Baru bisa nulis kembali setelah dua pekan kepaksa melipir dulu untuk rehat nulis di Kompasiana, yup memang benar juga apa yang didendangkan Letto dalam sebuah lagunya yang berlirik "Dan sering kali sial datang dan pergi tanpa permisi." Gambaran tersebut pas banget deh saat menimpa saya ketika hendak berangkat kerja. Niat sih kerja shift pagi namun dalam perjalanan malah takdir berkehendak lain, ceceran oli di jalanan membuat ban motor slip dan tak ayal lagi motor pun tergelincir.
Di belakang terdengar suara yang cukup keras dan ternyata ada dua atau tiga motor pun jatuh jua, di antara rasa kaget, sakit dan juga nyeri di bagian punggung, susah payah berusaha bangun. Ada beberapa pengendara motor memapah saya ke pinggir jalan, alas kaki terlepas entah kemana, suasana pun sedikit gaduh di lokasi jatuhnya motor. Beruntung dapat pertolongan dari sesama pengendara roda dua, berusaha tetap tenang dan mencoba menghubungi keluarga dan juga teman teman.
Pengendara roda dua yang acapkali dianggap biang keladi kemacetan, ugal ugalan dan juga sering melawan arus dan bersikap seenaknya ketika berada di jalan memang mungkin ada benarnya, namun di balik penilaian minus tersebut, sebenarnya para biker memiliki rasa solidaritas yang cukup tinggi lho. Mungkin ini cuma cerita recehan saya yang kebetulan memang dalam keseharian melakukan aktifitas dengan mengendarai motor.
Dan ketika terjadi kecelakaan, para pengendara motor atau sering disebut bikers ini mau menghentikan motornya dan membantu korban. Untuk sekedar menolong agar si korban bisa menepi ke tempat yang lebih aman atau juga menolong dengan suka rela. Mereka lakukan dengan spontan dan tanpa meminta imbalan apapun, ada ketulusan yang patut kita apresiasi.Setiap kita tak menginginkan musibah terjadi namun jika itu pun menimpa kita ternyata ada orang lain yang membantu, meski tak kenal namun mereka menolong semampu yang mereka bisa.