Tetiba emak tersedu di ujung telepon, emak yang biasanya tegar, emak yang seringkali terlihat kuat di mata anak anaknya, kini terisak dan mengucapkan satu kata yang rasanya memang pantas beliau ucapkan.
"Emak kangen Palembang, pengen pulang kampung dan bertemu saudara saudara di sana."
Beberapa jenak penulis tercenung mendengar penuturan emak, bisa memaklumi keadaan emak yang mengaku kangen ke sanak famili di 36 Ilir Palembang, beberapa kali emak ke Palembang dan itu pun sangat jarang, terakhir ke Palembang pada tahun 1999, bahkan ketika Mbah Zahra yang merupakan Ibu dari emak, alias nenek penulis wafat beberapa tahun lalu, emak tak sempat menyaksikan Nenek untuk terakhir kalinya.
Seusai kontak telepon, penulis pun mulai menghubungi kakak dan juga para keponakan untuk mendiskusikan rencana berlebaran di Palembang, sejujurnya inilah untuk kali pertama penulis menuju Palembang. Kesepakatan pun terjadi, berangkat ke Palembang melalui jalan darat dengan menyewa mobil dan biaya di tanggung rame rame alias urunan.
Menjaga Kekompakan Dalam Perjalanan 24 Jam Menuju Palembang
Gema takbir masih terdengar ketika mobil melaju di aspal, suasana lebaran memang begitu terasa syahdu, di mobil sejuta umat yang telah penuh, ada wajah wajah cerah karena akan ada pertemuan dengan keluarga di Palembang, tumpukan kardus dan juga aneka oleh oleh telah di persiapkan, meski berhimpitan namun serasa asyik asyik saja. Emak tampak bahagia karena keinginannya segera terwujud, bertemu dengan adik adiknya yang telah lama tak bersua.
Suasana jalan terlihat lenggang, jalan tol menuju Merak pun lancar jaya tanpa kemacetan, menjelang waktu maghrib akhirnya mobil pun tiba di pelabuhan penyebrangan Merak dan menunggu kapal untuk melintasi Selat Sunda. Dua jam perjalanan dari selat yang memisahkan pulau Sumatera dan Jawa, untuk penulis ini adalah kali kedua menaiki kapal penyebrangan, dahulu pernah sekali melintasi selat Sunda namun kali ini suasana jauh lebih meriah karena sekeluarga berada di kapal yang sama.
Kehangatan keluarga terasa saat dalam perjalanan, seusai rehat di pom bensin perjalanan pun di lanjut di jalur Trans Sumatera dengan tujuan menuju Lampung Tengah dan menembus ke arah Baturaja dan menuju tempat akhir yakni Palembang, beruntung kakak ipar yang memegang kemudi memang telah hapal jalur ke arah Palembang, meski sejujurnya penulis pun agak deg degan karena perjalanan malam hari dan di kanan kiri jalan terlihat  hutan yang jarang di dapati rumah rumah penduduk, namun akhirnya setelah mencapai perjalanan 24 jam, kota Palembang pun tertuju jua.
Di Sambut Aneka Kuliner Di Rumah Panggung Mbah Zahra
Amazing moment, kesampaian juga ke Palembang, bumi Sriwijaya di mana dalam darah ini pun mengalir gen dari garis keturunan Ibu, Melihat kembali Bibi, Paman, Sepupu yang puluhan tahun tak bertemu, dan yang paling seru adalah menjajal rumah panggung Mbah Zahra yang letaknya di belakang Masjid Rohmaniyah 36 Ilir, Kecamatan Gandus Kota Palembang. Dan keseruan berlanjut saat hidangan di sajikan.