Untuk mengetahui hal ini, penulis memberikan pertanyaan tersebut kepada wali murid di SD N BAMBUSARI melalui Whatsapp.
Umi, seorang ibu rumah tangga dan pedagang. Ia mengatakan bahwa proses pembelajaran daring kurang efektif diterapkan pada jenjang sekolah dasar.
“Kurang efektif ya menurut saya, karena kan anak nggak ketemu gurunya. Terus nggak denger langsung juga penjelasan dari guru.”
Selain itu ia juga mengeluhkan sulitnya mengajar anak yang sudah terbiasa dengannya, menurutnya anak akan susah jika diajar oleh ibunya sendiri karena tidak ada rasa sungkan sehingga cenderung sesuka hati ketika diminta belajar.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu rumah tangga lain. Atik yang tidak setuju dengan pembelajaran online atau daring. Menurutnya pembelajaran online akan sulit dijalani terutama baginya karena anaknya yang masih kelas 3 SD.
“Nggak setuju sih sebenarnya, kan anak saya masih kelas 3 kalau untuk mengoperasikan handphone sendiri untuk tugas itu belum bisa jadi harus didampingi terus. Padahal saya juga ada bayi, jadi kan repot juga” imbuhnya.
Mimin, seorang ibu rumah tangga juga memberikan pendapat yang sama. Ia mengeluhkan kurangnya fasilitas.
“Jujur saya terbebani, di rumah hanya ada satu smartphone itu pun dibawa bapaknya bekerja. Jadi kalau ada tugas ya harus nunggu bapaknya pulang, padahal kan bapaknya pulang malam anaknya juga sudah ngantuk”.
Masalah yang sama terkait kepemilikan hp, susah sinyal ataupun keterbatasan kuota internet juga diungkapkan oleh wali murid lain. Meski begitu mereka tetap mengikuti proses pembelajaran yang ada sambil berharap sekolah segera melakukan tatap muka terbatas sehingga semuanya dapat berjalan lancar seperti sebelumnya.