Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukber Virtual, Memang Bisa Apa?

25 April 2021   21:25 Diperbarui: 25 April 2021   21:33 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar flyer digital acara buka puasa bersama secara virtual yang diselenggarakan salah satu sekolah | Dokpri

Buka puasa bersama (bukber) memang salah satu media silaturahmi bagi segenap kaum muslim. Jika sebelum pandemi, rentetan jadwal bukber seringkali mampir di agenda kita. Terutama di setengah akhir ramadan. Namun, dua ramadan ini, tampaknya kita tidak bisa leluasa menyelenggarakan bukber dengan cara konvensional. Sebab, bayang-bayang penyebaran Covid-19 masih menghantui mayoritas kita.

Meski ada yang tidak terlalu khawatir, 'panitia' bukber juga menahan diri untuk mengadakan secara gegap gempita seperbi biasanya. Maka, solusi bukber virtual yang diselenggarakan secara online menjadi alternatif. Tapi apakah benar-benar bisa?

Nyatanya, memang banyak komunitas dan kelompok-kelompok mulai menyelenggarakan bukber virtual. Tak terkecuali dengan beberapa sekolah dan instansi.

Jelas nuansa bukber virtual tidak sama seperti bukber konvensional. Saat bukber virtual, sejatinya kita buka puasa sendiri-sendiri di tempat masing-masing tapi dalam waktu dan komando yang bersamaan secara online. Biasanya tetap menggunakan media zoom meeting sebagai 'venue'nya.

Dengan pergeseran kebiasaan bukber konvensional ke bukber virtual, beberapa benefit bisa kita rasakan. Setidaknya kita bisa:

  1. Tuan rumah tidak perlu persiapan yang rumit

Jika bukber dilaksanakan secara offline, biasanya yang menjadi tuan rumah perlu menyiapkan ini itu terlebih dahulu. Mulai dari menata ruangan, menyiapkan wadah makan minum, hingga tempat untuk salat maghrib. Dengan dilaksanakan bukber virtual, tuan rumah cukup 'stanby' menjadi host meeting yang bisa disiapkan 30 menit menjelang berbuka tanpa perlu persiapan lama.

  1. Tidak perlu terjebak macet

Untuk acara bukber di kota-kota besar, peserta pun seringkali harus 'direpotkan' dengan menempuh perjalanan yang tidak dekat dan terjebak macet. Apalagi acara bukber seringkali juga bertepatan dengan ramai-ramainya jalan raya.

Tidak sampai di situ, selepas bukber, kita juga harus pulang kembali dan berjuang dengan kemacetan yang tidak sebentar. Sungguh berangkat dan pulang bukber yang menguras energi dan bahan bakar!

  1. Hemat biaya

Bukber virtual sejatinya ya buka puasa kita sehari-hari, cuma sekarang dibuat janji dan bertemu secara virtual. Biaya menyiapkan makanan spesial ala bukber konvensional bisa dihindari karena toh kita tidak sedang menjamu orang lain. Cukup diri sendiri dengan keluarga saja.

  1. Bisa salat maghrib tepat waktu

Biasanya kita perlu pergerakan yang agak rumit jika ingin salat magrib terlebih dahulu sebelum makan besar. Jika bukber konvensional, waktu dan tempat salat biasanya terbatas dan harus bergantian. Dengan bukber virtual, kita bisa langsung ambil wudu segera setelah bertakjil tanpa perlu menunggu atau bergantian.

Buat yang terbiasa menjaga salat tepat waktu, bukber virtual tampaknya lebih enak daripada bukber konvensional

  1. Bisa salar tarawih telat waktu

Tidak semua yang mengikuti bukber, juga memiliki kebiasaan tarawih tepat waktu selepas isya berjamaah. Di bukber konvensional, biasanya kita jadi 'tertawan' oleh perbincangan selepas makan besar buka puasa. Mau meninggalkan obrolan kok ya seru, tapi mau ikut lanjut kok ya sayang tidak bisa ikut salat tarawih. Akhirnya serba salah.

Dengan bukber virtual. Kita bisa mengagendakan kongkow-kongkow dan obrolan ngalor ngidul di waktu lain selepas salat tarawih.

6. Tidak dijadikan ajang pamer dan riya

Tidak dapat dipungkiri, bukber konvensional yang dihelat dengan maksud juga bereuni, seringkali terselip jadi ajang pamer dan riya. Secara naluri, peserta bukber tiba-tiba merasa perlu berlomba-lomba menunjukkan keberhasilan dan apa yang dipunyai.

Bagi orang-orang tertentu, situasi ini membuat tidak nyaman. Yang ujungnya biasanya mereka ini enggan untuk ikut acara bukber lagi.

Nah, dengan bukber virtual kita tidak perlu terlalu berdandan terlalu berlebihan. Cukup dengan pakaian sehar-hari sewajarnya. Mereka yang memang senang berpamer biasanya akan tetap berusaha 'unjuk gigi' di room meeting, namun tentu yang tidak nyaman dengan situasi itu, bisa cuek aja dan tidak perlu 'terpaksa' untuk ikut-ikutan langgam mereka yang mau riya.

  1. Efektif efisien

Bagaimana tidak, buka puasa bersama sejatinya ya melaksanakan buka puasa secara bersama-sama. Secara fundamental, bukber virtual mengembalikan acara bukber kembali ke khittohnya: ya buka puasa bersama. Tidak perlu ada tambahan embel-embel ini itu. Semua tetap bisa saling sapa, melaksanakan buka puasa bersama, dan tak perlu melakukan dan mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu. Efektif efisien!

Bagaimana, sudah berapa undangan bukber virtual yang Anda jalani?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun