Kompasianer, adakah kenanganmu di Jakarta yang membuatmu ingin mengenangnya walaupun nanti tidak lagi berstatus sebagai ibu kota? Apa yang membuatmu mencintai (tapi sekaligus kesal) dengan kota ini?
Bagaimana kelak kamu akan memandang Jakarta bila sudah tak lagi mencari nafkah di kota ini? Status apa yang menurutmu layak untuk disandang oleh Jakarta di kemudian hari? Pusat bisnis? Kota transit? Atau lainnya?  Silakan tambah label HUT 495 Jakarta (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.