Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara "Lieur" Mendapatkan Rumah Impian Adalah dengan Kredit, Dit, Dit, Dit

18 Oktober 2017   03:58 Diperbarui: 18 Oktober 2017   04:20 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bocah Gang Mawar dengan latar rumah penulis yang berpagar bambu(dokpri)

Selalu suka dengan cara KLA Project menuliskan lirik di setiap lagu yang di bawakannya, dari beberapa hits lagu yang di dendangkan oleh grup band legendaris ini, ada sebuah lagu yang gue banget yakni Belahan Jiwa. Lho apa hubungannya lagu tersebut dengan sebuah mimpi yang selalu ingin penulis wujudkan yakni memiliki rumah?

Di setiap lirik Belahan Jiwa seolah tersimpan sebuah energi bahwa perjuangan hidup  seberat apapun ada satu cita cita yang tersimpul,  keinginan untuk mewujudkan mimpi mempunyai 'istana' untuk orang yang di cintainya, yup istana tersebut adalah sebuah rumah idaman meski harus berliku untuk mendapatkannya, bersusah payah di antara usaha, kerja keras, air mata dan juga dengan do'a tentunya.

Tinggal di sebuah rumah kontrakan dengan kamar kamar berderet, jika musim hujan maka tak ayal lagi genangan air mampir ke dalam tanpa permisi. Selain itu kamar mandi pun di pakai bergiliran dengan sesama pengontrak sehingga di butuhkan kesabaran untuk menggunakannya. Apa boleh buat memang, ngontrak adalah pilihan sebelum benar benar memiliki rumah, sedangkan mimpi mempunyai rumah seakan menjauh di awang awang meski Bekasi di jejali puluhan perumahan namun apa daya tangan seolah tak bisa menjangkaunya. Mempunyai rumah bagi seorang pramuniaga yang bekerja di sebuah toko swalayan seakan pungguk merindukan bulan, cita cita yang seolah tak akan pernah tercapai.

Dari Mengumpulkan Brosur Perumahan Hingga Menempelkan Gambar Rumah Idaman Di Dinding

Impian rumah tetap terpelihara di pikiran, jalan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menabung, ada benarnya juga pepatah dahulu yang berbunyi " Sedikit demi sedikit, lama lama menjadi bukit". Menyisihkan penghasilan untuk di tabung dengan tujuan paling tidak persiapan agar mampu membayar uang muka perumahan. Gaji yang tak seberapa itu pun di hemat mungkin, ada kalanya harus rela mengorbankan keinginan untuk tidak membeli barang barang yang di incar.

Selain itu mulai kepoin beberapa perumahan yang ada di sekitaran wilayah Bekasi dengan mendatangi beberapa pameran perumahan yang di adakan. Membawa banyak brosur perumahan ke kontrakan untuk di ambil perbandingan antara harga rumah yang di tawarkan developer.

Mempertimbangkan juga jarak rumah dengan tempat kerja karena itu pun juga penting di lakukan karena menyangkut biaya transportasi. Sesuatu hal yang tak luput penulis lakukan dan ini sepertinya di luar logika tapi di lakukan juga, memasang gambar sebuah rumah idaman dan di atasnya di tulis dengan tinta spidol dengan kalimat " Suatu Saat Gue Punya Ini". Setiap memandang gambar rumah idaman dengan tulisan tersebut, semangat untuk mendapatkan rumah seakan menyala, membakar pikiran dan juga tersembul rasa optimisme bahwa satu ketika rumah impian akan segera terwujud.

Namun impian rumah seakan menjauh ketika sakit mendera, sedianya uang tabungan itu di pergunakan uang muka untuk mewujudkan impian memiliki rumah, sayang ternyata simpanan tabungan nyaris ludes untuk biaya pengobatan, maka impian rumah pun menjauh meski harapan memiliki rumah masih tetap ada.

KPR Sebuah Upaya Realistis Untuk Mewujudkan Mimpi Mempunyai Rumah

Map saat melakukan akad kredit KPR masih di simpan sebagai kenangan(dokpri)
Map saat melakukan akad kredit KPR masih di simpan sebagai kenangan(dokpri)
Dari sisa sisa energi pasca sakit, mimpi mempunyai rumah masih ada dan tetap ada, berpikir realistis setelah tabungan terkuras meski tidak sampai kosong glondangan. Pucuk di cinta ulam pun tiba, di daerah Cikarang Utara ada sebuah proyek perumahan yang jaraknya relatif dekat dengan tempat kerja, teman menginformasikan bahwa ada perumahan yang akan di dirikan dengan uang muka terjangkau dan juga cicilan yang tak begitu besar, maklumlah perumahan bersubsidi. Kabar baik rupanya dan sayang untuk di lewatkan begitu saja.

Setelah mendapatkan sejumlah uang dan di antaranya meminjam uang dari kakak, memberanikan diri jua ke kantor pemasaran rumah yang di maksud. Rasanya mimpi itu jadi kenyataan setelah melakukan proses booking fee, bertahun tahun berangan angan mepunyai rumah pada akhirnya mulai ada tanda tanda untuk memilikinya. Proses selanjutnya adalah melakukan wawancara dan akad kredit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun