Mohon tunggu...
Totoh Tohandar
Totoh Tohandar Mohon Tunggu... -

Guru SMK N 1 Bulakamba

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertanyaan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika Scientific

26 November 2014   07:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:49 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat mengawali kegiatan pembelajaran yang sangat diinginkan seorang guru adalah terjadinya aktivitas belajar siswa yang tinggi. Hidangan menu pembuka berupa pertanyaan efektif sebagai stimulus, untuk merangsang minat dan motivasi belajar siswa agar tercipta iklim dan suasana belajar yang menggairahkan serta menyenangkan yang pada gilirannya dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap pada diri siswa. Hasil belajar pengetahuan mencakup pemerolehan informasi dan konsep berkenaan dengan bahan ajar, keterampilan berhubungan dengan pengembangan kemampuan mengerjakan tugas, memecahkan masalah, mengungkapkan pendapat sedangkan sikap mencakup pengkajian, penjelasan dan preferensi.
Ada banyak ragam pertanyaan yang digunakan guru dalam memulai pelajaran, namun rangkaian kegiatan tersebut merupakan upaya guru untuk mencapai target maksimal/optimal sesuai apa yang diinginkan dan apa yang direncanakan. Pertanyaan guru dapat dikatakan efektif apabila pertanyaan itu dapat menimbulkan tanggapan verbal yang baik dan benar dari si pembelajar. Bentuk pertanyaan yang efektif tidak harus selalu dalam bentuk kalimat tanya, tetapi boleh juga dalam bentuk kalimat perintah namun memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Singkat dan jelas, tidak bertele-tele dan tidak mengandung banyak penapsiran. Contoh: Ubah kedalam bentuk pangkat bahwa ∛(-27) = -3.
2) Menginspirasi jawaban, contoh: Salah satu sifat dari bilangan irasional adalah bilangan tersebut tidak bisa dinyatakan ke dalam bentuk (a/b), syarat a dan b bulat b ≠0. Coba berikan contoh beberapa buah bilangan yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk a/b !.
3) Memiliki fokus contoh: Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi agar dua matriks dapat dikalikan?
4) Bersifat probing atau dipergen artinya menghendaki banyak jawaban yang berbeda dan cara penyelesaian yang berbeda namun memiliki kebenaran yang equivalen dan bisa titerima, contoh: Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk operasi aljabar pada matriks.
5) Bersifat validatif, mendukung penguatan jawaban peserta didik sebelumnya.
Contoh:
Guru : Mengapa dalam operasi aljabar tidak dibenarkan membagi dengan nol.
Siswa: Didapat variasi jawaban siswa: 1)karena tidak ada hasil, 2)karena hasilnya salah,
3)karena tidak bisa, 4)karena nol tidak sama saja dengan tidak ada, 5) karena takdir ….dll.
Guru : Amatilah anak-anak : 2 x 3 = 6 maka 2 = 6:3 dan 3 = 6:2
2 x 4 = 8 maka 2 = 8:4 dan 4 = 8:2
Jadi 6 : 3 = 8 : 4 = 2
Bagaimana bila angka 2 diganti dengan angka 0.
0 x 3 = 0 maka 0 : 3 = 0 dan andai 0 : 0 = 3
0 x 4 = 0 maka 0 : 4 =0 dan andai 0 : 0 = 4
Perhatikan! 0 : 0 = 3 dan 0 : 0 = 4 …… Bagaimana kalimat matematika tersebut ?
Apa yang anda bisa simpulkan ………..?
6) Bersifat peningkatan tuntutan kemampuan kognitif yang lebih tinggi mengarah analisis, sistesis, evaluasi. Contoh :
Tunjukkanlah dengan sifat eksponen untuk menunjukan hasil operasi bilangan rel berikut :
Jika a bilangan real dan a ≠0, m dan n bulat positif makaberlaku (am)n = am.n
Bentuk pertanyaan yang harus dihindari adalah pertanyaan yang tidak efektif yaitu pertanyaan yang kurang atau tidak menuntut tanggapan jawaban verbal, biasanya menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah. Bentuk pertanyaan ini memiliki ciri-ciri : tidak punya focus, bertele-tele, dan tidak inspiratif. Pertanyaan tidak efektif tidak akan menjadi stimulus, tidak mampu merangsang respon, minat dan motivasi belajar siswa dalam menciptakan iklim dan suasana belajar yang menggairahkan serta menyenangkan. Pertanyaan yang efektif dengan tingkatan kognitif terendah (Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan) hingga kognitif yang lebih tinggi (Analysis, Synthesis dan Evaluasi) merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran untuk dapat mengukur keberhasilan meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa.
Pembelajaran matematika dengan metode induktif berbasis scientific melalui (mengamati, menanya, mencoba, menalar, membuat jejaring), adalah langkah-langkah dari metode ilmiah yang menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail menuju rumusan simpulan yang umum (induktif). Walaupun Matematika merupakan ilmu induktif berbeda dengan Kimia, Fisika dan Biologi sebagai ilmu induktif. Hal yang berbeda untuk suatu perubahan kearah kemajuan dimulai saat ini proses pembelajaran matematika akan selalu mengedepankan model pembelajaran induktif untuk menciptakan masyarakat ilmiah, dengan harapan memiliki sifat dan sikap ; mencintai kebenaran, objektif, rasional, bebas prasangka, dan selalu optimis.
Pada forum diskusi modul 2 DOL, saya banyak mendapat banyak pengetahuan tentang menerapkan secara tepat kapan dan pada saat apa pertanyaan efektif itu diberikan kepada siswa dalam proses belajar mengajar agar menciptakan sesi tanya jawab yang lebih bermanfaat dan lebih berkualitas.

Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun