Mohon tunggu...
Topik Nugroho
Topik Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Blogger

My Site https://www.seputarwisata.com/

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Mudik Lebaran, Tradisi Ramadan yang Tak Pernah Luntur

9 Mei 2019   14:03 Diperbarui: 9 Mei 2019   14:47 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik sudah mengakar dalam darah daging dan menjadi tradisi bagi umat muslim di Indonesia, dari segala penjuru daerah dan semua kalangan, saat waktu lebaran Idul fitri, mereka menggunakan waktu cuti lebaran untuk mudik ke kampung halaman. Agenda tahunan yang tak akan pernah luntur di penghujung bulan Ramadhan. Namun, tak semua dapat merasakan nikmatnya mudik lebaran karena kekurangan  finansial mereka yang tak membaik di tempat perantauan. Atau mereka menabung agar dapat membeli rumah di kampung atau kebutuhan lainnya.

Saya sebagai salah seorang perantau di Raja Ampat yang berasal dari Jogja. Setiap tahunnya, saya memiliki agenda mudik lebaran, meskipun untuk membeli tiket pesawat harus mengumpulkan uang terlebih dahulu. Karena mudik lebaran adalah salah satu moment berharga, di mana kita sebagai anak memiliki tangung jawab untuk bertemu dengan orang tua yang telah membesarkan kita dari bayi hingga dewasa. Mereka telah berjasa kepada kita, telah mendidik, menyekolahkan kita, menumbuhkembangkan kita hingga sampai sekarang ini. Kita tidak mampu membalas kebaikan orang tua yang telah membesarkan kita. Mudik merupakan salah satu moment berharga untuk meminta maaf kepada orang tua, mengunjungi orang tua yang sudah tua renta,  yang tak akan pernah terlewatkan meskipun saat ini transportasi udara, harganya melonjak sampai dengan 80%.

Tidak hanya saya, yang ikut merayakan mudik. Di era Jokowi ini layanan jalan tol sudah dibangun untuk para perantau yang berada di Jakarta. Sehingga mereka dapat menggunakan transportasi jalur darat menggunakan mobil pribadi tanpa harus terkena imbas kemacetan. Selain dari pada itu, Mudik kali ini berbeda dengan mudik lebaran tahun lalu bagi yang sering menggunakan pesawat untuk mudik. Kenapa? saat ini harga pesawat yang terbilang cukup tinggi sangat membuat para perantau ini kehabisan akal. Seperti saya ini harus membeli tiket murah dengan cara selalu mengecek setiap hari.

Awalnya harga tiket pesawat dari sorong ke Jogja versi tiketdotcom seharga 2,8 jutaan. Tapi adakalanya harga berubah ke 2,4 jutaan. Dan itupun benar-benar harus kita cek, karena harganya selalu berubah-ubah. Meskipun dari awal kita sudah cek dari  3 bulan yang lalu, dengan harga yang masih tetap sama yaitu 2,4 jutaan sebagai harga normalnya, sebelum kenaikan tiket pesawat. Harga dari sorong menuju Jogja ada kisaran 1,3 untuk pesawat Sriwijaya. Setelah sriwijaya masuk ke Garuda Group harganya naik sampai 100%. Apakah saat ini pemerintah belum memiliki standarisasi harga untuk tiket pesawat domestik ? 

Namun, sangat disayangkan dengan harga pesawat ke luar negeri, nampaknya lebih murah. Seperti maskapai pesawat air asia. Seandainya muncul pesaing baru di dunia permaskapaian apakah pesawat domestik akan turun kembali. Yang mana maskapai penerbangan menjadi salah satu transportasi yang mudah dan memberikan manfaat yang lebih terhadap para pemudik lebaran dari luar pulau Jawa ataupun dari berbagai penjuru Indonesia.

Setelah saya mendapatkan harga 2,4 jutaan untuk penerbangan dari Sorong ke Jogja, saya merasakan kebahagian tersendiri, karena memang saya bersama istri dan satu orang bayi yang juga harus membeli tiket pesawat. Apalagi gaji bulanan tidak cukup untuk membeli tiket pesawat, jika tidak menabung terlebih dahulu. Dan uang yang kita kumpulkan dari tiap tahun, hanya habis untuk membeli tiket pesawat karena gaji di Papua ini sangat kecil, aplagi TKD SMA dari tahun 2017 tidak dibayar dan pemda bilang akan diganti TPP yang belum dilaksanakan. Apakah semua guru harus demo terlebih dahulu untuk Tunjangan yang belum dibayarkan terkhusus Guru SMA Raja Ampat.

Semoga pada tahun-tahun selanjutnya harga tiket pesawat ini bisa kembali normal seperti dahulu kala, Dan semua hak guru-guru di daerah terpencil 3T dan hak guru pada umumnya diberikan, karena memang kebutuhan hidup di luar pulau jawa lebih besar dibandingkan di Jawa. Semoga kita sebagai perantau dari Jawa yang mendidik di kampung-kampung Papua, diberikan kesabaran agar bisa balik pulang ke jawa menjaga orang tua yang mulai tua renta. Amin...

Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun