Bercerita tentang Yogyakarta (Jogja) dan seisinya memang tak dapat lepas dari segala kebudayaan dan sejarah di dalamnya. Nampaknya, setiap sudut Jogja memiliki kesan yang lekat dengan budaya dan peninggalan di masa Kerajaan yang telah lampau. Seakan kemanapun jalan yang kita susuri di kota ini, mampu meninggalkan suasana kejawen yang khas dan unik, yang belum tentu dapat kita rasakan di tempat lain. Salah satu dari sekian tempat yang menyuguhkan keunikan peninggalan Sejarah di Kota Jogja adalah Taman Sari.
Taman Sari merupakan peninggalan Sejarah yang masih menjadi bagian dari Keraton Yogyakarta. Taman ini didirikan oleh Sultan Hamengkubowono I secara bertahap dan dimulai pada tahun  1758 M.Â
Disana ada beberapa bangunan seperti gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, danau buatan, serta pulau buatan dan lorong bawah air. Diantara banyak bangunan itu, aku tertarik untuk mengunjungi Istana Air Taman Sari (Taman Sari Water Castle). Konon katanya tempat ini difungsikan sebagai tempat pemandian keluarga Keraton Yogyakarta sebelum akhirnya dijadikan sebagai destinasi wisata di Yogyakarta.
Selesai dari mata kuliah Bahasa Inggris, aku bersama satu temanku yang lain berniat untuk pergi ke Taman Sari Water Castle yang sebelumnya memang telah kami rencanakan. Namun sebelum berangkat, kami memutuskan untuk mampir makan siang di warung dekat kampus. Dengan begitu kami bisa menikmati wisata di Taman Sari Water Castle tanpa memikirkan perut yang belum terisi.Â
Selesai dengan isi perut, aku dan temanku langsung mencari transportasi melalui aplikasi ojek online. Kami melalui perjalanan sekitar 20-25 menit dan tibalah disana sekitar pukul 2 siang. Sampainya disana aku dan temanku bersegera membeli tiket yang dijual Rp15.000 perorangnya. Kami membeli 2, memasangkannya di pergelangan tangan seperti gelang, lantas masuk ke Taman Sari Water Castle.
Kami disambut oleh pintu masuk bak terowongan dengan anak tangga yang menurun ke bawah. Di ujung anak tangga yang juga menjadi ujung terowongan itulah kulihat apa yang orang sebut dengan istana air. Terlihat seperti kolam pemandian yang  berbentuk persegi panjang. Berjumlah dua kolam yang ditengahnya dipisahkan oleh sebuah jembatan yang mengarah pada pintu keluar Taman Sari Water Castle ini.Â
Masing-masing kolam memiliki air mancur yang menyembur kecil di keempat sudutnya serta satu air mancur lagi berada tepat di tengah kolam. Airnya terlihat jernih dan dangkal, mungkin tingginya tidak sampai selutut. Vas-vas super besar yang ditanami tanam-tanaman bonsai berdiri kokoh mengelilingi tepi luar kolam. Sesekali ku potret untuk menambah koleksi foto estetik di album ponselku.
Di bagian kiri dari pintu masuk taman ini terdapat sebuah bangunan dengan bilik-bilik kecil didalamnya. Adapun satu tangga untuk pergi ke bagian atas. Tak kusangka ternyata di balik bangunan yang berisi bilik-bilik ini, terdapat satu kolam lain disertai air mancur dengan tata letak yang sama dengan dua kolam utama. Aku dan temanku sempat saling memotret satu sama lain di tepi kolam itu.Â
Puas dengan kegiatan potret-memotret, kami tertarik untuk menaiki tangga yang kami lihat sebelumnya. Meski sempat ragu, takut tidak diijinkan naik, pada akhirnya kami memutuskan untuk menaiki tangga tersebut setelah melihat ada beberapa orang yang baru saja menuruni tangga yang sama. Menandakan mereka baru saja dari ruang atas.
Aku lebih dulu naik. Satu persatu ku tapaki anak tangga kayu yang cukup curam ini. Satu dua kali aku mendengar anak tangga yang berderik seolah ingin menonjolkan kesan bangunan yang sudah tua. Sampai di atas ternyata itu adalah  bilik kecil dengan dua jendela yang terletak di sisi yang arahnya berlawanan. Satu sisi menghadap dua kolam utama dan jendela di sisi lain menghadap satu kolam tempatku berfoto tadi.Â
Di bilik itu, melalui jendelanya kita dapat melihat kolam dari sudut pandang yang berbeda. Dari sana aku juga melihat beberapa pengunjung lain yang turut menikmati keindahan tempat ini. Ada yang berfoto, membuat video konten, pun yang sekedar melihat-lihat dan berbicara santai bersama teman atau orang lain.