Mohon tunggu...
Toriq Furqon Al Mujaddid
Toriq Furqon Al Mujaddid Mohon Tunggu... Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Mahasiswa Magister Program Studi Ekonomi Pertahanan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang India-Pakistan: Lebih dari Sekedar Konflik, Inilah Ancaman Ekonomi dan Tantangan Pertahanan bagi Indonesia-ASEAN

9 Mei 2025   13:43 Diperbarui: 9 Mei 2025   13:43 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konflik India-Pakistan: Dampak Ekonomi dan Pertahanan terhadap Indonesia dan ASEAN

Di balik riuh berita tentang bentrokan di perbatasan dan retorika pedas para pemimpin, "Perang India-Pakistan" saat ini bukanlah sekadar konflik teritorial yang jauh dari jangkauan kita di Indonesia dan Asia Tenggara. Lebih dari sekadar gambar-gambar asap dan dentuman artileri di layar kaca, eskalasi yang terjadi menyimpan bara ancaman ekonomi yang nyata dan menguji fondasi pertahanan kawasan kita. Mari kita telaah lebih dalam, karena guncangan di anak benua India ini berpotensi menciptakan gelombang kejut yang tak terduga hingga ke jantung Asia Tenggara.

Ancaman ekonomi merayap perlahan namun pasti. Penurunan ekspor dan potensi kerugian devisa menjadi salah satu kekhawatiran utama. India dan Pakistan, sebelum konflik memanas, merupakan pasar ekspor yang signifikan bagi Indonesia. Data fiktif dari Kementerian Perdagangan menunjukkan penurunan ekspor batu bara ke India sebesar 31,42% pada Maret 2025 dibandingkan bulan sebelumnya, dan tren ini diperkirakan akan terus menurun seiring intensifikasi konflik dan penutupan jalur perdagangan. Gangguan ini berpotensi mengurangi devisa negara dan mempengaruhi neraca perdagangan secara keseluruhan.

Lonjakan harga energi dan inflasi impor menjadi momok berikutnya. Ketidakstabilan di Asia Selatan, kawasan strategis untuk jalur energi, telah memicu kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak mentah Brent secara fiktif tercatat melonjak 12% sejak awal eskalasi konflik (per 22 April 2025). Sebagai pengimpor neto minyak, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya akan merasakan tekanan inflasi impor yang signifikan, menggerogoti daya beli masyarakat dan meningkatkan biaya produksi di berbagai sektor industri.

Ketidakpastian investasi dan arus modal juga menjadi perhatian serius. Kawasan Asia Tenggara, yang selama ini dianggap sebagai kawasan yang relatif stabil, dapat terkena imbas sentimen negatif investor global. Data fiktif dari Bank Indonesia menunjukkan adanya outflow modal asing sebesar USD 1,7 miliar pada minggu pertama Mei 2025, sebagian diakibatkan oleh kekhawatiran terhadap ketidakstabilan geopolitik regional yang dipicu oleh konflik India-Pakistan. Investor cenderung mencari aset yang lebih aman di tengah gejolak global.

Di sisi pertahanan, tantangan mengintai dengan berbagai potensi risiko. Potensi gangguan keamanan maritim menjadi salah satu perhatian utama. Laut Arab dan jalur maritim di sekitar Selat Malaka merupakan urat nadi perdagangan dunia. Eskalasi konflik India-Pakistan berpotensi mengganggu keamanan jalur pelayaran ini, meningkatkan risiko pembajakan dan ancaman terhadap rantai pasok maritim Indonesia dan ASEAN. Peningkatan aktivitas kapal perang di kawasan tersebut juga meningkatkan tensi keamanan secara umum.

Ancaman gelombang pengungsi dan radikalisasi, meskipun geografisnya jauh, tidak bisa diabaikan sepenuhnya. Potensi masuknya kelompok ekstremis atau simpatisan konflik yang memanfaatkan kekacauan di Asia Selatan dapat menjadi ancaman jangka panjang. Jaringan terorisme regional dapat memanfaatkan situasi ini untuk merekrut anggota baru atau menyebarkan ideologi radikal. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) secara fiktif dilaporkan telah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman lintas batas.

Perlombaan senjata regional juga menjadi konsekuensi yang mungkin terjadi. Konflik antara dua negara bersenjata nuklir dapat memicu kekhawatiran di kawasan Asia Tenggara dan berpotensi mendorong negara-negara di kawasan untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka sebagai langkah antisipasi. Hal ini dapat mengalihkan fokus anggaran dari pembangunan ekonomi dan sosial yang lebih mendesak.

5 Dampak Utama pada Indonesia dan ASEAN :

  • Dampak Ekonomi: Penurunan Ekspor dan Gangguan Perdagangan. Konflik langsung mengganggu hubungan dagang antara Indonesia dan India serta Pakistan. Penutupan perbatasan dan jalur transportasi akan menghambat arus barang, menyebabkan penurunan volume ekspor komoditas penting seperti batu bara dan minyak sawit, yang berpotensi merugikan devisa negara dan sektor terkait. Gangguan rantai pasok global juga dapat terjadi akibat instabilitas di jalur pelayaran utama.

  • Dampak Ekonomi: Lonjakan Harga Energi dan Inflasi. Asia Selatan merupakan kawasan penting dalam lalu lintas energi global. Konflik yang berkepanjangan dapat memicu kenaikan harga minyak dan gas dunia akibat kekhawatiran gangguan pasokan. Sebagai negara pengimpor energi, Indonesia dan negara ASEAN lainnya akan menghadapi tekanan inflasi yang lebih tinggi, yang dapat menurunkan daya beli masyarakat dan meningkatkan biaya operasional bisnis.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun