Mohon tunggu...
Triana Kamelia
Triana Kamelia Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Biologi. Memiliki minat pada keanekaragaman hayati dan pelestariannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Biota Laut, Ikan Coelacanth, Fosil Hidup di Laut Indonesia

18 Desember 2018   03:50 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:45 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah terbayang melihat jenis hewan yang sudah eksis 400 juta tahun yang lalu? Hewan yang bahkan sudah ada sebelum era yang diperediksi merupakan zaman hidupnya dinosaurus? Hewan tersebut adalah Ikan Coelacanth atau dikenal sebagai Ikan Raja Laut. Ikan ini merupakan anggota suku Latimeria. Jenis ikan Coelacanth yang dapat dijumpai saat ini berjumlah 2 jenis. Salah satunya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu jenis Latimeria menadoensis.

Ikan Coelacanth Manado sejauh ini diketahui ditemukan di perairan Sulawesi dan Biak, Papua. Ikan ini hidup di kedalaman 150---200m, dengan suhu perairan 17---200C. Ikan ini beberapa kali ditemukan menghuni lereng vulkanis dan gua-gua bawah laut.

Berbeda dengan jenis ikan lain yang umumnya bertelur, Ikan Coelacanth 'melahirkan' anaknya. Proses melahirkan terjadi karena telur ikan telah menetas di dalam tubuh, tepatnya di dalam oviduk. Ikan ini memiliki masa mengandung yang cukup lama. Waktu yang dihabiskan sejak telur dibuahi hingga anakan siap untuk dilahirkan mencapai hingga sekitar 1 tahun.

Selain cara reproduksi yang unik, ikan ini juga memiliki organ yang tidak dimiliki oleh ikan lainnya yaitu paru-paru. Walau demikian, ikan ini tidak menggunakan paru-parunya untuk bernapas. Brito et al. menyatakan bahwa paru-paru dari ikan ini merupakan organ vestigial yang berarti tidak fungsional. Keunikan hewan ini tidak lepas dari posisinya dalam garis evolusi. Ikan ini diduga berkerabat lebih dekat dengan veterbrata berkaki empat (reptil, amfibi, mamalia, dan burung) dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.

Ikan ini termasuk dalam status rentan (vulnerable) dalam daftar merah IUCN. Status tersebut disebabkan oleh faktor alami dan antropogenik. Faktor alami yang menyebabkan hewan ini rentan adalah kemampuan reproduksi Ikan Coelacanth  yang rendah dan persebaran yang terbatas. Sedangkan faktor antropogenik yang menyebabkan keberadaan hewan ini rentan adalah pencemaran laut yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Berdasarkan laman berita kompas.com pada tahun 2017, diberitakan bahwa secara tidak sengaja telah ditemukan sampah plastik di dalam usus besar spesimen Ikan Coelacanth. Hal ini menunjukkan bahwa polusi plastik tidak hanya membahayakan hewan yang tinggal di laut dangkal dan/atau permukaan laut, namun juga telah membahayakan hewan yang tinggal di laut dalam.

(DOK. PROF MARKUS LASUT) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
(DOK. PROF MARKUS LASUT) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus bangga akan kekayaan biodiversitas Negeri kita. Jutaan ragam fauna eksotis tentu juga memiliki ragam potensi pengelolaan, tidak terkecuali Ikan Coelcanth. Kebanggan ini tentunya harus diikuti dengan upaya untuk menjaga kelestarian fauna Indonesia. Karena kehidupan yang kita jalani, sesungguhnya ditopang oleh jasa flora dan fauna di luar sana. Salam lestari!

Sumber:

Brito, P.M., C. Cupello, M. Herbin, F.J. Meunier, P. Janvier, H. Dutel, & G. Clment. 2015. Allometric Growth in the Extant Coelcanth Lung During Ontogenetic Development. Nature Communications 6(8222): 1---5.

Erdmann, M. 2008. Latimeria manadoensis: 1 hlm.  diakses pada 18 Desember 2018 pk. 03.25 WIB

Madjowa, V. 2017. Apa Kabar Ikan Raja Laut, Hewan Purba di Laut Sulawesi?: 1 hlm.  diakses pada 18 Desember 2018 pk. 03:27.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2007. Coelacanth, Ikan Purba yang Tersisa: 1 hlm. diakses pada 18 Desember 2018 pk. 03.35 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun