang pamer dan riya
Tidak dapat dipungkiri, bukber konvensional yang dihelat dengan maksud juga bereuni, seringkali terselip jadi ajang pamer dan riya. Secara naluri, peserta bukber tiba-tiba merasa perlu berlomba-lomba menunjukkan keberhasilan dan apa yang dipunyai.
Bagi orang-orang tertentu, situasi ini membuat tidak nyaman. Yang ujungnya biasanya mereka ini enggan untuk ikut acara bukber lagi.
Nah, dengan bukber virtual kita tidak perlu terlalu berdandan terlalu berlebihan. Cukup dengan pakaian sehar-hari sewajarnya. Mereka yang memang senang berpamer biasanya akan tetap berusaha 'unjuk gigi' di room meeting, namun tentu yang tidak nyaman dengan situasi itu, bisa cuek aja dan tidak perlu 'terpaksa' untuk ikut-ikutan langgam mereka yang mau riya.
Efektif efisien
Bagaimana tidak, buka puasa bersama sejatinya ya melaksanakan buka puasa secara bersama-sama. Secara fundamental, bukber virtual mengembalikan acara bukber kembali ke khittohnya: ya buka puasa bersama. Tidak perlu ada tambahan embel-embel ini itu. Semua tetap bisa saling sapa, melaksanakan buka puasa bersama, dan tak perlu melakukan dan mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu. Efektif efisien!
Bagaimana, sudah berapa undangan bukber virtual yang Anda jalani?