Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tukang Obat dan Kenangan Pasar Pancur

22 November 2020   09:41 Diperbarui: 22 November 2020   09:44 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Pancur saat dalam masa renovasi pembangunan (dok Youtube Rohman)

Tukang obat di saat ini sedang ramai dibicarakan dan membuat penulis jadi teringat akan kenangan puluhan tahun silam dengan keberadaan tukang obat di pasar Pancur, satu satunya pasar di kecamatan Mandirancan saat itu.Pasar Pancur hanya dibuka setiap hari Rabu dan Sabtu, pedagang keliling pun memanfaatkan keramaian di hari pasaran.

Di belakang pasar ada hewan ternak yang diperjual belikan, bagian tengah ada penjual pakaian. Untuk posisi tukang obat berada di areal depan dan memilih pinggir jalan untuk tempat jualannya, jika tukang obat sudah menggelar lapak maka dipastikan ada kerumunan, beruntung saat itu belum ada Covid sehingga banyak orang berkerumun tidak dibubarkan.

Sebagai anak yang berseragam putih biru dimana hiburan masih jarang,  hadirnya tukang obat merupakan keseruan yang tak boleh dilewatkan, kadang kadang waktu istirahat pun jadi molor karena keasyikan nonton tukang obat.

Satu hal yang penulis kagumi dari tukang obat adalah kemampuannnya mengolah kata, narasi yang disampaikan memang kerap membuat orang tergerak untuk membeli dagangannya.Namanya juga tukang obat mungkin keahliannya meyakinkan orang dengan tutur katanya.

Biasanya tukang obat tak langsung memamerkan khasiat obat yang di jualnya, ada sesi prolog agar penonton berkumpul, yang penulis ingat adalah saat tukang obat memamerkan boneka yang bisa joged dan juga robot robotan, mungkin ini maksudnya menarik minat untuk kalangan anak anak.

Kemudian si tukang obat mengeluarkan beberapa kliping tabloid bola tentang tangguhnya Elias Pical di ring tinju dan kemudian menghubungkannya dengan obat yang ia bawa, jika kerumununan makin banyak maka tukang obat pun makin seru untuk bercuap cuap, entah di mana dia belajar orasi, namun memang begitulah tukang obat mesti pandai bersilat lidah.

Ada satu dua dari kerumunan yang membeli obat, soal nantinya obat itu manjur atau tidak bukan masalah utama, keramaian pasar dengan tukang obat adalah cerita seru masa lalu dipasar Pancur. Gegara tukang obat malah kadang kadang memilih bolos mengikuti mata pelajaran.

Tukang obat tak melulu mendominasi keriuhan pasar, yang lapaknya ramai adalah para penjual nomor Porkas atau SDSB, saat tu ketika judi tebak tebakan nomor masih legal di Indonesia, ada orang yang menawarkan  tebakan empat angka untuk jadi pemenang lotere.

Saat ini pasar Pancur telah direnovasi menjadi pasar yang lebih modern dengan bangunan yang kokoh, bukanya juga tidak hari Rabu dan Sabtu lagi, saat ini setiap hari Pasar Pancur menawarkan barang dagangan tiap hari dan menyediakan kebutuhan warga kecamatan Mandirancan,Pasawahan dan Pancalang. Tak terlihat lagi tukang obat yang mendemonstrasikan kelihaiannya mengolah kata, jadi kangen dengan tukang obat Pasar Pancur.

Dalam pekan ini tukang obat ramai dibicarakan,bukan karena ngetopnya dia menjajakan obat, tapi ya sudahlah yang viral memang selalu menyita perhatian sejenak, cuma sejenak saja semoga kegaduhan ini terjadi. Masih banyak persoalan bangsa yang mesti di tangani secara serius, misalnya penanganan Covid-19 yang hingga saat ini masih tetap terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun