Mohon tunggu...
Tresnaning Diah
Tresnaning Diah Mohon Tunggu... Penulis fiksi dan nonfiksi. Pencinta kata, pejalan sunyi, penyusun napas dari serpih-serpih cerita.

Perempuan yang percaya bahwa setiap luka punya kata, dan setiap kata bisa jadi ruang pulang. Menulis sudah menjadi panggilan hati sejak remaja, tapi baru satu tahun terakhir keberanian itu benar-benar diberi ruang untuk tumbuh dan bersuara. Baginya, menulis bukan hanya tentang mengisi halaman, tetapi menyusun ulang hidup, menemukan makna di balik kehilangan, keheningan, dan hal-hal yang tak pernah sempat diucapkan. Pernah berkarya di industri migas, kini meniti jalan sunyi sebagai perangkai kata. Ia menemukan pelipur bukan hanya dalam kalimat, tetapi juga dalam jejak Langkah, menapaki gunung saat hati merindukan ketenangan, atau sekadar menyelam ke dalam sunyi untuk memahami diri sendiri. Cerita-ceritanya hadir dari ruang paling personal: tentang cinta yang tak selesai, perempuan yang belajar berdiri lagi, dan dunia yang kadang terlalu keras namun tetap ingin dipeluk. Genre favorit: roman reflektif, slice of life, fantasi spiritual, dan kisah yang ditulis dengan nurani.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hentikan Eksploitasi, Selamatkan Monyet Ekor Panjang dan Beruk

15 September 2025   22:17 Diperbarui: 15 September 2025   22:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monyet Ekor Panjang (Sumber: Pinterest/Maimuta)

Pertanyaan sederhana: apakah kita mau dikenang sebagai generasi yang membiarkan primata paling akrab dengan manusia hilang begitu saja? Atau generasi yang berani mengubah arah dari eksploitasi menuju koeksistensi?

Pilihan ada di tangan kita. Dan waktunya, jelas: sekarang.

Referensi

  • IUCN Red List (2022, update 2024): Status Macaca fascicularis & Macaca nemestrina Lihat di sini

  • Survei Lampung 2024: Populasi 9.948 monyet ekor panjang di Tabuan, Legundi, Umang-umang Lihat riset

  • ProFauna Indonesia (2021): Kampanye perlindungan primata di Indonesia Baca di sini

  • Studi Riau 2024: Konflik manusia--monyet ekor panjang di permukiman Cek artikel

  • Publikasi 2025 (Aceh): Risiko zoonosis dari monyet ekor panjang di lokasi ekowisata Baca lengkap

  • Publikasi 2025 (Bali): Perdagangan tengkorak primata di pusat wisata Lihat laporan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun