Pasukan Diego Simeone adalah yang terbaik musim ini, Los Colchoneros mematahkan dominasi Barcelona dan Real Madrid yang dalam sepuluh tahun terakhir begitu superior dalam La Liga.
Namun, tahun ini di 38 gelaran La Liga, Atletico mampu membalikan prediksi dan bersaing ketat dengan raksasa La Liga hingga pertandingan terakhir. Luiz Suarez dan kawan kawan akhirnya mendapat akhir manis yang gemilang, juara Laliga musim 2020-2021.
Bertandang ke stadion Nuevo Jose Zorilla yang selama ini menjadi kandang Valladolid, Atletico harus menang untuk mampu amankan gelar yang berada di pelupuk mata, di saat yang bersamaan.
Rival sekota mereka yakni Real Madrid pun harus bisa mengalahkan Vilareal seraya berharap Atletico terpeleset agar bisa menyalip raihan angka. Meski sama sama berasal dari kota Madrid namun soal gengsi dan rasa tentu berbeda.
Pada awal babak pertama, racikan Diego Simeone yang menerapkan patron 4-3-3 kesulitan membongkar pertahanan Valladolid yang ditukangi pelatih Gonzales Sariano, bahkan Atletico harus menahan nafas karena kebobolan lebih dahulu oleh Valladolid di menit ke 18, melalaui skema serangan balik  nan cepat, dan Plano mampu mencetak gol dan membawa timnya unggul 1-0.
Namun memang Atletico memiliki mental juara, meski sempat tertinggal, mereka mampu menunjukan determinasi tingg dan pantang menyerah, jika kalah tentu saja perjuangan setahun penuh menjadi sia sia, di menit ke 57.
Dengan cerdik gelandang serang bernomor punggung 10, Angel Correa meliukan tubuhnya dan melewati tiga pemain Valladolid dan menghujamkan tendangan keras yang mampu merobek jala Valladolid yang dikawal Jordi Masip, skor pun menjadi imbang 1-1.
Luis Suarez membuktikan bahwa Atletico yang merekrutnya memang telah tepat memilihnya, pemain kontroversial yang pernah berseragam Liverpool mampu menjadi pahlawan bagi Atletico. Mungkin inilah tahun keberuntungan bagi Suarez untuk mengangkat trophy La Liga di dua klub berbeda.
Memanfaatkan lebar lapangan dan lengahnya barisan pertahanan Valladolid, bola dari tengah lapangan di maksimalkan oleh Suarez, dengan gerak cepat ia berlari dan menggiring bola tanpa kawalan para pemain Valladolid, dengan tendangan kaki kiri terukur di menit 67, Suarez mampu membalikan keadaaan, Valladolid di come back  2-1.
Dalam 38 pertandingan La Liga, Atletico mampu menang 26 kali, bermain imbang 8 kali dan mengalami kekalahan 4 kali. Rival terdekatnya yakni Real Madrid di laga terakhir mampu membungkam Villareal dengan skor 2-1, namun raihan point Madrid hanya 84 dan tak mampu mengejar Atletico.
Usai laga dengan skor 2-1, tampak wajah sumringah pelatih asal Argentina, Diego Simeone, klub yang dilatihnya juara kembali, terakhir Atletico berada di jalur mahkota juara La Liga pada musim kompetisi 2013-2014. Kini Atletico kembali merengkuh gelar prestisius sepak bola Spanyol.
Atletico telah merengkuh titel La Liga untuk kali kesebelas,prestasi ini bisa dibilang istimewa, diantara ketatnya rivalitas Barcelona dan Real Madrid yang dalam sepuluh tahun terakhir bergantian menjuarai La Liga, tahun ini Atletico memupus dominasi dua klub tersebut.
Atletico mampu membuktikan bahwa gelontoran jutaan euro untuk memboyong pemain terbaik belum tentu memberikan hasil positif, relatif Simeone untuk tahun ini tak belanja jor joran pemain.Diego Simeone untuk kali pertama menukangi Atletico Madrid pada tahun 2011-2012 menggantikan Gregorio Manzano.
Selama melatih Atletico dari tahun 2011 hingga saat ini, Simeone telah menghabiskan belanja pemain sebesar17,4, triliun dan mendatangkan 60 pemain.Â
Hasilnya bisa kita lihat bersama, Atletico madrid mampu menyalip dua kali juara diantara ketatnya persaingan Barcelona dan Real Madrid yang begitu ofensif jika belanja pemain.
Selamat untuk Atletico Madrid, kemenangan tahun ini terasa jadi lebih berbeda, karena rekan sekota mereka yakni Real Madrid malah tak mampu memboyong sebiji pun trophy untuk tahun ini. Luiz Suarez dan kawan kawan kwan memang sangat layak mendapatkan titel juara.
