Mohon tunggu...
Triandisa Sumarlis
Triandisa Sumarlis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Saya merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Banjir yang Tak Kunjung Usai di Nagari Silokek

4 Januari 2024   15:03 Diperbarui: 4 Januari 2024   15:33 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Dokumentasi pribadi banjir Silokek

Curah hujan yang tinggi dalam waktu cukup lama di beberapa kawasan mengakibatkan terjadinya banjir di nagari Silokek kabupaten Sijunjung. Banjir telah terjadi pada Desember ini sebanyak empat kali. Banjir yang pertama terjadi pada tanggal (14/12/2023), selanjutnya terjadi pada tanggal (18/12/2023), yang ketiga terjadi pada tanggal (22/12/2023), dan yang keempat terjadi pada tanggal (31/12/2023).

Hujan yang deras mengakibatkan meluapnya aliran batang Kuantan ke jalan. Titik jalan yang terkena banjir yaitu Pasir Putih, Pandan, dan Ngalau Cigak. Tidak hanya banjir yang melanda nagari Silokek, tanah longsor juga merupakan bencana alam yang tak bisa dielakkan. Cuaca yang ekstrem, banjir dan longsor merupakan bencana alam sepaket yang telah sering terjadi di nagari Silokek.

Banjir yang melanda dibeberapa titik jalan mengakibatkan terputusnya askses transporatsi roda dua maupun roda empat. Untuk bisa melewati jalan, tunggu sampai airnya surut meninggalkan jalan. Pada banjir pertama di bulan desember, itu terjadi hanya satu hari saja, namun sampai sore. Hari itu bertepatan dengan hari kamis, yang mana merupakan biasanya masyarakat nagari silokek pergi kepasar Sijunjung, namun akibat air batang kuantan yang meluap kejalan menghambat aktivitas masyarakat, bukan hanya itu tenaga pendidik juga tidak bisa untuk ke sekolah, karna terhambat jalan.

Gambar 2. Jalan Muaro-Silokek Sijunjung Retak Pasca Hujan padang.tribunnews.com
Gambar 2. Jalan Muaro-Silokek Sijunjung Retak Pasca Hujan padang.tribunnews.com

Desember 2023 dengan segala cuaca buruknya, menyebabkan terjadinya banjir untuk yang kedua kalinya, banjir ini berlangsung selama 2 hari. Longsor juga tejadi di beberapa titik dan jalan amblas. Akibatnya Listrik dan juga jaringan ikut padam selama dua hari dua malam. Jalan amblas ini kembali membuat akses transportasi tiga nagari yaitu (Sumpur Kudus, Durian Gadang, dan Silokek) tidak bisa melewati jalan Silokek untuk pergi ke muaro sijunjung. Sehingga selama dua hari tersebut masyarakat yang memiliki kebutuhan mendesak untuk pergi ke Sijunjung ataupun daerah lain harus melewati jalan Sumpur Kudus, yang mana jalan Sumpur Kudus ini tiga kali lebih jauh dari pada jalan Silokek.

Bukannya hanya askses transportasi yang terhambat oleh banjir ini, namun pekerjaan masyarakat juga menjadi terhenti karena Sungai batang Kuantan yang meluap-luap dan meyebabkan air dalam, karena seperti yang diketahui masyarakat nagari Silokek umumnya bekerja sebagai tambang emas di batang kuantan dan mengangkut kayu dari rimba (hutan).

Untungnya tidak ada korban jiwa ataupun harta benda dari akibat longsor dan banjir, karena bencana ini terjadi jauh dari permukiman warga. Tidak tinggal diam pemerintah nagari Sijunjung langsung turun ke tempat yang terkena bencana alam. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sijunjung turun langsung ke lokasi kejadian bersama tim UPTD Alat Berat Dinas Pengerjaan Umum (PU). Atas segala bencana alam yang terjadi di nagari silokek syukurnya pemerintah selalu cepat tanggap untuk memperbaiki jalan yang amblas dan pohon yang tumbang.

Lagi-lagi banjir terjadi untuk yang keempat kalinya pada tangga 31 Desember 2023, yang mana seharusnya masyarakat bereuforia untuk menyambut pergantian tahun. Banjir di penghujung tahun ini juga menghambat transportasi roda dua maupun roda empat, sehingga masyarakat yang seharunya pergi untuk liburan terpaksa tidak jadi pergi. Longsor pun juga terjadi di beberapa titik, seperti di jalan Durian Gadang. Longsor ini lumayan parah, karena pohon yang tumbang sangat banyak mengakibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa lewat.

Menurut pandangan saya, terkait banjir dan longsor yang terjadi di nagari Silokek sebetulnya terjadi tidak sepenuhnya karena ulah alam, melainkan karena adanya campur tangan manusia. Aktivitas manusia, seperti eksploitasi sumber daya alam, dapat berkontribusi pada intensitas dan frekuensi bencana alam.

Masyarakat nagari Silokek dan Durian Gadang yang bekerja sebagai penebang kayu dan juga penambang emas, juga dapat menyebabkan terjadinya kegundulan hutan. Penebangan hutan yang tidak terkendali ini dapat mengakibatkan sejumlah masalah lingkungan, termasuk peningkatan risiko banjir dan tanah longsor, bahkan jalan amblas sedikit banyak juga diakibatkan dari ulah manusia, karena efek tambang emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun