Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seksualitas Dalam Pewayangan (6): Basudewa - Dewi Maerah

23 Februari 2025   16:21 Diperbarui: 25 Februari 2025   01:46 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basudewa Palsu dan Dewi Maerah - ChatGPT

Menyamar sebagai Basudewa Palsu, Gorawangsa dengan mudah masuk ke dalam istana Mandura tanpa dicurigai oleh siapa pun. Saat memasuki kediaman Dewi Maerah, ia disambut dengan kegembiraan dan rasa rindu oleh Dewi Maerah.

Dewi Maerah merasa terharu karena mengira suaminya pulang lebih cepat untuk menemaninya. Ia tidak menyadari bahwa suaminya yang datang adalah palsu. Dalam kepolosannya, ia menerima Basudewa Palsu dengan penuh cinta.

Gorawangsa yang menyamar berhasil memperdaya Dewi Maerah hingga terjalinlah hubungan khusus di antara mereka. Dengan tipu muslihatnya, Gorawangsa tidak hanya berhasil mempermalukan Dewi Maerah, tetapi juga menanamkan bibit kehancuran bagi Kerajaan Mandura.

Akibat Fatal: Diceraikan dan Diusir

Beberapa bulan kemudian, Dewi Maerah hamil. Awalnya, Prabu Basudewa yang asli merasa bahagia mendengar kabar kehamilan tersebut. Namun, kecurigaan mulai muncul ketika ia menghitung waktu kehamilan dan menyadari bahwa ia tidak pernah bersama Dewi Maerah pada periode tersebut.

Setelah melakukan penyelidikan dan bertanya langsung kepada Dewi Maerah, kebenaran pun terungkap. Dewi Maerah dengan polosnya menceritakan kedatangan "Basudewa" yang pulang dari perburuan lebih cepat. Menyadari bahwa istrinya telah ditipu oleh Gorawangsa, Prabu Basudewa murka.

Dalam kemarahan dan rasa kecewa, Prabu Basudewa menceraikan Dewi Maerah dan mengusirnya dari istana. Bahkan, ia sempat berniat untuk membunuhnya demi menjaga kehormatan kerajaan. Namun, atas permohonan Dewi Mahindra dan Dewi Badrahini, Prabu Basudewa mengurungkan niat tersebut dan hanya mengasingkan Dewi Maerah.

Beberapa bulan kemudian, Dewi Maerah melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Kangsa. Meskipun dibesarkan dengan kasih sayang, Kangsa tumbuh dengan kebencian dan ambisi untuk menguasai Kerajaan Mandura. Pada akhirnya, Kangsa menjadi pemberontak yang ingin merebut tahta ayah tirinya, Prabu Basudewa.

Komparasi dengan Kehidupan Nyata

Kisah ini mencerminkan realitas kehidupan yang sering terjadi dalam masyarakat. Beberapa pelajaran yang bisa diambil antara lain:

  1. Mengabaikan pasangan dapat membuka celah bagi pihak ketiga.
    Prabu Basudewa yang meninggalkan Dewi Maerah sendirian di istana tanpa perhatian, membuka peluang bagi Gorawangsa untuk masuk dan berpura-pura menjadi suaminya. Dalam kehidupan nyata, kurangnya perhatian dan komunikasi dalam hubungan bisa memicu hadirnya orang ketiga yang tampil dengan perhatian dan kasih sayang palsu.
  2. Anak hasil perselingkuhan sering membawa dampak psikologis dan sosial.
    Kangsa yang lahir dari hubungan terlarang digambarkan sebagai anak durhaka. Ini mencerminkan konflik batin yang sering dialami anak hasil perselingkuhan, seperti perasaan tidak diakui, kebingungan identitas, dan dendam terhadap orang tua.
  3. Penampilan bisa menipu.
    Gorawangsa menyamar dengan sangat sempurna, menunjukkan bahwa tidak semua yang terlihat baik itu asli. Dalam kehidupan nyata, seringkali orang yang tampil manis dan perhatian ternyata memiliki niat tersembunyi yang merusak hubungan orang lain.

Catatan Penting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun