Rencanakan Keuangan Saat Memasuki Ramadan
Bulan Ramadan selayaknya memang memerlukan kemampuan manejerial pengelolaan keuangan, sebuln penuh berpuasa sepertinya lebih ringan mengelola keuangan, namun justru itulah tantangan yang harus dihadapi. Perencanaan keuangan yang matang saat Ramadan perlu dilakukan. Acapkali saat berbelanja pun kecolongan, kok rasanya buah anggur terasa ranum di saat siang hari, dan kemudian ada dorongan untuk membelinya.
Namun apa daya ketika sore menjelang berbuka, justru si anggur nganggur nganggur saja karena tidak termakan, kadung sudah keluar uang dan ini contoh kecil tergiur untuk membeli namun malah dibiarkan begitu saja belanjaan tadi siang.
Kemarin uang masih ada segini, kok sekarang kurangnya jadi banyak banget, jangan buru buru nyalahin tuyul ho yang nyolong duit, kelemahan manusia adalah cepat lupa, trik agar sukses rencanakan keuangan adalah rajin mencatat keuangan. Bisa dengan cara manual dengan membuat buku kas harian dan mengisinya setiap hari sehingga pengeluaran mudah terdeteksi.
Atau juga mengunduh aplikasi pencatatan keuangan yang mampu membantu untuk pengeluaran dan pemasukan secara langsung di gawai sehingga pengeluaran tidak tercecer. Semakin rajin mencatat, kemungkinan untuk waspada dengan pengeluaran yang jor joran lebih terkontrol.
Senang dong dapat THR, ternyata tambahan penghasilan setahun sekali kaum pekerja bisa digunakan untuk perenacanaan keuangan jangka panjang lho. Reksadana pasar uang, tabungan, emas, deposito merupakan pilihan instrumen keuangan untuk dana darurat yang berasal dari THR yang kita sisihkan. Bisa kok memberlakukan tunjanga hari raya sebagai finansial goal, selain untuk dana darurat, hasil sisihan THR yang tak dihabiskan saat hari raya, bisa digunakan untuk membayar ongkos naik haji misalnya.
Ada banyak cara merencanakan keuangan saat Ramadan, setiap orang memiliki cara unik agar uang tak habis begitu saja, penulis berdoa agar kita semua mampu mengelola keuangan secara bijak, jangan malah memble setelah hari raya, nggak banget deh punya hutang setelah lebaran karena jor joran saat bulan puasa dan merayakan lebaran.
Tak Mudah Tergoda Penawaran
Sulit memang lepas dari jaring iming iming penawaran yang mempromosikan barang barang dengan harga lebih murah, harga diskonan biasanya menggoda sehingga yang tadinya cuma cuci mata malah jadi beli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Ingat lho apakah memang perlu baju baru atau hanya sekedar dorongan hasrat sesaat namun nantinya akan menyesal.
Sebelum melakukan window shopping alangkah cek dulu isi lemari pakaian, apakah memang ada baju atau celana yang memang perlu dibeli secara prioritas. Saat ini konsumen bukan melulu digoda dengan barang barang yang dipajang di etalase toko atau mall, dirumah justru godaan window shopping justru lebih besar.